HIDUPKATOLIK.COM – “Bersyukur atas kualitas hidup mencapai usia 40 Tahun hidup membiara merupakan sebuah anugerah yang luar biasa, tidak terlepas dari kasih kesetiaan Allah yang terselip di dalam kelemahannya dan oleh kemanusiaannya. Dalam diri Sr. Lucia Renjaan TMM, Allah menunjukkan kebesaran-Nya,” ungkap Pastor Aloysius Batmyanik, MSC di Gereja Paroki St.Theresia Buti, Merauke, pada hari Rabu, 8/12/2021 dalam Misa Syukur 40 Tahun Hidup Membiara Sr. Lucia Renjaan, TMM.
Misa dipimpin oleh Pastor Johanes Juenmo Kandam (Sekjen Keuskupan Agung Merauke, KAMe), dengan konsebran, Pastor Aloysius Batmyanik, MSC, Pasto Pius Oematan (Pastor Paroki Buti), dan Pastor Jack Renyaan. Misa ini dihadiri umat, biarawan-biarawati dan keluarga Ngilngof–Kei yang ada di Merauke.
Pastor Aloysius mengatakan, beryukur, pertama, karena Allah yang mencintai Sr.Lucia dun bukan hanya saat menjadi suster tapi Allah mencintai sejak dalam kandungan sudah merencanakan Sr.Lucia menjadi hamba dan abdi-Nya untuk menyatakan kasih-Nya kepada manusia. Kedua, lewat orang tua yang sejak kecil mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral, tatakrama hidup yang benar, iman kekatolikan sehingga muncul benih panggilan yang kokoh untuk menjadi seorang biarawati.
“Allah menunjukkan cinta-Nya hingga mendampingi sejak masa formasi sampai matang dalam biara hingga mencapai usia 40 tahun hidup membiara sebagai tanda bahwa Allah sungguh setia mencintainya. Oleh karena itu kita bersyukur karena Allah bekerja dalam hidupnya yang taat dan setia,” ungkapnya lagi.
Dalam sharingnya Sr. Lucia mengatakan, untuk mencapai 40 tahun hidup membiara tidak gampang. Perjalanan penuh lika-liku. Sejak menjalani masa formasi hingga ikrar kekal dan memasuki medan karya, menurutnya, semua tidak terlepas dari tantangan.
“Sejak kecil ingin jadi suster. Saya dididik dalam keluarga petani yang sederhana. Sejak usia tiga tahun, saya dibawah asuhan nenek saya. Di sana saya didik dengan sangat keras, pendidikan dulu ketat, karena kakek saya seorang guru agama yang pertama membawa agama Katolik masuk ke Tanimbar,” paparnya.
Sementara itu, Sr. Domitila, TMM dalam sambutannya mewakili Pimpinan TMM mengatakan, momen penting ini merupakan sebuah promosi panggilan, karena TMM belum ada satu calon pun dari Merauke padahal sudah cukup lama berkarya di sini. “Ini merupakan sebuah refleksi bagi para suster. Sejauh mana peran serta dalam melihat dan dalam sikap hidup yang memikat hati para pemudi yang ada di Buti yang merupakan pemilik tanah Marind,” ujarnya.
Thomas Kimko mewakili Bupati Merauke yang hadir malam itu berpesan bahwa TMM sudah berbaur dengan masyarakat. “Pesan saya mewakili pemerintah, rekrut dan panggil banyak pemudi asli Marind untuk menjadi suster,” ujarnya.
Laporan Helen Yovita Tael (Merauke)