web page hit counter
Minggu, 13 April 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

“Suster Profesor” Itu Kini Telah Menghadap Tuhan

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Pagi di Hari Raya Idul Fitri. Allah Sang Sumber hidup telah memanggil Sr. M. Ignatia FSGM (86) ke dalam kemuliaan kerajaan-Nya, Gisting, Senin, 31 Maret 2025 pukul 08.30.

Sr. M. Ignatia lahir tanggal 15 Oktober 1939 di Keceme, Yogyakarta dari buah cinta Leonardus Darmapawira dan Redempta Darmapawira. Jenazah Sr. M. Ignatia disemayamkan di Kapel Biara St. Yusuf, Pringsewu pukul 18.30.

Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo (kiri) mereciki jenasah Sr. M. Ignatia

Sebagian besar hidup dan pelayanan Sr. M. Ignatia di bidang kesehatan. Ia sangat memperhatikan para suster di komunitasnya. Juga di tempat di mana ia ditugaskan. Sr. M. Ignatia memiliki hati untuk menolong orang-orang kecil apalagi dengan kondisi kesehatannya yang buruk. Ia sering berkunjung ke kekeluarga-keluarga yang membutuhkan pertolongan dengan berjalan kaki. Itu membuatnya bahagia. Ia sangat dekat dengan masyarakat terutama saat ia bertugas di Tegal Arum, Baturaja, Dalem-Jawa Tengah, Metro, dan Nyukanghardjo.

Baca Juga:  Uskup Agung Medan, Mgr. Kornelius Sipayung OFM Can: Mengikuti Raja yang Menunggang Keledai

Julukan Kesayangan

Sr. M. Ignatia mendapat julukan kesayangan dari suster-suster senior. Mereka memanggilnya, “Profesor.”  Entah mengapa ia mendapat  julukan itu. Sedang dari para suster muda, ia lebih akrab dipanggil dengan nama: “Mbah Ig” atau “Suster Ig”.

Sr. M. Ignatia dikenal sebagai suster yang baik hati dan murah hati. Hatinya penuh belas kasih terutama kepada para pasien yang dilayaninya. Beliau sangat dekat dengan masyarakat terutama saat beliau bertugas di Baturaja-Tegalarum, Ndalem, Metro dan Nyukangharjo.

Prosesi pemakaman

Sr. M. Ignatia mempercayakan hidupnya pada Allah, melalui doa pribadi dan Ekaristi. Ia mempunyai devosi yang kuat kepada Bunda Maria. Sering saat tengah malam Sr. M. Ignatia berdoa di depan Gua Maria atau patung Maria Mantel.

Baca Juga:  Produktif di Masa Tua, Bagaimana Caranya

Pada tanggal 24 Maret 2025 kondisi Sr. M. Ignatia mulai menurun. Para suster menemani dan mendoakannya secara bergiliran. Saat itu juga ia menerima sakramen pengurapan orang sakit dari Pastor Hubertus Andry Kurniawan SCJ. Pada tanggal 31 Maret 2025 kondisinya semakin menurun. Pukul 08.30 Sr. M. Ignatia pergi menghadap Bapa di surga didampingi doa-doa para suster. Tuhan yang baik itu telah mengambil seluruh penderitaannya dan memberinya kebahagiaan yang kekal bersama para kudus dalam kemuliaan kekal.

Misa Requiem diadakan di Kapel Biara St. Yusup, Pringsewu, 2 April 2025 dipimpin oleh Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo didampingi para romo.

Pemberkatan di makam oleh Pastor Paroki Pringsewu, Pastor Agustinus Tri.

Dalam khotbahnya Uskup mengatakan, hidup Sr. M. Ignatia memberi kesaksian tentang kerahiman Allah. Ia menjadi saluran rahmat, menjadi garam dan terang dunia. Ia mengikuti jejak hidup Kristus dan turut ambil bagian menguduskan dunia. “Ini yang menjadi tolok ukur pengadilan Allah: memberi makan kepada yang lapar, mengunjungi orang yang dipenjara, memberi pakaian kepada yang telanjang,” kata Uskup. Usai Perayaan Ekaristi dilanjutkan pemakaman di Makam Biara St. Theresia, Pringsewu.

Baca Juga:  Maria Dolores Rosique: Membawa Relikui Acutis kepada Anak Sakit

Sr. M. Fransiska, FSGM (Kontributor, Lampung)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles