web page hit counter
Rabu, 26 Maret 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Bersatu dalam Doa bagi Kesembuhan Paus Fransiskus, Kepala Negara Vatikan

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – “ALLAH Bapa yang Maharahim, kami bersyukur atas pelayanan penuh kasih Paus Fransiskus dan kehadirannya yang telah menginspirasi serta membangkitkan pengharapan bagi banyak orang. Kami mohon, dampingilah Paus Fransiskus dalam sakitnya, dan berkatilah semua orang yang terlibat dalam proses perawatannya. Bersama Bunda Maria, ibu dan teladan iman, serta Bapa Yosef, mempelainya yang amat setia, kami serahkan seluruh doa dan permohonan ini untuk kedamaian dan kesembuhan Bapa Suci Fransiskus, dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.”

Untaian doa nan indah penuh pengharapan ini tertulis pada lembaran doa yang dibagikan kepada setiap insan yang mengikuti Perayaan Ekaristi dengan intensi khusus, yakni memohon kesembuhan bagi Paus Fransiskus yang saat ini tengah menjalani perawatan medis di RS Agostino Gemelli di Roma, Italia.

Paus Fransiskus disambut secara antusias di Katedral Jakarta pada kunjungannya ke Indonesia, 3-6 Septermber 2024.

Meski hujan mengguyur sebagian wilayah Ibu Kota, sore hari itu, Selasa, 4 Maret 2025 – sehari sebelum Rabu Abu atau permulaan Masa Prapaskah, puluhan umat Katolik memadati Kapel St. Albertus Magnus Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya di Jakarta Selatan untuk bersama-sama mendoakan pemimpin Gereja Katolik tertinggi di dunia tersebut.

Menurut penyelenggara, Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN), kehadiran Paus Fransiskus di tengah-tengah umat Katolik Indonesia pada awal September 2024, yang merupakan bagian dari rangkaian Kunjungan Apostolik atau kunjungan resmi yang dilakukan oleh Paus, masih terasa begitu hangat.

“Kita bersyukur pada hari ini kita boleh merayakan Perayaan Ekaristi yang diinisiasi oleh LP3KN sebagai bagian dari rasa cinta dan kepedulian kita kepada Bapa Suci Paus Fransiskus. Aura kehadiran Bapa Suci masih dirasakan sedemikian kuat di tengah-tengah kita,” ujar Pastor Aloysius Budi Purnomo, Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia. Ia bersama Pastor Stevanus Harry Yudanto, Kepala Campus Ministry Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, memimpin Perayaan Ekaristi yang juga diikuti sejumlah umat Katolik secara daring tersebut.

Baca Juga:  Berziarah Pengharapan Bersama Paus Fransiskus

Tak hanya Jakarta, doa bagi kesembuhan Paus Fransiskus juga senantiasa mengetuk pintu surga dari berbagai pelosok Tanah Air. Bahkan mereka yang menyampaikan doa bukan hanya umat Katolik tapi juga umat beragama lain, termasuk Menteri Agama Nasaruddin Umar, yang pernah mencium kening Paus Fransiskus saat Bapa Suci mengunjungi Masjid Istiqlal – terbesar di Asia Tenggara – dalam Kunjungan Apostolik tahun lalu.

Dunia juga terketuk. Alunan Doa Rosario terdengar merdu di berbagai negara. Di Lapangan St. Petrus, Kota Vatikan, misalnya. Ribuan orang, termasuk kardinal, uskup, dan anggota Kuria Romawi, bersatu dalam doa bagi kesembuhan Paus Fransiskus pada akhir Februari lalu, tak lama setelah Kepala Negara Vatikan yang sangat berpengaruh ini mulai menjalani perawatan di RS Agostino Gemelli pada tanggal 14 Februari 2025 akibat pneumonia bilateral. Sejak saat itu, ribuan orang berkumpul di sana setiap hari untuk mendaraskan Doa Rosario bagi kesembuhan Paus Fransiskus.

“Selama 2.000 tahun, umat Kristiani selalu mendoakan Paus ketika ia berada dalam bahaya atau menderita sakit. Sejak Paus Fransiskus menjalani perawatan di RS Gemelli, doa terus menerus dipanjatkan kepada Tuhan oleh umat beriman dan berbagai komunitas Kristiani di dunia,” ujar Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, seperti dikutip Vatican News.

Perkembangan

            Kantor Pers Takhta Suci menyebutkan bahwa Paus Fransiskus, yang kini berusia 88 tahun, dibawa ke RS Agostino Gemelli setelah melakukan sejumlah audiensi guna mengikuti beberapa tes diagnostik yang dibutuhkan dan melanjutkan pengobatan untuk penyakit bronkitis yang dideritanya sejak beberapa hari sebelumnya.

Baca Juga:  Paus Fransiskus Sapa Umat dari Balkon RS Agostino Gemelli

Melihat kepedulian begitu besar dari berbagai pihak kepada Paus Fransiskus, Kantor Pers Takhta Suci secara rutin mengeluarkan pernyataan terkait perkembangan kondisi kesehatan Bapa Suci melalui portal berita milik Takhta Suci tersebut.

Ibarat roller coaster, kondisi kesehatan Paus Fransiskus naik-turun. Pada tanggal 28 Februari 2025, misalnya, Kantor Pers Takhta Suci menyampaikan bahwa kondisi saluran pernafasan Bapa Suci memburuk akibat bronkospasme atau penegangan otot-otot yang melapisi saluran udara (bronkus) pada paru-paru. Meski tetap sadar, ia segera menjalani aspirasi bronkial dan memakai ventilasi mekanik noninvasif untuk meningkatkan kadar oksigen.

Sehari kemudian, kondisi klinis Paus Fransiskus dikabarkan stabil meski ia secara bergantian tetap menggunakan ventilasi mekanik noninvasif dan oksigen dosis tinggi dalam jangka waktu lama untuk menjaga pertukaran gas.

Kondisi ini menyebabkan Paus Fransiskus tidak dapat memimpin tradisi Romawi kuno yang dihidupkan kembali oleh Paus Yohanes XXIII. Menurut tradisi ini, Paus biasanya memulai liturgi “stasioner” Rabu Abu di Gereja Sant’Anselmo sebelum memimpin prosesi pertobatan di Basilika Santa Sabina di Bukit Aventine di Roma, Italia, di mana ia memimpin Perayaan Ekaristi. Untuk itu, Kardinal Angelo De Donatis, pejabat Vatikan yang bertanggung jawab atas pengampunan dosa, menggantikannya dalam memimpin perayaan tradisional ini pada tanggal 5 Maret 2025.

Pernyataan terkini yang dikeluarkan pada tanggal 6 Maret 2025, saat penulisan artikel ini, Kantor Pers Takhta Suci menyebutkan bahwa kondisi klinis Bapa Suci stabil dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Ia tidak mengalami gangguan saluran pernafasan dan terus menjalani fisioterapi motorik dan saluran pernafasan. Ia juga tidak mengalami demam. Meski demikian, prognosis tetap dipantau. Bahkan ia terlibat dalam beberapa kegiatan, baik pada pagi maupun sore hari. Di sela-sela kegiatan ini, ia istirahat. Sebelum siang, ia menerima Sakramen Ekaristi.

Baca Juga:  Pendirian Provinsi Baru Ordo Karmel di Negara Indonesia
Umat berdoa di Basilika Santo Petrus untuk kesembuhan Paus Fansiskus.

 

Pada tanggal yang sama, Vatican News memuat rekaman suara Paus Fransiskus dalam Bahasa Spanyol, yang berisi ucapan terima kasih atas semua doa yang dipanjatkan bagi kesembuhannya. “Saya menyampaikan terima kasih dengan sepenuh hati atas doa-doa yang kalian panjatkan bagi kesembuhan saya dari Lapangan St. Petrus. Saya bersama kalian di sini. Semoga Allah memberkati kalian, dan semoga Perawan Maria melindungi kalian. Terima kasih,” demikian ungkapan hati Bapa Suci.

Spekulasi

Di tengah situasi seperti ini, sebuah spekulasi terkait pengunduran diri Paus Fransiskus muncul ke permukaan. Namun Kardinal Parolin, orang nomor dua di Negara Vatikan, membantah tegas spekulasi tak berdasar ini.

Dalam sebuah wawancara dengan Majalah Italia, Corriere della Sera, prelatus asal Italia tersebut mengatakan bahwa “saat ini fokus kami adalah kesehatan Bapa Suci, kesembuhannya, dan kembalinya ia ke Vatikan – hal-hal inilah yang paling penting.”

Ia juga mengatakan, seperti dikutip Vatican News pada tanggal akhir Februari lalu, bahwa ia sejujurnya tidak tahu soal manuver seperti itu dan – dalam kasus apa pun – ia berusaha untuk tidak mau tahu. “Di sisi lain, saya kira wajar jika rumor tak berdasar beredar atau komentar kurang tepat muncul saat situasi seperti ini – tentu ini bukan kali pertama. Namun saya tidak percaya ada gerakan tertentu terkait hal ini, dan sejauh ini saya tidak mendengar apa pun tentang itu,” ujarnya.

Katharina Reny Lestari

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 11, Tahun Ke-79, Minggu, 16 Maret 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles