HIDUPKATOLIK.COM – Dalam rangka merayakan Tahun Yubileum 2025 dengan tema Penziarah Pengharapan, para guru dan karyawan SD Santo Yosef Tarakanita Surabaya melaksanakan kunjungan ke Biara Suster CB di Jemur Andayani, Surabaya. Kegiatan ini selaras dengan seruan Bapa Suci Paus Fransiskus yang mengajak umat Katolik untuk merayakan Tahun Yubileum 2025 sebagai momen memperbarui iman, harapan, dan semangat pelayanan.
Paus Fransiskus dalam seruannya menekankan pentingnya memperdalam kehidupan rohani dan menghidupkan kembali semangat peziarahan sebagai bentuk perjalanan iman yang menuntun umat Katolik untuk merenung, bertobat, dan menumbuhkan harapan di dalam Tuhan. Tema Penziarah Pengharapan yang diangkat oleh Yayasan Tarakanita ini, mencerminkan semangat tersebut, mengajak setiap guru dan karyawan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, sekaligus memperkuat komitmen mereka dalam melayani sesama, khususnya dalam bidang pendidikan.

Acara yang digelar pada Minggu pagi, 9 Maret 2025, dimulai dengan sambutan hangat dari para suster yang ada di biara CB. Kepala SD Santo Yosef Tarakanita, Antonius Gunarto, menyampaikan, “Kunjungan ke Biara CB ini adalah bagian dari perjalanan iman kita. Di tahun yubileum ini, kami ingin lebih mendalami makna pengharapan dan semangat pelayanan kepada Tuhan dan sesama.”
Para guru dan karyawan diajak untuk melihat lebih dekat sejarah spiritual Biara Suster CB, yang disampaikan oleh Suster Katarina, CB. Kehadiran biara Kongregasi Suster CB di Surabaya atas undangan Uskup Surabaya, Mgr. Johannes Antonius Maria Klooster, CM dan terutama sebagai tempat transit bagi para suster yang melakukan perjalanan ke komunitas di Nusa Tenggara Timur. Menyadari kebutuhan akan rumah dan komunitas yang lebih permanen, pada tahun 1970 dimulailah pencarian rumah untuk menjadi biara. Rumah pertama yang digunakan adalah di Jalan Bendul Merisi No. 11, yang menjadi induk komunitas pertama di Surabaya, yang beranggotakan Sr. Rufina CB, Sr. Angela CB, dan Sr. Bernadet CB.
Dalam perkembangan waktu, para suster kemudian mendirikan karya pendidikan, mulai dari mengelola TK-SD R.A. Kartini pada tahun 1973 di Jalan Jagir Sidomukti, dan pada tahun 1985 Yayasan Mardiwidjana menghibahkan pengelolaan SD-SMP Santo Yosef di Jalan Joyoboyo kepada Kongregasi Suster CB di bawah Yayasan Pendidikan Karolus Borromeus (YPKB). Di kompleks Jemur Andayani, didirikan Biara Susteran CB, TK Santo Carolus (1982) dan SD Santo Carolus (1983) dan para suster mengelola pendidikan dengan penuh dedikasi dan berkembang hingga SMA Santo Carolus.
Dalam sambutannya, Suster Imelda Nadeak, CB selaku pimpinan komunitas Biara dan juga Kepala Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Surabaya menyampaikan, “Kongregasi menanggapi tahun rahmat jubilee ini dengan berbagai sarana yang dilakukan untuk semakin mengalami rahmat-rahmat yang diberikan oleh Tuhan melalui refleksi. Kongregasi CB memiliki karya kerasulan Pendidikan, Kesehatan, dan Sosial Pastoral. Maka, seluruh karya kerasulan yang ada di bawah Kongregasi CB ikut ambil bagian untuk merefleksikan tahun rahmat ini.”
Kunjungan kali ini lebih dari sekadar perjalanan fisik, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang memberi kesempatan kepada para guru dan karyawan untuk merenungkan komitmen mereka sebagai pendidik dan pelayan masyarakat. Salah seorang guru menambahkan, “Ini adalah waktu yang sangat berharga, di mana kami bisa memperdalam kedekatan kami dengan Tuhan dan memperbarui semangat kami dalam melayani anak-anak didik.”

Penziarahan dalam Gereja Katolik merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan melalui tempat-tempat yang dianggap suci. Di dalam tradisi ini, peziarah diajak untuk merenung, bertobat, dan memperbaharui komitmen hidup spiritual mereka. Tahun Yubileum 2025 memberikan kesempatan khusus bagi umat Katolik untuk meresapi makna dari pengharapan dan perjalanan iman mereka.
Kegiatan ini juga mengingatkan pentingnya kesatuan antara spiritualitas dan pendidikan. Sekolah Katolik, seperti SD Santo Yosef Tarakanita, senantiasa berusaha mengembangkan iman dan nilai-nilai Kristiani tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga melalui pengalaman-pengalaman rohani seperti peziarahan ini.
Acara ini menjadi momen refleksi dan pembaharuan bagi seluruh peserta, yang berharap agar kegiatan seperti ini dapat terus menginspirasi guru dan karyawan dalam pelayanan pendidikan untuk memperbarui hidup rohani dan terus melayani dengan penuh kasih, sesuai dengan semangat Tahun Yubileum 2025.
Loporan Ratih June