web page hit counter
Senin, 31 Maret 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Air Mata, Bunga dan Lilin untuk Paus Fransiskus; PM Italia: Kami Sempat Bercanda

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Pelangi di atas Rumah Sakit Gemelli di Roma pada hari Selasa (18/2) seolah membawa pertanda baik bagi pasien paling terkenalnya. Namun, kondisi Paus Fransiskus tampaknya justru memburuk. Selain mengalami infeksi saluran pernapasan yang rumit, pemimpin umat Katolik berusia 88 tahun itu kini juga berjuang melawan pneumonia.

“Lihat saja, itu tertulis di sini,” kata seorang warga Roma sambil menunjuk ke sebuah koran yang ia baca untuk mengisi waktu di depan departemen oftalmologi. Judul utamanya berbunyi: “Paus Fransiskus sakit parah.” “Ini benar-benar menyedihkan,” ujarnya sambil berusaha menahan air mata.

Perasaan serupa dirasakan banyak orang, baik pengunjung, pasien atau staf media yang berada di rumah sakit besar milik Gereja Katolik di barat laut Roma ini pada hari Rabu (19/2/2025). “Ya, Paus Fransiskus dirawat di lantai sepuluh, tapi kami tidak tahu lebih banyak!” kata seorang petugas resepsionis. Banyak yang menanyakan kondisi pemimpin Gereja Katolik itu, tetapi petugas resepsionis itu tetap menjaga kerahasiaan. “Anda bisa berdoa untuknya di kapel,” sarannya.

Baca Juga:  Dua Sekolah Tarakanita Raih Juara Lomba Kebersihan Sekolah 2025

Di ruang doa yang dinamai sesuai pendahulu Paus Fransiskus, Yohanes Paulus II, beberapa orang duduk khusyuk di bangku kayu. Di bagian belakang sebelah kiri, tepat di samping altar kecil Bunda Maria, seorang umat berdoa untuk Paus, seperti yang ia tegaskan. “Tentu saja saya menyukainya—bagaimana mungkin tidak?” katanya. Ia tahu akan ada misa nanti. Setelah itu, ia kembali melipat tangannya dalam doa.

“Tapi ini sungguh berat”

Perempuan itu, yang sedang duduk di kursi logam ruang tunggu poliklinik, memiliki kisah tersendiri dengan pemimpin Gereja yang telah menjabat hampir dua belas tahun itu. “Saya menamai putra saya Francesco—mengambil nama dari Paus!” ungkapnya. “Karena pada hari pemilihannya, 13 Maret 2013, saya mengalami komplikasi kehamilan. Tapi semuanya berjalan baik dan anak saya lahir dengan selamat,” kata Maria, sembari menghapus air mata di balik kacamata. Ia hanya berharap yang terbaik untuk Paus. “Tapi ini sungguh berat,” katanya, menggelengkan kepala dengan pasrah.

Baca Juga:  Rosa! Bukan Pink, Warna Liturgi Katolik

Sementara itu, di toko buku Rumah Sakit Gemelli, Paus Fransiskus tersenyum dari sampul autobiografinya yang baru terbit beberapa minggu lalu, berjudul Hope (Harapan)—sebuah judul yang sangat relevan dengan situasi saat ini. Tumpukan buku itu tersusun rapi di dekat pintu masuk. Versi bahasa Inggrisnya juga tersedia dan buku ini kini menduduki peringkat keempat dalam daftar buku terlaris di Italia. Di dekat kasir, berbagai buku lain karya Paus Fransiskus juga menarik perhatian para pelanggan.

Di area luar rumah sakit yang luas itu, suasana tampak tegang. Polisi berpatroli dengan langkah yang tampaknya santai, tetapi tetap mengawasi lalu lalang pengunjung dan staf. Banyak orang menatap ke atas, ke arah “sayap Paus” yang sangat tertutup di lantai sepuluh.

Perdana Menteri Meloni di Sisi Tempat Tidur Paus

Tanpa diketahui publik, seorang pengunjung penting berhasil menemui Paus pada hari Rabu: Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, datang menjenguknya, sebagaimana dikonfirmasi oleh kantornya, Palazzo Chigi. Meloni menyampaikan harapan terbaik untuk kesembuhan Paus atas nama seluruh bangsa dan pemerintah Italia. “Saya sangat senang menemukannya dalam keadaan sadar dan bisa diajak bicara. Seperti biasa, kami sempat bercanda,” ujar Meloni. “Dia belum kehilangan selera humornya yang khas.”

Baca Juga:  Uskup Sibolga, Mgr. Fransiskus Berbagi Sukacita bagi 50 Keluarga yang Muslim

Sementara itu, di Rotunda, di sekitar patung monumental Yohanes Paulus II—yang juga sering dirawat di Gemelli—orang-orang telah meletakkan bunga dan menyalakan lilin untuk Paus Fransiskus. Tulisan “Jangan takut” terpahat di patung itu—konon merupakan kata-kata terakhir Paus asal Polandia yang wafat dua puluh tahun lalu, pada bulan April. Kini, di tempat itu juga terdapat surat dan kartu kecil bertuliskan “Untuk Paus Fransiskus.” Hujan telah memadamkan sebagian lilin yang menampilkan wajahnya.

Bene Xavier (Austria) Dari sumber katholisch.de

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles