HIDUPKATOLIK.COM – Program Paroki Tangguh Bencana ini merupakan program Caritas Indonesia (Karina). Maka untuk merealisasikan program itu, Badan Pengurus Caritas Indonesia bersama tim kerjanya melakukan pertemuan dengan Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo, Panti Wreda Griya Nugraha (PWGN), Senin, 10 Februari 2025.
Selain Uskup Tanjungkarang hadir juga Kuria Keuskupan Tanjungkarang: Vikjend Keuskupan Pastor Adrianus Satu Manggo Sekretaris Uskup Pastor Nicolaus Heru Adrianto, Ekonom Keuskupan Pastor Antonius Untoro . Pertemuan ini juga diikuti oleh Tim Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Caritas Keuskupan Tanjungkarang.

Dari Caritas Indonesia hadir Ketua Badan Pengurus Caritas Indonesia Mgr. Aloysius Sudarso SCJ (Uskup Emeritus Keuskupan Agung Palembang), Ketua Komite Tanggap Daruta Pastor Agustinus Darwanto, Koordinator Emergency Respon Rudy Raka dan Perwakilan Caritas Jerman, Leoni.
Keuskupan Tanjungkarang menunjuk tiga paroki yang dijadikan pilot project, yakni: Paroki Sidomulyo, Paroki Liwa, dan Paroki Telukbetung.
Mgr. Sudarso dalam pertemuan itu menjelaskan sekilas tentang Carina Indonesia beserta salah satu programnya, Paroki Tangguh Bencana. Lalu Uskup memberikan kesempatan kepada Tim Caritas untuk mempresentasikan hal tersebut.

Pastor Darwanto menyampaikan mengenai program Paroki Tangguh ini di mana untuk tahap pertama ini ada 6 Keuskupan yang dipilih sebagai sasaran program. Salah satunya adalah Keuskupan Tanjungkarang.
“Keuskupan Tanjungkarang terpilih karena berpotensi bencana cukup tinggi. Selain itu, berdasarkan analisa kami Keuskupan ini memiliki potensi sebagai lembaga Caritas yang luar biasa. Sumber Daya Manusianya perlu didampingi dan dikelola agar lebih baik lagi dalam menanggulangi bencana,” ujar Pastor Darwanto sambil tersenyum.
Lalu ia memberi contoh saat banjir bandang melanda Desa Way Lunik, Kecamatan Panjang, Lampung. Semua terlibat. Berbagai kongregasi, umat dari komunitas-komunitas semua turut ambil bagian membantu korban banjir. Paroki-paroki terdekat pun bersinergi: Paroki Tanjungkarang, Kedaton, Panjang, dan Teluk.
“Ini bukti bahwa Keuskupan Tanjungkarang mampu berkoordinasi dengan baik dalam waktu singkat untuk membantu masyarakat yang saat itu sangat membutuhkan pertolongan,” tambah Pastor Darwanto.

Ke depan secara teknis akan diadakan serangkaian pertemuan dan pelatihan (TOT) untuk para relawan dari paroki-paroki yang ditentukan oleh Keuskupan. Outputnya akan menjadi animator Paroki Tangguh Bencana. Pembentukan kapasitas paroki juga untuk memudahkan koordinasi. Sehingga mereka yang memiliki hati untuk membantu sesama yang sedang dalam kesulitan tahu apa yang harus mereka lakukan. Program ini tidak sekali jadi, tetapi akan berjalan selama dua tahun ke depan.
Gayung bersambut
Menurut Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Tanjungkarang Agustinus Sunarto pertemuan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan membangun komitmen bersama dalam mengembangkan program Gerakan Paroki Tangguh. “Supaya terjalin kolaborasi yang efektif antara Paroki dan Keuskupan serta antara relawan, aktivis, dan para penggiat kebencanaan lainnya dalam ketangguhan bencana di Wilayah Keuskupan Tanjungkarang,” ujarnya.
Maka ia menyambut baik kedatangan pihak Caritas Indonesia. “Ini kehormatan bagi kami. Terimakasih atas kepercayaan ini. Bencana yang terjadi di keuskupan kami bukanlah hal yang baru. Sejak saya diberi SK oleh Uskup untuk di bidang PSE ini, bencana alam sudah jungkir balik,” kata Rm. Agus. Bencana yang terakhir adalah banjir di daerah Way Lunik, Umbul Besar Lampung Selatan dan di Sumur Kucing Lampung Timur. “Kami sigap memberi pertolongan,” tambahnya.

Relevan dan mendesak
Di akhir sesi Uskup Tanjungkarang mengatakan, pertemuan sosialisasi ini sangat selaras dengan Arah Dasar VIII Keuskupan Tanjungkarang Tahun 2025: Tahun Keadilan Sosial Kemanusiaan. Gereja dipanggil untuk berbakti kepada dunia, kepada masyarakat luas. Gereja tidak hanya menghadirkan rasa belas kasih, tetapi Gereja hadir untuk kesejahteraan bersama.
“Jadi ini kebutuhan yang kongrit, relevan, dan mendesak. Ke depan seluruh paroki di Keuskupan Tanjungkarang akan dijadikan Paroki Tangguh Bencana,” harap Uskup.
Sr. M. Fransiska, FSGM (Kontributor, Lampung)