web page hit counter
Minggu, 16 Maret 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Romo Mangun Berjuang demi Manusia dan Bangsa, Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Melanjutkan upaya mengusulkan Pastor Y.B. Mangunwijaya atau Romo Mangun sebagai pahlawan nasional, digelar seminar dan peluncuran buku antologi esai akademik yang berisi perjuangan Romo Mangun selama hidupnya.

Kegiatan berlangsung di aula Bonaventura Kampus III Universitas Atma Jaya Yogyakarta (10/2/2025) dengan menghadirkan empat narasumber akademisi: Al Makin (Universitas Islam Negeri Yogyakarta),  Wiryono Raharjo (Universitas Islam Indonesia Yogyakarta), G. Budi Subanar, SJ (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta) dan Arum Yudarwati (Universitas Atma Jaya Yogyakarta).

Para pembicara pada launching.

Buku berisi kumpulan esai dari 30 penulis dan orang orang yang mengenal kiprah Romo Mangun di berbagai bidang. Editor buku ini, St. Sularto menyampaikan dalam paparannya bahwa buku ini sungguh disiapkan dengan cermat guna memenuhi syarat pengajuan Romo Mangun sebagai pahlawan nasional. Bahkan oleh Kardinal Ignatius Suharyo, buku ini dikomentari sebagai opus magnum, karya besar karena berisi begitu banyak pemikiran besar terkait Mangunwijaya.

St. Sularto

Acara yang digelar IKAFITE ini bertepatan dengan 26 tahun wafat Romo Mangun, juga dihadiri perwakilan lembaga pemerintah. Tri Susilastuti Aks (Kabid Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial DIY) menyampaikan bahwa Pemerintah DIY juga dan menyambut baik dan mendukung seminar daerah pengusul penganugerahan gelar pahlawan nasional juga mendukung pengusulannya. Setelah memberikan sambutan dilanjutkan dengan seremoni peluncuran buku oleh wakil Dinas Sosial DIY dengan membuka selubung kover buku.

Keteladanan Romo Mangun

Hadir sebagai teladan, Romo Mangun menghadirkan standar moral dalam memperjuangan nilai kemanusiaan, kebangsaan, dan komitmen lintas iman. Keutamaan hidupnya hadir dalam beberapa aspek, yaitu teladan dengan gerakan moral dan karya sebagai penulis, aktivis, serta arsitek. Sementara sebagai pejuang kemanusiaan, ia peduli pada mereka yang lemah dan kritis pada yang kuat. Romo Mangun juga produktif berpikir merdeka, berkelana, dan mempunyai gagasan yang luas.

Baca Juga:  Menanggapi Perpindahan Agama dengan Kasih: Sikap Umat Katolik dalam Terang Iman
Al Makin

Al Makin mengatakan bahwa Romo Mangun hadir mewarnai era keemasan intelektual di Indonesia. Banyak orang berpikir hal baik tentang kebangsaan. Sebagai rohaniwan Katolik Romo Mangun melanjutkan pemikiran pendahulunya pemikiran bahwa Indonesia bukan negara agama, tetapi negara yang menjamin semua agama. Keberanian adalah ibu dari semua kebajikan. Romo Mangun yang tidak selalu sepakat dengan pendapat yang dianut banyak orang menunjukkan kejernihan sekaligus keotentikan untuk memperjuangan gagasan dan idealisme.

Pastor G. Subanar, SJ memandang Romo Mangun sebagai manusia idealis yang berpengharapan. Dengan semua tindakannya, ia menunjukkan keberanian yang teruji dalam pengabdiannya sejak periode kemerdekaan. Dari analisis dokumen-dokumen Romo Mangun yang ada, pastor Subanar menemukan realitas tentang manusia berpengharapan yang bertindak menggunakan iman sebagai jalannya, cinta sebagai kendaraannya, dan harapan sebagai bahan bakarnya. Dia menawarkan kebebasan alternatif dengan tetap mengutamakan persatuan dan cinta kasih.

Sebagai seorang arsitek, Romo Mangun menggunakan hasil karyanya sebagai alat negosiasi untuk mendapatkan hak bermukim bagi warga bantaran Code. Dengan memperindah pemukiman di Code maka Pemda kemudian membatalkan penggusuran dan bahkan warga bisa mengurus izin tinggal dan mendirikan bangunan. Melawan penggusuran juga dilakukan di Kedung Ombo yang berhadapan dengan Orde Baru.

Baca Juga:  Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM: Mencari Kebahagiaan Hidup

Romo Mangun juga mempunyai keberanian mengambil solusi atas situasi yang terjadi secara cepat dan tepat. Hal ini diungkapkan Wiryono Raharjo, dosen di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta yang pernah menggelar lima kali kuliah umum, Learning from Mangunwijaya. Sejak mahasiswa, ia bekerja membantu Romo Mangun untuk mengerjakan arsitektur bangunan Universitas Surabaya di bawah payung Pondok Rakyat, lembaga bentukan  Romo Mangun setelah mendapatkan tender penggarapan universitas tersebut. Beberapa strategi pengarapan dan komunikasi yang baik mampu mengatasi berbagai persoalan, termasuk waktu menggarap Pertapaan Gedono. Ada juga beberapa proyek lain yang digarap bersama di bawah Pondok Rakyat. Dari semua pengalaman itu membuktikan Rama Mangun mempunyai kelas tersendiri sebagai arsitek yang sungguh mementingkan harmoni.

Gregoria Arum Yudarwati menutup paparan tentang Romo Mangun dengan menyampaikan validasi atas beberapa teori komunikasi yang terimplementasi dalam kepemimpinan dan gaya komunikasi yang dilakukan. Dengan visinya yang clear Rama Mangun bisa memotivasi masyarakat sehingga ia disebut transformasional leader. Dengan kepeduliannya yang tinggi, Romo Mangun membangun komunitas dan masyarakat berdasarkan love, wisdom, harmony, dan peace. Seperti halnya gamelan dan orkestra, meski berbeda mereka memainkan satu irama yang harmoninya indah.

Kuat dalam Pengharapan, Tahu Diri, dan Mandiri

Baca Juga:  MAJALAH HIDUP EDISI TERBARU, No. 11 TAHUN 2025

Pastor Yos Bintoro memberikan tanggapan atas paparan para narasumber dengan mengisahkan saat Romo Mangun meminta kepada atasannya untuk membayar utang kepada rakyat dengan mengembalikan kemanusian mereka. Pemikirannya yang melintasi batas (breakthrough) tidak membuatnya menjadi pribadi arogan. Romo Mangun tetap menjadi yang berpengharapan penuh dalam iman, tetapi terus memikirkan solusi mengatasi persoalan masyarakat kecil. Romo Mangun sungguh sosok yang tahu diri dan mandiri, tahu batas, siapa dia, dan kemana akan melangkah.

Para penanggap lain adalah B. Sumardiyanto (Ketua Dewan Warisan Budaya Yogyakarta), aktivis gerakan Romo Mangun (Sumarsono), dan arsitek Grigak (Edi Arinto). Mengakhiri seluruh rangkaian peluncuran buku berjudul “YB Mangunwijaya Demi Manusia dan Bangsa Esai-Esai Perjuangannya bagi Indonesia” Th. Wiryawan mewakili Panitia Nasional Pengusulan Pahlawan Nasional mengulas jejak langkah perjuangan Romo Mangun sejak era pergerakan nasional hingga saat terakhir hidupnya. Beberapa penghargaan serta hasil karya sastra dan arsitekturnya yang tak lekang ditelan zaman.

Kisah perjuangan Romo Mangun tidak akan pernah habis diulas, namun bagi sebagian generasi muda saat ini pengetahuan akan hal itu masih terbatas.  Sebagai seorang aktivis, arsitek, novelis, moderator, pionir gerakan kemanusiaan, Romo Mangun telah memberikan teladan dalam mengangkat harkat martabat manusia yang terpinggirkan dan cinta terhadap bangsa Indonesia dan karena itu selayaknya kita mendukung usulan penganugerahan gelar pahlawan nasional baginya.

Veronika Naning (Kontributor, Yogyakarta)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles