HIDUPKATOLIK.COM – Catholic Fellowship Jakarta(CFJ) menyelenggarakan seminar bertajuk Kasih, Tubuh dan Seksualitas; dalam Perspektif Iman Katolik dan peluncuran buku Tubuhku Rindu Pada-Mu karya Pastor Benny Phang, O.Carm. Seminar diadakan pada hari Sabtu, 8 Februari 2025 bertempat di Aula Ignatius, lantai 2 gedung Yohanes, Gereja Santo Yohanes Penginjil (Blok B), Jakarta Selatan.
Pastor Benny merupakan Wakil Prior Jenderal Ordo Karmel di Roma dan Dosen Teologi Moral Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Widya Sasana, Malang, Jawa Timur. Ia diundang sebagai pembicara utama. Susan Aryanthi Santoso, seorang Katekis dan pengajar TOBIT (Theology Of Body InsighT) didaulat sebagai moderator.
Diskusi selama sekitar tiga jam ini membuka pemikiran baru karena membahas tentang hubungan yang baik dan harmoni antara Tuhan Sang Pencipta dengan manusia, manusia dengan dirinya sendiri dan antar sesama manusia. Seminar ini juga mengangkat ajaran moralitas Kristiani dan peran Bunda Gereja pada pemahaman tentang seksualitas bagi kita semua pada zaman ini. Supaya kita bisa memahami kekayaan dan kedalaman kasih dalam rencana Allah dengan baik.

Seminar ini dihadiri oleh sekitar 140 orang yang berasal dari berbagai Paroki di Keuskupan Agung Jakarta(KAJ), beberapa Orang Muda Katolik(OMK) dari komunitas Light Of Jesus Family (LOJF). Hadir Pastor Carolus Putranto Tri Hidayat (Ketua Kateketik KAJ) dan Pastor Vincentius Adi Prasojo (Sekretaris Jendral KAJ).
Buku Tubuhku Rindu Pada-Mu, terdiri dari 10 Bab yang terbagi atas 3 bagian, yaitu bab 1-4 merupakan penjelasan dasar, bab 5-9 menanggapi problem, dan bab 10 merupakan pengalaman hidup selibat. Manusia diciptakan sesuai dengan citra Allah, yang terdiri atas tubuh dan jiwa yang tidak terpisahkan. Tubuh adalah semesta yang mungil dan indah ketika kita diciptakan oleh Allah. Secara biologi tubuh ini berisikan bermacam-macam hal yang penuh dengan misteri, dari fisik, organ tubuh, keindahan, nafsu, birahi dan seksualitas. Semua itu merupakan tanda dan saran bagi kehadiran Allah didalam hidup manusia untuk mencintai sesama. Dan ternyata Allah juga memberi tanda-tanda dan bersabda melalui tubuh kita ini.
Walau terkadang tabu, malu untuk berbicara tentang hal-hal yang berbau seksualitas kepada umum atau orang lain. Pengajaran atau pemahaman tentang tubuh dan seksualitas ini diperlukan sejak dini dan tidak perlu disembunyikan. Karena seksualitas merupakan salah satu tujuan dari penciptaan Tuhan. Sehingga kita perlu mensyukuri, menghargai dan memahami tubuh dan seksualitas dengan lebih baik lagi. Ini merupakan bagian terpenting untuk memahami identitas diri kita sebagai tanda kasih Allah untuk umat-Nya.
Kasih, tubuh dan seksualitas merupakan bagian dari perjanjian dan tanda kehadiran Allah untuk mencintai dan dicintai dalam suatu perkawinan. Gereja juga tidak anti dengan tubuh ataupun seks karena seks itu baik, indah, suci, diberkati karena diciptakan dan dikehendaki oleh Allah. Seluruh sakramen gereja juga berhubungan dengan tubuh yaitu, mandi, makan, kawin, tujuan hidup, sakit semuanya terkait dengan kasih Tuhan.
Pria dan wanita diciptakan oleh Allah sebagai pribadi yang berbeda tetapi mereka dapat disatukan, bukan dengan pandangan nafsu atau birahi tetapi dengan kasih. Dua pribadi yang disatukan ini setara atau sederajat sehingga bisa saling melengkapi dan memberi diri. Eros dan Agape itu adalah cinta. Dorongan seks dalam suatu perkawinan itu indah, baik, perlu dan diberkati Allah. Yang salah itu bila dorongan seks itu kehilangan arah, merusak sehingga terjadi perselingkuhan. Perkawinan merupakan bagian dari rencana Allah yang menciptakan, karena disana ada berkat keturunan. Sehingga melalui tubuh kita, yang merupakan sarana Allah untuk bersabda.
Moral itu berbicara tentang kebahagiaan, bukan tentang masalah boleh atau tidak boleh. Rencana Allah yang indah untuk manusia terkadang dirusak sendiri oleh pribadi itu sendiri. Sikap yang kurang bijaksana untuk membuat pilihan sendiri. Kebahagiaan itu sangat mungkin diisi dengan kenikmatan seksual saja.
Mengenai masalah yang sedang hangat menjadi berita, Pastor Benny mengatakan, “Fiducia Suppilcans tidak berbicara tentang hubungan homoseksual, tetapi dokumen gereja ini berbicara tentang berkat yang diberikan kepada semua orang, siapa yang memberi berkat dan sebagainya. Iman itu adalah hanya alat dari Tuhan Allah. Tuhan Allah yang akan memberi berkat supaya orang-orang ini bisa hidup dengan bantuan rahmat untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.”
Tubuh kita merupakan sarana kehadiran Allah untuk bisa mencintai sesama. Mengenai berita tentang transgender dan LGBT, kita dan gereja harus mau merangkul mereka. Paus pernah berkata, “Who am I to judge them.” Ya… siapa saya/kita?
Diskusi sangatlah menarik. Seminar ini mengubah cara pandang, pemikiran dan pemahaman yang lain tentang tubuh ini, seksualitas dan hubungan dengan sesama. Yang harus selalu disyukuri bahwa Tuhan itu sangat baik bagi semua orang, karena Dia akan selalu memberikan berkat dan rahmat untuk umat-Nya, baik atau tidak baik keadaannya.

Eviantine Evi Susanto (Kontributor Tangerang, Alumni KPKS St. Paulus Tangerang)