HIDUPKATOLIK.COM – Luar biasa! Dua kata ini tiba-tiba mencuat dalam benak, ketika menyadari sudah tidak bisa masuk halaman parkir gereja. Di pintu gerbang sudah terpasang plang verboden bertuliskan “Parkir Penuh”. Demikian pula, sisi kiri dan kanan jalan depan gereja sudah tak bersisa celah untuk parkir. Terpaksa mobil diarahkan masuk halaman parkir Sekolah Laurensia yang letaknya bersebelahan dengan Gereja St Laurensius. Padahal jam di tangan baru menunjukkan angka 07.34. Mega-mega nan gelap pun masih menggelayut di angkasa, setelah semalaman hujan lebat mengguyur Jakarta dan Tangerang. Cuaca pagi itu sebenarnya sangat nyaman untuk tetap di bawah selimut. Namun ternyata sangat banyak umat lebih memilih hadir dalam Misa pagi itu.

Gereja St Laurensius, Paroki Alam Sutera, pada pagi hari Rabu tanggal 29 Januari itu, mengadakan Misa Syukur tepat pukul 08.00 untuk merayakan tahun baru Imlek. Sepuluh menit sebelum Misa dimulai, seluruh kursi dalam gereja dan balkon telah penuh dengan umat. Sehingga umat yang datang berikutnya hanya kebagian duduk di aula. Karena suasana tahun baru Imlek, tak heran sebagian besar umat mengenakan pakaian warna merah. Dekorasi altar pun dominan berwarna merah menyala. Para pastor tak ketinggalan, memakai kasula merah. Pagi itu kelima pastor paroki memimpin Misa secara konseleberan dengan konseleberan utama, Pastor Vinsensius Rosihan Arifin. Empat pastor lainnya adalah Pastor Hadi Suryono, Pastor Victorius Rudy Hartono, Pastor Bonifasius Lumintang, dan Pastor Ignatius Wahyudi Paweling.

Suasana tahun baru Imlek juga terasa dari lagu-lagu liturgi yang dinyanyikan dengan nuansa mandarin. Bahkan saat penerimaan komuni, salah satu lagu yang mengiringi adalah lagu “Karena Cinta-Mu” yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin. Saat menjelang berkat penutup, Pastor Hadi minta umat bernyanyi bersama lagu “He Xin Nian” dan “Gong Xi Gong Xi”, membuat suasana makin meriah. Pagi itu koor diisi oleh Voce Oratione Adoramus (VOA) dari paroki tetangga, Paroki Villa Melati Mas, Gereja Ambrosius.

Kemeriahan dan sukacita masih berlanjut setelah berkat penutup. Kelima pastor berbaur dengan umat yang mulai keluar dari gereja. Empat pastor menyebar di sekitar teras pintu utama gereja, sedangkan Pastor Yudi memilih berbaur dengan umat di plaza gereja. Mereka membagi-bagi angpao kepada anak-anak. Suasana sangat ramai, penuh sukacita saling mengucapkan Gong Xi. Senyum dan tawa ria terpancar dari semua wajah.
Sementara di plaza gereja beberapa anggota DPH dibantu panitia sibuk membagikan jeruk. Puluhan dus jeruk nan manis, habis dibagikan dalam hitungan belasan menit. Setiap umat mendapat satu buah jeruk dan banyak dari mereka langsung menyantap jeruk ini. Rasa manis jeruk menandakan harapan agar sepanjang tahun Ular Kayu, kehidupan dapat selalu manis.

Sebagaimana disampaikan Pastor Vinsen dalam homilinya, “Hari ini kita mengawali tahun baru Imlek 2576 dengan hal yang baik, yakni dengan mengikuti Misa bersama.” Sesuai bacaan Injil hari itu, Markus 4:1-20. Bila benih baik ditaburkan di atas tanah yang baik, maka hasilnya akan berpuluh kali lipat. Sehingga kita boleh berharap dan mengimani, akan banyak hal baik boleh terjadi sepanjang satu tahun ke depan.

Ada hal menarik lain dari homili Pastor Vinsen. Ia bercerita tentang kenangan masa kecilnya hingga SMP sebelum masuk seminari. Setiap tahun baru Imlek, keluarga besarnya mengikuti tradisi kumpul-kumpul untuk sembayang arwah leluhur dan makan-makan. Pastor Vinsen memaknai acara kumpul keluarga ini sebagai positif. Karena nyaris sepanjang tahun, umumnya semua sibuk dengan kehidupan masing-masing. Jadi acara kumpul keluarga saat tahun baru Imlek, menjadi kesempatan yang baik untuk saling sapa dan berbagi kisah.

Pastor Rudy dengan jenaka melontarkan pantunnya: Pergi ke pasar membeli triplek. Selamat tahun baru Imlek.
Fidensius Gunawan (Kontributor Tengerang Selatan)