HIDUPKATOLIK.COM – WAKTU baru menunjukkan pukul 16:00 WIB, satu jam sebelum Perayaan Ekaristi Pembukaan Tahun Yubileum 2025 dan Tahun Arah Dasar 2025 Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) mulai. Namun antrean tamu undangan dan umat Katolik sudah mengular. Bahkan bangku-bangku di dalam Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Jakarta Pusat, telah terisi.
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, memimpin Perayaan Ekaristi Sabtu itu, 4 Januari 2025, yang bertepatan dengan Hari Raya Penampakan Tuhan, atau Epifani. Ia didampingi oleh Vikaris Jenderal KAJ, Pastor Samuel Pangestu; Kepala Paroki Katedral Jakarta, Pastor Albertus Hani Rudi Hartoko, SJ; Direktur Lembaga Daya Dharma KAJ, Pastor Adrianus Suyadi, SJ; Direktur Pusat Pastoral KAJ Samadi, Pastor Yustinus Ardianto; Koordinator Tahun Yubileum 2025, Pastor Bernard Rahadian – yang juga Pastor Rekan Paroki Kelapa Gading; dan Kepala Paroki Pamulang, Pastor Petrus Cipto Nugroho, SCJ.
![](https://www.hidupkatolik.com/wp-content/uploads/2025/01/Tahun-Yobel4.webp)
Pemberkatan Porta Sancta (Pintu Suci), yang menandai pembukaan Tahun Yubileum 2025, mengawali Perayaan Ekaristi. Menyusul kemudian perarakan melewati Porta Sancta. Selain Kardinal Suharyo dan para imam serta petugas liturgi, perarakan ini juga melibatkan empat anak yang mewakili maskot Tahun Yubileum 2025, yakni Luce – bahasa Italia yang berarti cahaya – dan kawan-kawannya. Dengan mengenakan mantel hujan berwarna kuning, hijau, biru, dan merah, mereka membawa tongkat dan memakai sepatu boots yang tampak kotor penuh lumpur.
Dalam homilinya, Kardinal Suharyo menyinggung soal pengharapan, yang merujuk pada tema Tahun Yubileum 2025, “Penziarah Pengharapan,” dan tema Tahun Arah Dasar KAJ 2025, “Kepedulian Lebih kepada Saudara yang Lemah dan Miskin.”
“Berharap tidak berarti diam, menunggu sampai Allah sendiri bertindak. Berharap berarti sambil percaya kepada Allah yang berkarya, kita terus mencari jalan-jalan baru, terus berusaha, terus bergiat agar yang kita harapkan akan semakin menjadi kenyataan. … kita diajak untuk bergiat dalam pekerjaan Tuhan, khususnya untuk saudara-saudari kita yang kurang beruntung. Harapan harus terus dipertahankan ketika kenyataan hidup tidak sama dengan yang kita cita-citakan,” ujarnya.
Makna
Seusai Komuni, Pastor Ardianto menjelaskan tentang makna dari maskot Tahun Yubelium 2025. Luce adalah seorang penziarah Katolik berambut biru. Ia mengenakan mantel hujan berwarna kuning, yang melambangkan warna bendera Negara Vatikan. Ia dan kawan-kawannya adalah simbol perjalanan umat Allah melalui badai kehidupan. Ia membawa tongkat, yang melambangkan peziarahan menuju keabadian. Ia memakai sepatu boots penuh lumpur, yang menyimbolkan perjalanan panjang nan sulit. Matanya bersinar, yang menggambarkan harapan hati. Ia juga memakai rosario.
Empat warna mantel hujan yang dikenakan Luce dan kawan-kawannya – Fe, Xin, dan Sky – melambangkan manusia dari empat penjuru dunia.
Sementara itu, ketika ditemui HIDUP di sela-sela kegiatan, Pastor Pius Novrin Arimurthi mengatakan, “Kita semua diajak sebagai penziarah, pembawa pengharapan. Semoga harapan itu menjadi semangat kita di Tahun Yubileum ini, di tengah segala problem yang kita miliki. Semoga iman kita menjadi pegangan dan membawa harapan bagi kita semua. Mari kita hidupi Tahun Yubileum ini dengan sukacita.”
Dengan diiringi instrumen lagu “Gereja Bagai Bahtera,” ia – didampingi Pastor Almo, awak kapal – membawa kapal Tahun Yubileum 2025 menuju altar.
![](https://www.hidupkatolik.com/wp-content/uploads/2025/01/Tahun-Yobel7.webp)
Saat persembahan, keempat anak yang mewakili Luce dan kawan-kawannya – dari Paroki Matraman, Lubang Buaya, Cengkareng, dan Duren Sawit – masing-masing membawa rosario sebagai tanda iman dan pengharapan akan kasih Tuhan; jangkar Salib Kristus sebagai iman yang mengakar dan terikat pada Tuhan; beras, telur, dan sayuran sebagai tanda keterlibatan umat dalam menyejahterakan warga sekitar; dan celengan ayam atau tabungan solidaritas sebagai tanda kepedulian umat terhadap sesama yang membutuhkan.
Penziarah Pengharapan
Tahun Yubileum 2025 dan Tahun Arah Dasar 2025 KAJ dibuka secara resmi dengan pemukulan gong dan pembukaan tirai serta pemberkatan spanduk oleh Kardinal Suharyo.
![](https://www.hidupkatolik.com/wp-content/uploads/2025/01/Tahun-Yobel8.webp)
“Kita hidup harus membawa pengharapan kepada saudara-saudari yang lemah dan miskin. Kita diminta menjadi penziarah pengharapan, bukan cuma punya harapan dalam hati kita tetapi kita juga harus membawa pengharapan kepada orang lain. Tanda harapan yang harus diujudkan adalah untuk orang sakit, tahanan, lansia yang kesepian, orang miskin dan saudara-saudari yang difabel. Situasi-situasi seperti ini harus lebih diperhatikan sebagai penziarah pengharapan di Tahun Yubileum 2025 ini,” ujar Pastor Ardianto.
Seusai Perayaan Ekaristi, tamu undangan dan sebagian umat Katolik mengikuti acara ramah tamah di Graha Pemuda, yang berada di kompleks Katedral Jakarta.
Rahmat Indulgensi
Indulgensi adalah penghapusan hukuman-hukuman sementara untuk dosa-dosa yang kesalahannya sudah diampuni melalui Sakramen Rekonsiliasi. Indulgensi merupakan sarana untuk menemukan kembali sifat tak terbatas dari Kerahiman Allah; sebagai ungkapan kepenuhan pengampunan Allah, yang tidak mengenal batas. Selain itu Indulgensi adalah sebuah Rahmat Yubileum. Indulgensi penuh dapat diterima umat beriman yang benar-benar bertobat dan dengan segala usaha menjauhkan diri dari dosa.
![](https://www.hidupkatolik.com/wp-content/uploads/2025/01/Tahun-Yobel2.webp)
Selama Tahun Suci 2025 dimurnikan melalui Sakramen Tobat dan dikuatkan oleh Komuni Kudus serta berdoa untuk intensi Bapa Suci.
Intensi Doa Bapa Suci (Bapa Kami 1x – Salam Maria 3x – Kemuliaan 1x):
- Januari 2025: Untuk Hak atas Pendidikan
- Februari 2025: Untuk Panggilan Imamat dan Hidup Religius
- Maret 2025: Untuk Keluarga-keluarga dalam Krisis
- April 2025: Untuk Penggunaan Teknologi Baru
- Mei 2025: Untuk Lingkungan Pekerjaan
- Juni 2025: Untuk Dunia agar Bertumbuh dalam Belarasa
- Juli 2025: Untuk Formasi dalam Berdiskresi
- Agustus 2025: Untuk Hidup Saling Berdampingan
- September 2025: Untuk Hubungan Kita dengan Seluruh Ciptaan
- Oktober 2025: Untuk Kerja Sama antar Tradisi Agama
- November 2025: Untuk Upaya Pencegahan Bunuh Diri
- Desember 2025: Untuk Umat Kristiani di Daerah Konflik
Indulgensi juga dapat ditujukan kepada saudara-saudari yang telah meninggal dunia melalui doa permohonan bagi mereka. Untuk memperoleh Indulgensi, seseorang harus mempunyai intensi yang disebutkan di doa awal hari atau sebelum melakukan tindakan tertentu yang disyaratkan untuk memperoleh Indulgensi.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh umat KAJ untuk mendapatkan Indulgensi penuh pada Tahun Yubileum 2025:
- Melakukan ziarah ke sembilan gereja di sembilan dekenat yang ada di KAJ. Ziarah dapat dilakukan secara pribadi, bersama keluarga atau komunitas/lingkungan.
- Menerima Sakramen Tobat/Pengampunan Dosa selama Tahun Yubileum 2025.
- Tekun mengikuti Misa Kudus pada hari Minggu dan Hari Raya yang disamakan dengan Hari Minggu.
- Mendoakan intensi Bapa Paus, dipenuhi dengan doa Bapa Kami, Salam Maria dan doa lain yang sesuai dengan kesalehan dan devosi atau ungkapan kasihnya.
- Melakukan perbuatan amal dan belas kasih dengan mengunjungi saudara-saudari yang membutuhkan atau sedang dalam kesulitan (orang sakit, tahanan, lansia yang kesepian, saudara-saudari yang difable).
- Umat yang tidak dapat melakukan perjalanan ziarah (misalnya karena sakit, lanjut usia, harus menjalankan tugas yang terus menerus, biarawan-biarawati di biara tertutup) dapat memperoleh Rahmat Indulgensi penuh dengan berdoa Bapa Kami, Pengakuan Iman (Credo) dan doa Rosario dari tempatnya masing-masing.
Dalam Bulla Spes Non Confundit, Paus Fransiskus berharap: Semoga Tahun Yubileum ini menjadi kesempatan bagi semua umat Allah untuk berjumpa dengan Kristus, yang adalah “Pintu” keselamatan kita (Yoh 10:7-9) dan “Sumber Pengharapan” (1 Tim 1:1).
Eviantine Evi Susanto (Kontributor, Tangerang Selatan)
Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No.02, Tahun Ke-79, Minggu, 12 Januari 2025