web page hit counter
Kamis, 9 Januari 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Liputan HUT UNIO Ke-27 Keuskupan Banjarmasin: Berawal dari Gagasan Pendirian Seminari “Senakel”

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Senin, 6 Januari 2025 merupakan momentum penuh syukur bagi UNIO Keuskupan Banjarmasin (KEBAN) di usianya yang ke-27 tahun. Jika dihitung berdasarkan kronologis sejarahnya, maka UNIO KEBAN berdiri saat usia keuskupan ini menginjak angka 60 tahun, di masa pengembalaan Uskup F.X. Prajasuta, MSF.

“Jadilah pembawa-pembawa berkat, pembawa-pembawa damai, dan pembawa-pembawa kebaikan,” demikian salah satu pesan yang disampaikan Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Victorius Dwiardy, OFM Cap dalam homili Misa Syukur HUT UNIO KEBAN ke-27.

Menurut Uskup Victorius, tak berapa lama lagi Keuskupan Banjarmasin akan merayakan usianya yang ke-100 tahun. “Di usianya yang ke-27 tahun, imam diosesan yang betul-betul asli Keuskupan Banjarmasin ini baru 10 orang. Apa yang harus kita perbuat agar imam diosesan di keuskupan kita bisa bertumbuh, sehingga akan semakin banyak umat yang bisa dilayani?”

Uskup Keuskupan Banjarmasin juga mengajak semua yang hadir, khususnya para imam, agar dapat memilah-milah (discernment), mana Roh yang datangnya dari Tuhan dan roh dari dunia ini; bahkan ada juga roh-roh anti-Kristus yang menyesatkan, menjatuhkan, dan menghancurkan hidup kita.

Di bagian lain homilinya, Uskup Victorius mengungkapkan bahwa pelayanan seorang imam akan terasa hambar bila tidak dijiwai oleh Roh Allah, bila tidak dipimpin oleh terang sabda Allah, bila tidak dilaksanakan dan dilandasi cinta pada sesama.

“Ketika kita merayakan ulang tahun yang ke-27; semoga di umur yang semakin baik itu, makin dalam akar imannya, makin teguh kesetiaannya, makin erat kesatuannya, makin kompak bekerjasama, makin berkobar-kobar semangatnya, dan makin bersinar kesaksiannya,” pungkas Uskup Victorius menutup homilinya.

Malam itu Misa Syukur dipersembahkan Uskup, didampingi Ketua UNIO KEBAN Pastor Simon Edy Kabul Teguh Santoso dan 15 imam. Misa digelar di Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran, Banjarmasin, dimulai tepat pada pkl. 18.00 Wita dan berakhir sekitar pkl. 19.40 Wita.

Baca Juga:  Perayaan Natal Perdana di KBRI Yaoundé: Sebuah Momen Memeluk Rindu, Menjalin Kasih, dan Menyemai Toleransi
Persembahan lagu dari Anak Sekami, Paroki Veteran.

Tepuk tangan bergemuruh tatkala anak-anak SEKAMI Paroki Veteran selesai membawakan lagu “Mars Keuskupan Banjarmasin” dengan apik. Beberapa lagu yang dipersembahkan dalam kesempatan ini antara lain “Ave Maria” dan “Hatiku Penuh Nyanyian”.

Seusai Misa, Uskup, para imam, frater, suster, dan umat merayakan sukacita bersama dalam acara ramah tamah yang digelar di lantai 3 aula Sasana Bakti. Acara diawali dengan potong tumpeng oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin. Potongan pertama diserahkan oleh Uskup Victorius kepada Pastor Simon. Selanjutnya semua yang hadir diajak untuk menikmati sajian santap bersama, sambil menikmati persembahan lagu dan tarian tradisional.

Tonggak Berdirinya UNIO KEBAN

Ketua UNIO KEBAN, Pastor Simon menuturkan bahwa dalam proses pendiriannya, UNIO KEBAN telah menempuh perjalanan yang panjang. Imam praja pertama Keuskupan Banjarmasin ini menilai bahwa sejarah ini sangat penting artinya untuk merefleksikan setiap peristiwa yang sudah berlangsung selama ini.

Sejak ditunjuknya Mgr. W.J. Demarteau, MSF sebagai Uskup Keuskupan Banjarmasin pada 1954, ia secara otomatis menjadi imam milik Keuskupan Banjarmasin. Pada saat itu belum ada imam diosesan; sebab para imam yang berkarya di keuskupan ini merupakan misionaris MSF, sampai pada saat beliau mengundurkan diri karena alasan kesehatan pada 1983. Sepanjang masa penggembalaannya, Mgr. Demarteau tidak pernah menahbiskan imam diosesan.

Selanjutnya tongkat estafet penggembalaan Keuskupan Banjarmasin dilanjutkan oleh Uskup F.X. Prajasuta, MSF sejak 1983 hingga 2008. Mgr. Prajasuta adalah imam MSF yang berkarya di Kalimantan sejak 1977. Mulai tahun 1983 sampai tahun 1996, Mgr. Prajasuta merasakan kegundahan sebagai Uskup ketika tidak memiliki imam diosesan.

Dalam beberapa kesempatan perbincangan, Uskup Prajasuta berkelakar demikian, “Kalau keuskupan tidak memiliki imam diosesan, itu seumpama singa ompong, yang tidak memiliki gigi.”

Baca Juga:  Aklamasi 2 Periode, Oktavianus Mema: Pemuda Katolik Kuningan Siap Jadi Tuan Rumah Rapimda Jabar

Semenjak penunjukan dirinya sebagai Uskup, Mgr. Prajasuta menggagas pendirian seminari menengah untuk mendidik calon imamnya sendiri, dengan nama Seminari Menengah Senakel. Seminari ini dimulai pada 1983 dan beroperasi sampai 1996. Dan pada tahun 1986 hingga 1996, Keuskupan Banjarmasin masih belum memiliki imam diosesan. Namun ada calon-calon imam yang masih belajar di STFT Malang; jumlahnya sekitar 25 orang frater dari semua angkatan. Akan tetapi banyak juga yang kemudian mengundurkan diri.

Para frater ini berasal dari Seminari Menengah Senakel Banjarmasin, Seminari Menengah Petrus Kanisius Mertoyudan – Magelang, dan Seminari Menengah Stella Maris Bogor.

Pada tahun 1993, Keuskupan Banjarmasin memekarkan diri dan lahirlah Keuskupan Palangkaraya. Secara otomatis jumlah frater yang ada saat itu dibagi menjadi dua, dengan aturan main sebagai berikut: 1) Para frater yang berasal dari wilayah Kalimantan Tengah, wajib masuk ke Keuskupan Palangkaraya; 2) Para frater yang berasal dari Kalimantan Selatan, disarankan bergabung dengan Keuskupan Palangkaraya; dan 3) Para frater yang berasal dari luar Kalimantan, diberikan kebebasan untuk memilih. Hal ini yang menjadi sebab mengapa kemudian banyak yang memilih ke Keuskupan Palangkaraya.

Ketika itu yang tinggal di Keuskupan Banjarmasin tersisa 4 orang frater saja. Dalam masa penggembalaan Uskup F.X. Prajasuta telah menahbiskan 4 imam diosesan, yaitu Pastor Simon (1996), Pastor Antonius Bambang Doso Susanto (1997), Pastor Ignatius Allparis Freanggono (1999), dan Pastor Ignatius Supardi Prihatin Saputro  (2003).

UNIO KEBAN mulai ada sejak adanya imam diosesan yang jumlahnya lebih dari 1 orang, sehingga kemudian sejak 1997 Pastor Simon dan Pastor Doso bergantian mengisi posisi sebagai ketua dan anggota UNIO KEBAN. Barulah pada tahun 2016 lalu, para imam diosesan yang ada di Keuskupan Banjarmasin menetapkan tonggak berdirinya UNIO KEBAN yang ketika itu disepakati pada 11 Januari 1998. Dan tanggal tersebut diambil berdasarkan catatan iuran imam yang pertama kali dibukukan.

Baca Juga:  Perayaan Natal Perdana di KBRI Yaoundé: Sebuah Momen Memeluk Rindu, Menjalin Kasih, dan Menyemai Toleransi

Pastor Simon mengungkapkan bahwa sebagai imam, dirinya dan sesama imam diosesan saling membutuhkan dalam semboyan, “Priest helping priest.” Pastor Simon berkisah, saat jumlah imam diosesan di Keuskupan Banjarmasin masih sedikit, seringkali kegiatan bersama “mendompleng” kegiatan imam diosesan di keuskupan lain.

Dalam situasi tersebut, Uskup Prajasuta semasa hidupnya justru seringkali meminta para imam diosesan di Keuskupan Banjarmasin untuk mengikuti pertemuan yang diselenggarakan oleh UNIO Indonesia, sehingga memungkinkan perjumpaan dengan para imam diosesan dari berbagai keuskupan di Tanah Air.

Di masa penggembalaan Mgr. Petrus Boddeng Timang (2008-2023), juga ditahbiskan 4 orang imam diosesan untuk Keuskupan Banjarmasin. Keempat imam tersebut adalah Pastor Yohanes Susilohadi (2010), Pastor Andreas Setyo Indroprojo (2015), Pastor Yohanes Tjuandi (2021), dan Pastor Albert Slamet (2022).

Menjelang akhir purna tugas, Uskup Piet Timang menahbiskan 2 orang diakon, yang di kemudian hari menerima tahbisan imamat dari Mgr. Victorius Dwiardy, OFMCap; yaitu Pastor Parsaoran Parhusip dan Pastor Oskar Gultom (2024). Sehingga per Januari 2025 ini, terdapat 10 imam diosesan sebagai anggota UNIO KEBAN.

Selain kesepuluh imam diosesan yang ada, juga berkarya 2 imam diosesan lain dari Keuskupan Agung Semarang dan Keuskupan Agung Pontianak. Mereka adalah Pastor Antonius Budi Wihandono (sejak 2020) dan Pastor John Rustam (sejak 2022).

Sementara calon imam yang masih menjalani studi di STFT Malang sebanyak 5 orang, di Pontianak 2 orang, dan yang berada di Tahun Rohani sebanyak 5 orang. Di Seminari Menengah Santo Petrus Keuskupan Banjarmasin saat ini mendidik 14 orang frater.

Dionisius Agus Puguh Santosa (Banjarmasin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles