web page hit counter
Rabu, 8 Januari 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Perayaan Natal Perdana di KBRI Yaoundé: Sebuah Momen Memeluk Rindu, Menjalin Kasih, dan Menyemai Toleransi

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Salah satu tafsiran perayaan natal adalah sebuah momen memeluk rindu. Segenap insan yang merayakannya diajak untuk mengenang atau merindukan kembali kelahiran Bayi Yesus di Bethlehem dua ribu tahun silam. Tangisan Bayi Kecil itu memecah sunyi di kota berjuluk Rumah Roti (Beit Lehem) dalam bahasa Ibrani. Kedatangan-Nya ke dunia dan hidup dalam sejarah manusia adalah bukti cinta atau kasih-Nya yang maha besar kepada umat manusia.

Bayi Yesus itu lahir di kandang domba. Hal ini menjadi salah satu simbol kesederhanaan-Nya. “Marilah kita pergi ke Bethlehem untuk melihat apa yang terjadi” kata gembala di padang Efrata setelah menerima kabar dari Malaikat akan kelahiran Sang Bayi (bdk. Lukas 2: 15).

Seperti iman para gembala, para insan yang merayakan natal juga “pergi ke Bethlehem” melalui Perjamuan Syukur (Ekaristi), makan bersama di hari natal, saling berkunjung di setiap rumah, hingga mempersiapkan kue natal di atas meja spesial. Semu kegiatan itu adalah momen-momen memeluk rindu penuh sukacita.

Sukacita natal juga diproyeksikan melalui lagu-lagu yang bergema dari setiap jendela dan pintu rumah, harum kue natal yang menembus atap-atap dapur, hingga pelukan, kata “maaf”, dan ucapan “selamat natal” dari rumah ke rumah.

Kabar Sukacita Natal: dari Bethlehem ke Tanah Afrika

Kabar sukacita di Bethlehem tidak hanya menyebar di tanah Yehuda, tetapi sampai ke seantero dunia, termasuk tanah Afrika. Sukacita natal juga dirayakan oleh segenap warga Indonesia yang berdomisili di Kamerun, Afrika Tengah. Mereka berkumpul dalam nuansa kekeluargaan di Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yaoundé, ibu kota Kamerun (KBRI Yaoundé).

Perayaan natal semakin meriah oleh kehadiran bukan hanya warga Indonesia, melainkan beberapa warga Filipina, India, Belgia, RD Kongo, dan Kamerun. Kehadiran mereka memberikan warna persaudaraan yang indah seperti cahaya lampu yang menghiasi pohon natal di pojok ruangan tempat acara berlangsung.

Mereka juga hadir dengan membawa makanan khas dari tanah masing-masing. Hal itu menjadi pelengkap meja hidangan yang dihiasi oleh makanan khas dari Bumi Pertiwi, seperti Rendang, Ayam Lalapan, Bakwan, Tahu Isi, Kerupuk, Sambal Goreng, dan menu lainnya.

Baca Juga:  PORTA SANCTA GEREJA SANTO LAURENSIUS: TAHUN PENUH RAHMAT TUHAN

Miguel Huyong, salah satu pelajar asal Filipina menyajikan menu spesial dan terkenal “Filipino Chicken Adobo”. Menu ini menjadi hidangan nasional dan terkenal di seantero Luzon hingga Mindanao. Selain itu, Suster Mini, seorang misionaris asal India menyajikan menu Beef Sukka/Sukha, sebuah menu terkenal dari daerah India bagian Barat. Meja perjamuan semakin terlihat nikmat dengan sajian terakhir dari India, Chicken Biriyani.

Pater Robertus Khalifah, pembina di  La Communauté Internationale de Formation en Afrique (CIFA), kemudian memberkati menu hidangan tersebut dengan bait-bait doa. Dalam suasana khusyuk, ia bersyukur kepada Tuhan, Sang Pemberi Kehidupan, bersyukur atas semua yang Ia berikan hingga sampai pada penghujung tahun. Tak lupa Pater Robertus bersyukur atas rahmat penderitaan sebagai pelajaran yang berharga untuk tahun yang akan datang.

Setelah doa selesai, sukacita bersama kemudian berlanjut dengan acara saling memperkenalkan diri hingga makan bersama. Senyuman terpancar ketika beberapa menu mulai dinikmati oleh para tamu. Ada beberapa yang menikmati makanan beberapa kali sembari berbagi kisah hidup di tanah rantau. Semua suka cita itu diiringi alunan syahdu lagu-laga natal.

Beberapa permainan menarik menambah suasana meriah perayaan natal ini. Salah satunya adalah permainan Tebak Kata. Setiap tamu dibagi dalam beberapa grup, kemudian mereka akan mengutus seseorang untuk memperagakan sedemikian rupa sesuai kata tersebut sehingga para anggota bisa menebak dengan benar. Ada yang berhasil menebak kata tersebut dengan cepat dan benar, namun beberapa juga gagal karena bahasa tubuh penerjemah memantik tawa semua anggota, membuyarkan konsentrasi mencari arti yang pasti.

Acara sangat bagus dan sederhana. Semuanya berjalan baik dan bagus. Saya juga senang bertemu wajah-wajah baru,” kata Yash Puthran, pekerja asal India, yang dipercaya menjadi ketua kelompok satu. Puthran yang begitu ramah menyapa sesama tamu undangan tidak lupa membagikan momen indah ini kepada keluarga di India. Melalui layar gawai, ia menyapa keluarga yang jauh sembari menunjukkan layar kecil itu ke arah menu-menu makanan termasuk makanan lokal, Chicken Biriyani.

Setelah permainan selesai, acara goyang riang gembira dengan lagu-lagu Goyang Maju Mundur dan Ja’i Bajawa menggoda para tamu untuk menggerakan anggota tubuh mereka. Para pelajar Indonesia memandu tarian khas Indonesia Timur itu yang diikuti oleh beberapa tamu.

Baca Juga:  Dengan Tambah Usia, Mgr. Rolly Bersyukur Bisa Berperan dan Bermanfaat bagi Pelayanan Kebutuhan Umat

Para tamu dari Kamerun juga menampilkan tarian khas mereka. Pelajar dari India juga menari seperti artis-artis India dalam sinetron-sinetron di Televisi nasional. Para pelajar dari Filipina juga ikut meramaikan suasana.

Kebahagiaan yang tercipta akhirnya melahirkan sebuah rasa kekeluargaan yang baru. Dari perjumpaan wajah-wajah asing, kemudian saling berkenalan satu dengan yang lain, akhirnya berakhir pada jalinan kasih sebagai saudara baru di tanah rantau. Rasanya seperti satu keluarga.

Menjalin Kasih

Salah satu hal istimewa adalah perayaan natal di KBRI Yaoundé adalah yang perdana sejak KBRI mulai resmi beroperasi sejak Desember 2023. Perayaan natal ini juga menjadi kesempatan emas untuk memperkenalkan budaya Indonesia di kancah internasional, khususnya juga memperkenalkan kehadiran KBRI di Kamerun.

Bapak Isman Pasha, selaku ketua dan Kuasa Usaha Ad Interim, menyambut kedatangan tamu undangan dengan ramah. Ia juga memperkenalkan kehadiran KBRI menggunakan Bahasa Indonesia yang kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Inggris.

Salah satu poin sambutan adalah kehadiran KBRI Yaoundé menjadi kedutaan pertama untuk negara-negara di Asia Tenggara. Oleh karena itu, KBRI Yaoundé bukan hanya melayani warga Indonesia melainkan warga ASEAN lainnya. Sambutannya kemudian ditutup dengan ucapan terimakasih atas kedatangan para tamu, khususnya mereka yang membawa makanan khas dari negara masing-masing.

Sambutan tersebut kemudian ditanggapi oleh beberapa tamu dari Filipina. Mereka menyampaikan rasa syukur atas undangan dan kehadiran KBRI untuk warga ASEAN. Beberapa pelajar Filipina juga bersyukur bahwa perayaan natal ini bukan hanya bersifat eksklusif bagi warga Indonesia saja, melainkan acara sangat inklusif, mencakup beberapa warga asing lainnya.

Dengan demikian, acara natal di KBRI Yaoundé menjadi momen historis akan jalinan kasih persaudaraan di tanah rantau. Ia juga menjadi rumah tempat semua warga ASEAN berlindung. Dan di dalam rumah itu, semua warga adalah satu keluarga.

Menyemai Toleransi

Perayaan natal perdana di KBRI Yaoundé begitu indah dan bermakna karena segala rangkaian acara, mulai dari persiapan, acara berlangsung, hingga acara berakhir diselenggarakan oleh para staf KBRI yang beragama Islam.

Baca Juga:  PERAYAAN PUNCAK 100 TAHUN PAROKI KELUARGA KUDUS BIKA NAZARETH KEUSKUPAN SINTANG

Bungsu Andri Harisenata, salah satu staf, membagikan kisah selama mempersiapkan acara natal. Persiapan itu merupakan pengalaman perdana dalam hidupnya. Konsep acara dipelajari melalui contoh-contoh video di TikTok dan YouTube. Ia juga bekerja sama dengan beberapa staf KBRI lainnya untuk membeli pelbagai bahan masakan, dekorasi, dan minuman.

Untuk dekorasinya ada yang saya bikin sendiri, liat di YouTube gitu. Saya coba buatkan tulisan Merry Christmas dan Happy New Year yang ditempel di dinding,” kisah Mas Bungsu, sapaan akrabnya, ketika berbagi tentang proses dekorasi yang indah dan sederhana.

Axel Mana dan Yohanes Yukhi, dua pelajar Indonesia yang juga menjabat sebagai Ketua dan Wakil Komunitas Religius Asia di Kamerun, aktif membantu selama proses persiapan berlangsung. Mereka aktif berdiskusi melalui grup WhatsApp bersama beberapa staf KBRI, khususnya dalam proses membeli bahan-bahan makanan. Selain itu, beberapa pelajar juga ikut membantu dalam proses memasak. Bantuan mereka sangat berarti untuk menyukseskan acara natal bersama. Akhirnya acara natal perdana berjalan dengan baik, sederhana, dan berakhir indah dalam sukacita kekeluargaan yang meluhurkan toleransi.

Para staf KBRI Yaoundé memancarkan kasih persaudaraan yang indah, sebuah toleransi di tanah rantau. Momen indah ini juga menjadi kabar sukacita bagi para agamawan di tanah air. Ia memiliki pesan tersirat bahwa jauh di benua seberang, ribuan mil dari pelukan Ibu Pertiwi, toleransi antar sesama warga menyemai seperti sebuah benih yang tumbuh di lahan hati yang subur.

Saya pribadi tidak pernah membayangkan situasi indah seperti itu. Apalagi yang mengadakan acara [natal] adalah teman-teman Muslim. Momen natal kemarin adalah aplikasi konkret dari ‘persatuan dalam keberagaman’, salah satu poin dalam dialog interreligius,” kata Arnoldus Heriyanto Kurniawan, pelajar Indonesia yang sedang menulis tesis “La bonne connaissance de la religion et du dialogue pour un vivre ensemble: contexte pluralisme de l’Indonésie” di L’École Théologique Saint Cyprien De Ngoya.

Nando Sengkang

(Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan mahasiswa Teologi di L’École Théologique Saint Cyprien De Ngoya, Kamerun, Afrika Tengah.)

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles