web page hit counter
Kamis, 2 Januari 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Tingalkan 2024, Sambut 2025: Tetap Menaruh Harapan

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Tahun 2024 bukanlah waktu yang mudah. Perang, kekerasan, pertikaian dan bahkan kerusakan masih terjadi, malahan seakan terasa membesar serta meluas. Demokrasi pun sedang sakit, demikian kata Paus Fransiskus saat pekan ajaran sosial Gereja di Trieste, 7 Juli 2024.

Kekuasaan semakin berpusat pada diri, mengacu pada kepentingan diri. Penguasa lupa bahwa sebuah pemerintahan akan sungguh layak disebut demokratis kalau melayani kemanusiaan. Menghadapi perang Ukraina-Russia maupun di Timur Tengah, Fransiskus menyuarakan seruan akan dialog dan kerjasama, sesuatu yang mudah dianggap naif atau tidak realitis pertarungan kekuasaan ditempatkan sekedar sebagai menang-kalah. Tidak mengherankanlah kalau menurutnya perlombaan senjata dan bahkan anggaran belanja untuk persenjataan, alat kekerasan, semakin meningkat tajam.

Paus bersama peserta Sinode 2024 di Vatikan.

Tahun 2024 dalam tubuh Gereja ditandai dengan proses sinodalitas, lewat proses panjang sejak 2021, dan kini telah menghasilkan pernyataan akhir sinode. Sinodalitas bagi Paus bukanlah terutama soal hasil ataupun tema, melainkan suatu cara menggereja, proses menjadi Gereja di Milenium III.

Inilah langkah berjalan bersama, sesuatu yang relevan di tengah kenyataan dunia kehidupan yang cenderung mau mencari kepentingan diri maupun kelompok, sehingga enggan berjalan bersama, beriringan dalam dialog perjumpaan. Tahun ini pun ditandai dengan kunjungan Paus ke Indonesia. Menjadi pertanyaan, apakah arti kunjungan tersebut, sekedar sebagai sebuah acara atau kegiatan  atau sudah menjadi suatu peristiwa yang membentuk dan mengiringi perjalanan sejarah Gereja dan bangsa Indonesia.

Kekerasan bukan solusi

Perang atau tindak kekerasan, pun   kriminalitas dalam masyarakat, mudah kita temukan di tahun 2024 ini. Kekerasan seakan menjadi suatu cara bertindak, sebab memang kita cenderung sulit untuk mau saling berjumpa dan berdialog. Jalan pemaksaan satu arah lazim kita temukan sebagai pilihan langkah kekuasaan di berbagai tingkat. Dominasi terjadi, pun di bidang ekonomi. Akibatnya, menyingkirkan yang lain yang lebih dipilih.

Baca Juga:  TAHUN 2024 YANG PENUH DENGAN SUKACITA
Wanita Palestina menghadiri pemakaman kerabatnya.

Terkait perang yang tiada henti, bahkan eskalasinya pun semakin meningkat dan meluas, mendapat perhatian serius dari Vatikan. Perang dan kekerasan bukan solusi, bahkan Paus pun mengecam tindakan di Gaza, pembalasan yang berlebihan yang dibuat oleh pihak yang lebih kuat merupakan sesuatu yang tak bermoral. Bisakah itu disebut genosida, sempat dia bertanya. Kekerasan, apalagi perang, tidak pernah menjadi suatu pilihan normal dalam menyelesaikan persoalan. Dialog adalah pintu keluar dari persoalan. Namun dialog tersebut menuntut kesediaan duduk bersama, berjumpa dan berbicara, tanpa terlebih dahulu mau saling berebut menuding dan menyalahkan yang lain. Namun, hal ini sulit, sebab orang cenderung merasa dirinya benar dan karenanya berhak membalas, pun dengan cara yang lebih kejam.

Kekerasan yang lebih halus terjadi pula di bidang politik dan ekonomi, yang ditandai dengan dominasi dan manipulasi. Marginalisasi terjadi. Sebagaimana halnya dalam perang, dominasi ekonomi dan politik pun menjadikan orang miskin, bahkan alam lingkungan ini, menjadi kurban. Dikeluhkan oleh Paus   bahwa nyatanya sering berbagai kebijakan politik dibuat dengan menghasilkan kesenjangan sosial-ekonomi yang lebih tajam, kerusakan lingkungan alam yang lebih parah maupun perang. Persaudaraan sejati masih menjadi pekerjaan rumah berat yang harus diwujudkan.

Bagaimana supaya deklarasi Istiqlal tidak sekadar menjadi pernyataan di atas kertas belaka, namun menemukan pewujudannya dalam kolaborasi antar semua umat beragama perlu menjadi perhatian kita semua. Budaya perjumpaan perlu lebih dibangun, maka kita pun perlu belajar terus untuk berdialog.

Ajakan berjalan bersama

Sinode tentang sinodalitas telah berakhir, dan pernyataan akhir sinode Oktober kemarin oleh Paus ditetapkannya sebagai dokumen magisterial, sebab dia tidak mengeluarkan dokumen khusus dari hasil sinode tersebut. Apa yang dihasilkan selama proses tiga tahun tersebut baginya sudahlah cukup menjadi teman pengiring perjalanan Gereja. Tentu dokumen akhir tersebut perlu dipelajari, namun diingatkan bahwa berbagai pernyataan ataupun ungkapan di dalamnya hendaknya diterima dalam semangat keterbukaan akan Roh, bukan dalam sikap kaku dan pikiran beku, sebab Roh menumbuhkan keselarasan betapapun di tengah keperbedaan. Sebab memang akhirnya hanyalah Roh yang satu dan sama yang berhembus di berbagai tempat dan situasi.

Baca Juga:  Wajah Baru Tampilan “Luar” dan “Dalam” KWI

Berjalan bersama bila demikian adalah suatu seni. Fransiskus saat menutup sinode menggunakan gambaran seperti penari, yang menyusuri lorong sesuai iringan musik, dalam nada kasih. Hidup bukan sesuatu yang bisa begitu saja dikalkulasikan atau suatu teori yang membekukan budi. Kenyataan berjalan bersama baginya merupakan suatu langkah dinamis, sering penuh kejutan, maka tidak bisa segalanya bisa dipastikan terlebih dahulu. Memang bagi Paus hidup adalah sebuah perjalanan, suatu ziarah. Saat berkunjung ke Indonesia, dia pun mengharapkan agar kita tidak terjebak dalam kegagalan atau kekhawatiran yang telah pernah terjadi, namun tetap melangkah, menebarkan jala saat berlayar dalam lautan kehidupan.

Jangan tinggal diam begitu saja, tak ingin berbuat sesuatu. Jangan menyerah oleh keadaan yang tidak pernah selalu baik-baik saja. Ada banyak hal yang bisa membuat kita buta, demikian Paus saat misa penutupan sinode, 27 Oktober 2024. Kita bisa tidak sanggup melihat kehadiran Tuhan, tidak siap menerima tantangan realitas ataupun tidak mampu menyatakan tanggapan memadai atas segala jeritan persoalan yang berdatangan. Kita tidak bisa diam, namun harus melangkah dari itu semua, supaya kita tidak buta melainkan dicerahkan oleh sinar cahaya Ilahi. Jangan statis, diam, namun melangkah berjalan bersama. Itulah ajakan bagi Gereja dalam menapaki lorong kehidupan dan gelombang yang menerpa dunia ini. Gereja yang menapaki langkah berjalan bersama, bersama Allah, dan bersama pula dengan sesama.

Baca Juga:  Menyambut “Penerus St. Petrus” di Indonesia

Peziarahan dalam pengharapan

Tahun 2025 ditandai sebagai tahun yubileum penebusan. Paus menempatkan yubileum ini di tengah kenyataan hidup yang bisa membuat kita pesimis dan putus harapan. Umat Kristiani adalah pembawa harapan. Fransiskus karenanya menyerukan jangan pernah lelah menabur harapan. Harapan memang adalah tanda iman, apalagi jika harapan tersebut diwujudkan dalam kasih. Tahun 2024 memang penuh dengan berbagai pergolakan dan kemunduran, perdamaian dan keadilan yang dicoba dibangun itu rapuh, kepedulian akan rumah kita bersama sering hanya berhenti sebagai jargon. Karenanya inilah saat menaruh harapan di tengah perjalanan ziarah hidup kita.

Histeria umat memuncak ketika Bapa Suci tiba di GBK. (Indonesia Papal Visit Committee)

Tahun ini sering kita mudah buta melihat retaknya tata kehidupan, berbagai pelanggaran dan penodaan kehidupan bersama sering dibuat. Hidup kita tidak baik-baik saja. Namun harapan tetap harus ditegakkan, agar 2025 menjadi saat harapan akan penebusan terwujud, sehingga kita pun bersiap menyongsong perayaan syukur agung akan penebusan: Allah datang di tengah suramnya kehidupan, agar cahaya-Nya bersinar terang.

Fate Chiasso, seru Paus di akhir misa di Jakarta. Buatlah keributan. Undangan ini ditempatkan dalam pengalaman Pentakosta, bagaimana para murid kobaran lidah api Roh Kudus, menggoncangakan orang banyak, dengan berani dan penuh semangat mewartakan Injil. Inilah panggilan menyatakan adanya harapan dan mewujudkannya. kita diharapkan mengakhiri 2024 dan menuju 2025 sebagai peziarah yang berpengharapan, karena percaya Tuhan tetap berkarya memulihkan kehidupan.

Pastor Dr. T Krispurwana Cahyadi, SJ (Teolog, Tinggal di Girisonta)

Sumber: Majalah HIDUP Edisi No. 52, Tahun Ke-79, Minggu, 29 Desember 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles