web page hit counter
Jumat, 27 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Pesan Natal dari Stasi Binuang

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Lonceng menara Gereja Keluarga Kudus Banjarmasin malam itu terdengar berdentang berkali-kali. Di saat itu madah “Kemuliaan” dinyanyikan dengan penuh penghayatan oleh kelompok koor Mudika Katedral Banjarmasin.

Perayaan Misa malam Natal yang dimulai pada pukul 20.00 Wita dipimpin oleh Pastor Aloysius Darmakusuma, MSF. Dalam homilinya, Pastor Darmakusuma menyebut para gembala sebagai gambaran orang-orang miskin yang menaruh pengharapan akan keselamatan dari Allah.

“Mereka sering dipandang sebagai kelompok marginal, sebagai orang pinggiran, dan kurang diperhitungkan dalam kehidupan sosial. Namun mereka adalah orang-orang pertama yang dipilih Allah untuk menerima warta Kabar Keselatan,” ujarnya.

Selanjutnya Pastor Darmakusuma menuturkan bahwa para gembala mengalami pembaharuan hidup setelah berjumpa dengan Bayi Yesus di kendang Bethlehem. Mereka berubah menjadi pribadi-pribadi yang memiliki sukacita kehidupan, penuh pengharapan, dan optimis. “Perjumpaan itu telah mengubah mereka. Betapa dahsyat kekuatan kasih Tuhan yang memperhatikan dan menolong mereka untuk melakukan tugas perutusan yang baru.

Misa malam Natal berakhir sekitar pukul 21.45 Wita ini dihadiri tak kurang dari 1.200 umat dari Paroki Katedral dan paroki-paroki di sekitarnya. Area gedung dalam gereja hingga di halaman penuh oleh lautan umat yang hadir.

Natal Bersama Uskup di Stasi Binuang

Uskup Banjarmasin, Mgr. Victorius Dwiardy, OFM.Cap memimpin langsung Misa malam Natal, 24 Desember 2024, di Stasi Santo Yosep Binuang, Paroki Bunda Maria Banjarbaru. Uskup didampingi Pastor Filemon Amel, MSF, dan Pastor Hery Berthus Managamtua Simbolon, SJ. Misa yang dimulai pukul 18.00 Wita, berlangsung sekitar 1,5 jam lamanya.

Baca Juga:  MENONTON NATAL DI TEPI JALAN

Di awal homilinya, Uskup Victor menyampaikan perasaan sukacitanya di hadapan umat. “Saya dapat merasakan dan melihat bahwa perayaan Misa pada hari ini merupakan suatu peristiwa luar biasa, yang sungguh membuat kita bergembira, dan sungguh juga kegembiraan itu terpancar.”

Menurut Uskup, apa yang Tuhan sampaikan melalui kisah Natal merupakan rencana-Nya yang indah bagi umat manusia. “Dia mau supaya umat yang diciptakan-Nya – yang sungguh berharap dan percaya kepada-Nya, yang sungguh mau mendengarkan Dia; agar juga ada yang berkepenuhan, ada yang memiliki sukacita, ada yang penuh kegembiraan, keselamatan, hikmat, dan daya kekudusan Ilahi.

Lebih lanjut Uskup Victor menegaskan, Tuhan tidak menciptakan kita untuk memperoleh penderitaan, kemalangan, dan kehancuran dalam dosa; namun Dia mau mengangkat kita, membebaskan kita, menebus kita; pun kalau tindakan pembebasan, tindakan penebusan, penyelamatan itu harus dilakukan dengan upaya pengorbanan yang luar biasa. Cinta Tuhan yang begitu besar pada kita menyebabkan Dia rela melakukan segala-galanya, mengorbankan segala-galanya, memberikan segala-galanya, demi umat manusia.

Uskup Banjarmasin sempat mengulas perihal makna kelahiran anak dalam sebuah keluarga. “Dalam keluarga dan masyarakat kita, kelahiran seorang anak selalu disambut dengan penuh sukacita. Itu karena anak sebagai anugerah dan hadiah; sebagai buah cinta, dan nanti diharapkan bisa meneruskan cinta itu; memelihara, memenangkan, memperbaiki, menjaga hidup kita. Jadi kehadiran anak dalam sebuah keluarga merupakan suatu anugerah dan hadiah yang luar biasa, karena itu kita bersukacita.”

Baca Juga:  Kardinal Suharyo: Tahun Suci 2025, Pembukaan Pintu Suci Hanya Simbol
Uskup Banjarmasin bersama umat Stasi Binuang

Uskup Victor menyampaikan bahwa kelahiran Bayi Yesus merupakan “Hadiah Istimewa” dari Allah. Kehadiran Yesus di tengah-tengah kita bukan sebagai Allah yang menakutkan, Dia memilih cara yang sederhana dan menjadi Bayi yang rapuh dan lemah.

Di akhir homilinya, Uskup Victor berpesan demikian, “Terimalah Dia, layani Dia, berikan tempat bagi-Nya dalam hati kita. Biarkan Dia menjadi Raja kita, menjadi Terang kita, menjadi Andalan kita, Pemimpin kita, Guru kita, serta Juruselamat kita.”

Stasi ini merupakan satu-satunya tempat ibadah bagi umat Katolik yang ada di Kabupaten Tapin. Umat yang hadir pada perayaan malam Natal kali ini berasal dari Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kecamatan Binuang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tapin. Kecamatan ini berjarak ± 28 Km dari pusat kabupaten dan ± 85 Km dari Banjarmasin.

Suasana ibadah berlangsung khusyuk dan hikmat dengan pengamanan ketat dari personil gabungan Kodim 1010/Tapin dan Polres Tapin, serta panitia keamanan gereja setempat.

Natal Pagi di Paroki Kelayan

Barisan anak-anak yang membawa kado persembahan bagi Kanak-kanak Yesus menjadi pemandangan istimewa pada Perayaan Natal pagi, 25 Desember 2024 di Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan, Banjarmasin.

Misa yang dimulai pada pukul 08.00 Wita dipersembahkan oleh Vikjen Keuskupan Banjarmasin Pastor Albertus Jamlean, MSC, didampingi Pastor Marselinus Lilo, MSC, dan Pastor Apolinus Wensy Wowor, MSC.

Baca Juga:  Betlehem: Identitas Diri bagi “Pastor”, Ancaman untuk “Rex”

Dalam homilinya Pastor Marsel mengaitkan makna tema Natal 2024 yang diangkat oleh KWI dan PGI dengan situasi konkrit hidup kekinian. “Kelahiran Sang Juruselamat membawa sukacita dan kegembiraan bagi banyak orang. Natal adalah pesta kelahiran Sang Juruselamat. Natal merupakan pesta yang kita rayakan sebagai keluarga besar Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik. Pesta Natal sesungguhnya adalah pesta inkarnasi, Allah yang menjelma menjadi manusia.”

Pastor Marsel mengajak semua umat yang hadir untuk menghadirkan sukacita Natal dalam situasi kehidupan konkrit sehari-hari. Para ayah dapat belajar dari teladan yang diberikan oleh Santo Yosef, sedangkan para ibu dapat berguru pada Bunda Maria yang senantiasa berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah.

“Santo Yosef mendengarkan Sabda Allah, lalu merenungkannya, dan melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Bunda Maria senantiasa menerima tawaran dari Allah dan berkata, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” Kata-kata ini juga sudah seharusnya terpatri pada diri kaum ibu supaya rahmat Allah sungguh-sungguh bekerja melalui proses sepanjang hayat.”

Di akhir homilinya, Pastor Marsel menyampaikan pesan di antaranya agar umat rajin membaca Kitab Suci, rutin menerima Sakramen Ekaristi, dan hidup bersesama dengan baik dengan lingkungan Gereja dan masyarakat sekitarnya.

Dionisius Agus Puguh Santosa/Foto: Andrian Darmawan Phang (Banjarmasin)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles