HIDUPKATOLIK.COM – RUMAH Sakit Brayat Minulya(RSBM) Surakarta, Jawa Tengah akan merayakan hari jadinya yang ke-75 pada awal Desember 2024 ini, tepatnya pada 8 Desember. Itu perayaan puncak. Karena perayaan 75 tahun ini telah dimulai dari setahun lalu, 8 Desember 2023. Berbagai kegiatan telah dilakukan. Rangkaian itu diisi dengan Ekaristi dan akan diakhiri pula dengan Ekaristi. Di tengahnya, ada seminar, pelayanan medis, napak tilas dan lain-lain.
Jika kita menyimak kegiatan Yubileum 75 Tahun ini, tergambar pesan yang terang benderang bahwa pengelola dan semua lapisan karyawan ingin memberikan makna yang mendalam. Memadukan antara kegiatan yang sifatnya memperdalam kehidupan rohani atau spiritual para pihak yang berkarya dan tanda bukti konkret pelayanan dan kepedulian kepada sesama. Rumah Sakit ada tidak semata memperoleh benefit bagai Yayasan, tapi lebih dari itu. Rumah Sakit menjadi tangan kanan Allah melalui Kongregasi OSF yang memeluk dan merawat, menyembuhkan semua orang sakit yang datang berobat ke sini.
Jika kita menilik ke belakang, asa-muasal lahirnya RS Tipe C ini, kita akan menemukan bahwa keberadaannya adalah untuk menjadi rumah yang membuat semua pasien memperoleh sukacita alias kesembuhan jasmani dan rohani. Begitu pun dengan manajemen dan karyawan. Menarik bahwa RS ini menjadikan Keluarga Kudus Nazaret bagai pelindung. Artinya, pelindung bukan sekadar nama. Ia adalah rujukan sebagai keluarga. Suasana yang dibangun pun suasana kekeluargaan di antara karyawan. Para karyawan merasa betah. Mereka dimanusiakan sebagai insan-insan bermartabat. Apalagi, wajah mereka harus menampakkan wajah Allah yang penuh kasih, yang turut memberikan kesembuhan bagi setiap pasien dan keluarga pasian yang datang berobat.
75 Tahun perjalanan bukanlah perjalanan yang pendek lagi. Pelbagai tantangan telah dilalui dengan segala dinamikanya. Peran Keuskupan Agung Semarang an Pemerintah setempat tak bisa dianggap remeh apalagi sebelah mata. Karena RS ini jelas-jelas mengenakan atribut Katolik, tantangan yang dihadapi tentu saja jauh lebih berat dibandingkan dengan rumah sakit lain tanpa menganggap rumah sakit lain lebih rendah mutu atau kualitas pelayanannya. Setiap RS Katolik mengemban visi dan misa yang melebihi dari sekadar pelayanan sosial kesehatan. Tidak. Ia adalah jalan-jalan perwartaan kasih Allah. Bahkan disebut sebagai kerasulan kesehatan. Paus Fransiskus menganalogikan Gereja seperti rumah sakit. Itu berarti, Gereja harus menjadi jalan atau rumah yang menyembuhkan rohani, terutama bagi para pasien yang kritis atau sekarat. Mereka harus dipersiapkan, diantar untuk siap menerima kehendak Allah.
Setelah 75 tahun ini, tantangan yang dihadapi oleh RSBM tentu saja tidaklah akan lebih ringan. Kendati sudah tergolong mapan dengan tata kelola yang semestinya dimiliki, pengelolaan yang profesional, pengembangan dan pelayanan kesehatan perlu terus ditingkatkan. Kesetiaan untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dan keluarga pasien tak pernah berhenti di satu titik.
Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 49, Tahun Ke-78, Minggu, 8 Desember 2024