HIDUPKATOLIK.COM – Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus dan memuntahkan lahar panas serta material vulkanik ke rumah warga pada Minggu, 3 November 2024, pukul 23:57 WITA. Sembilan orang dilaporkan meninggal dunia. Erupsi ini juga mengakibatkan kerusakan bangunan sejumlah sekolah dan rumah warga. Akibatnya, belasan ribu jiwa yang terdampak dari kurang lebih delapan desa mengungsi ke tempat aman.
Menanggapi situasi ini, Caritas Indonesia bekerja sama dengan PSE-Caritas Keuskupan Larantuka dan PSE-Caritas Keuskupan Maumere dalam menggalang bantuan. Bantuan telah disalurkan secara langsung kepada 13.321 pengungsi di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka. Untuk menjangkau dan melayani para penyintas di sana, Jaringan Caritas Indonesia telah mendirikan dua pos pelayanan bantuan kemanusiaan yang dikoordinasi langsung oleh PSE-Caritas Keuskupan Maumere (Kabupaten Sikka) dan PSE-Caritas Keuskupan Larantuka (Kabupaten Flores Timur).
Sejak awal respons tanggap darurat ini, penggalangan bantuan yang dilakukan oleh Caritas Indonesia juga mengajak partisipasi dari umat dan kelompok masyarakat di paroki dan keuskupan serta universitas, bahkan kongregasi para imam, bruder, dan suster, baik dalam bentuk dana, barang bantuan, maupun tenaga. Berkat dukungan mereka, Jaringan Caritas Indonesia mampu melayani para penyintas dalam mendapatkan kebutuhan pangan, air bersih dan sanitasi, masker, peralatan memasak, tenda dan peralatan tidur, pelayanan kesehatan, dan lainnya.
Caritas Indonesia bersama berbagai lembaga kemanusiaan setempat menerima undangan dari Bupati Flores Timur untuk mengikuti pertemuan koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kantor Bupati pada tanggal 24 November 2024. Laporan distribusi bantuan kemanusiaan dari masing-masing lembaga kemanusiaan untuk melayani para penyintas dilaporkan pada pertemuan ini. Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengapresiasi kehadiran lembaga-lembaga kemanusiaan non-pemerintah di lokasi bencana untuk membantu para penyintas di kedua kabupaten tersebut.
Di akhir acara, Caritas Indonesia mewakili secara simbolis dalam penyerahan laporan bantuan yang sudah disalurkan langsung kepada para penyintas erupsi oleh masing-masing lembaga kemanusiaan.
Upaya Caritas Indonesia
Selama kurang lebih satu bulan masa tanggap darurat ini, fokus penyaluran bantuan oleh Jaringan Caritas Indonesia adalah pemenuhan kebutuhan dasar, seperti pangan, air bersih, dan sanitasi serta layanan kesehatan untuk para penyintas. Caritas Indonesia bersama PSE-Caritas Keuskupan Maumere dan PSE-Caritas Keuskupan Larantuka akan terus hadir melayani dan mendampingi para pengungsi hingga berakhirnya masa tanggap darurat pada tanggal 31 Desember 2024.
Ketua Badan Pengurus Yayasan Karina KWI, Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ, dan Direktur Caritas Indonesia, Pastor Fredy Rante Taruk berkesempatan melihat secara dekat respons Jaringan Caritas Indonesia di Desa Ile Gerong dan Desa Bokang, Titehena, Flores Timur, pada tanggal 29 November 2024. Kehadiran Mgr. Aloysius dan Pastor Fredy juga untuk berdialog dengan Uskup Larantuka Mgr. Fransiskus Kopong Kung dan Uskup Maumere Mgr. Ewaldus Martinus Sedu dan para pimpinan PSE-Caritas kedua keuskupan terdampak tentang rencana pemulihan berikutnya.
Menaggapi situasi terkini, Caritas Indonesia, PSE-Caritas Keuskupan Larantuka, dan PSE-Caritas Keuskupan Maumere, yang didukung oleh keuskupan masing-masing, berkomitmen untuk melanjutkan ke tahap pemulihan setelah berakhirnya masa tanggap darurat pada akhir tahun ini.
Program bantuan jangka pendek akan dibuat agar dapat mempercepat proses pemulihan para penyintas untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing dan bangkit melalui pemenuhan kebutuhan pangan, penguatan mata pencaharian dan ekonomi, kesehatan, dan kesiap-siagaan dalam memitigasi resiko bencana di masa depan.
Katharina Reny Lestari & Kenneth Yohanes Pati Raghu