HIDUPKATOLIK.COM – Ada pertunjukan konser dalam gereja? Tentu ini bukan sesuatu yang biasa dan penulis bersyukur bisa menjadi saksi mata peristiwa unik nan megah ini. Konser terselenggara pada hari Jumat, 22 November 2024 bertempat di Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading, Paroki Alam Sutera, Gading Serpong, Tangerang. Acara bertajuk “A Candlelight Concert THANKS BE TO GOD” dimulai sekitar pukul 19.20. Namun pukul 18.30 hampir semua kursi gereja sudah terisi.
Panitia menyiapkan kursi sejumlah 1300 dan menurut Tomi, ketua panitia, terjual 1189 tiket. Sisa kursi diperuntuk tamu undangan. Hasil yang memuaskan, “Target tercapai”, lanjut Tomi yang berasal dari Wilayah 7 Gading Serpong. Wilayah 7 ditunjuk sebagai panitia acara konser ini. Tomi bercerita, bahwa sebenarnya Wilayah 7 sudah ditunjuk menjadi panitia sejak 2023, namun baru terlaksana pada tahun 2024 ini. “Saya sendiri tidak punya latar belakang musik atau penyanyi. Tetapi saya didukung tim yang punya hati dan mau bekerja sama untuk mensukseskan acara konser ini”, demikian penjelasan Tomi penuh syukur.
Suasana gereja malam itu sungguh terasa dramatis. Temaram karena cahaya utama hanya berasal dari ribuan lilin elektrik yang disebar di seantero gereja serta balkon. Terlebih di panti imam dan meja altar hampir sepenuhnya bertaburkan lilin. Lalu saat pertunjukan, barulah ada permainan lampu warna-warni di panti imam dan area depannya sebagai panggung konser. Serta tentunya lampu sorot yang diarahkan kepada para penampil. Ini membuat suasana menjadi megah dan meriah, layaknya sebuah pertunjukan yang dikelola sebagai profesional.
Acara dibuka oleh Pastor Hadi Suryono selaku Pastor Kepala Paroki Alam Sutera dengan doa dan sambutan pembuka. Tak henti, Pastor Hadi mengucap syukur dan terima kasih kepada semua pihak, atas terwujudnya gereja ini. Namun kebutuhan dana untuk Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading, belum selesai. Belum semua terisi, seperti kursi umat di balkon saat ini masih memakai kursi plastik. Belum lagi, kebutuhan akan Gedung Pastoran serta Gedung Karya Pastoral.
Opera Komedi Samadi (OKS), tamu khusus, menjadi penampil pertama. Selama hampir 30 menit, Pastor Yustinus Ardianto, Pastor Pius Novrin, Pastor Edy Jelahu, dan Anton menghibur penonton dengan candaan yang memancing tawa dan menyanyikan beberapa lagu secara medley diiringi musik dari Jamaica Cafe. Pastor Victorius Rudy Hartono, pastor rekan Paroki Alam Sutera, sekaligus salah seorang pendiri Opera Komedi Samadi, oleh Pastor Yus ikut diajak bergabung naik panggung. Di akhir penampilan, Pastor Yus memberi kejutan, OKS turut menyumbang dana 100 juta rupiah. Ia berpesan agar penonton juga ikut menyumbang dengan mengisi amplop-amplop yang telah disediakan.
Setelah dihibur OKS, mulailah acara konser sesungguhnya. Acara dibagi dalam dua babak. Babak pertama diisi penampilan paduan suara asal Paroki Alam Sutera. Berturut-turut tampil Paduan Suara SMP St Laurensia, Gratia Sacra Choir, Sonus Divinus Choir, Deo Gratias Choir, dan Koor Paroki Santo Laurensius. Masing-masing menyanyikan dua lagu. Semua tampil luar biasa keren dan memukau.
Deo Gratias Choir, koor OMK dengan anggota pria lebih banyak dibanding wanita, saat menyanyikan lagu “Hai Puji Nama Tuhan”, mereka bernyanyi sambil badan ikut bergoyang. Sungguh menghibur. Sedangkan Solus Divinus Choir menyanyikan lagu Bwana Asifiwe (Terpujilah Tuhan) dalam bahasa aslinya, bahasa Swahili. Juga sambil bergoyang mengikuti suara tabuhan gendang. Sebagai penampil terakhir babak pertama, Koor Paroki Santo Laurensius tampil dengan 42 penyanyi dan 12 pemusik. Sebagaian besar bermain violin, ada yang pegang cello, piano, flute, dan tampak seorang wanita muda berkacamata dan berhijab pada gendang. Bukti toleransi yang membanggakan hati.
Setelah istirahat sekitar 10 menit, lalu babak kedua dimulai. Babak ini diisi oleh Sanggar Musicasa. Mereka adalah penampil profesional. Selain paduan suara, mereka tampil lengkap dengan orkestra. Lebih dari 40 pemusik nampak serius menampilkan musik klasik nan menggetarkan telinga. Pada lagu pertama, Antiphon Santa Perawan Maria Benteng Gading, paduan suara bernyanyi sahut-sahutan sambil diiring orkestra dengan Budi Utomo Prabowo sebagai konduktor. Benar-benar mengagumkan apalagi penulis menyaksikan semua ini dari posisi sangat dekat.
Berikutnya paduan suara menyanyikan beberapa lagu tanpa iringan orkestra. Saat menyanyikan lagu Ave Maria, tiba-tiba dari arah belakang ada suara ikut bernyanyi. Rupanya selain paduan suara yang telah ada di panggung, dari arah belakang, lorong kiri dan kanan, masih ada banyak anggota yang belakangan ikut bernyanyi. Selanjutnya mereka pun maju ke panggung bergabung dengan teman-temannya. Kejutan bagi penonton. Kejutan ternyata masih berlanjut. Beberapa saat kemudian, Joseph Kristanto Pantioso selaku dirigen, berbalik dan mengarahkan wajah dan tangannya ke arah balkon. Ternyata di bagian kiri dan kanan balkon pun terdapat cukup banyak anggota koor dan setelah mendapat arahan dari sang dirigen, mereka ikut bernyanyi. Luar biasa indah.
Musicasa tampil sekitar satu jam dengan 10 lagu. Setelah lagu kesembilan, acara diselingi dengan pemberian penghargaan kepada semua penampil. Berupa plakat dan bunga. Lalu pertunjukan konser yang luar biasa ini ditutup dengan lagu “Thanks Be to God” yang dinyanyikan bersama seluruh penampil yang memenuhi panggung tentunya diiringi orkestra. Tepuk tangan meriah dari seluruh penonton mengakhiri lagu ini.
Seluruh penonton nampak puas. Yolan seorang di antara penonton berkata, “Puas koq karena semua yang tampil mempersiapkan diri ya. Tempat dan pencahayaan juga OK, sesuai tema candle light.” Penonton bubar sambil terus membahas konser keren yang baru saja ditonton.
Semoga Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading makin lengkap dan Pastoran serta GKP dapat segera dibangun.
Fidensius Gunawan (Kontributor, Tangerang Selatan)