HIDUPKATOLIK – P.W. St. Sesilia. Why. 10:8-11; Mzm. 119:14.24.72.103.111.131; Luk. 19:45-48.
“ADA tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.” Kritik Yesus ini ditujukan kepada para pedagang di Bait Allah. Saat itu, Bait Allah dikuasai oknum pemimpin agama dan pedagang yang berkomplot memeras peziarah dengan aneka kecurangan. Mata uang yang berlaku di Bait Allah adalah mata uang khusus, bukan mata uang Romawi yang bergambar kaisar. Para penukar uang memanfaatkan ini dengan menetapkan nilai tukar yang merugikan peziarah.
Sekarang ini godaan untuk menyalahgunakan pelayanan rohani untuk kepentingan egoistik selalu ada. Gereja tidak luput dari oknum pencari kesempatan untuk memuaskan kepentingan sempit. Padahal, Gereja semestinya menjadi rumah doa. Sudahkah kita menjadikan Gereja dan pelayanan gerejawi sebagai tempat perjumpaan rohani mendalam dengan Sang Kasih? Kita bisa memulainya dengan pertobatan diri dari sikap koruptif.
Kesaksian hidup kita yang baik akan menjadi suara emas yang merdu. Itulah yang terjadi dalam hidup Santa Sesilia. Jangan biarkan hidup kita menjadi suara sumbang yang membuat Gereja pun mendapat kesan buruk. “Katanya orang Katolik, tapi, kok, hidupnya tidak baik?” Jangan, ya, Dik, ya!
Pastor Bobby Steven Octavianus Timmerman, MSF
Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kreator YouTube “Keluarga Katolik Rm. Bobby MSF”