web page hit counter
Minggu, 22 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mendukung GOTAUS Menjamin Masa Depan Gereja

5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Paroki Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten menerima kehadiran 36 Uskup dan 2 Administrator Diosesan dari seantero Nusantara pada hari Minggu, 10/11/2024. Ada 10 Uskup dan 1 Administrator Diosesan hadir dan memimpin Misa pukul 08.30 di Gereja Laurensius. Sedangkan di Gereja Santa Perawan Maria Benteng Gading (SPMBG), 26 Uskup dan 1 Administrator Diosesan memimpin Misa pukul 09.00.

10 Uskup yang hadir di Gereja Laurensius pada acara Gotaus (Foto: Hulbert)

Kehadiran hampir seluruh Uskup se-Indonesia — hanya Kardinal Ignatius Suharyo dan Uskup Paskalis yang tidak dapat hadir — tentu merupakan peristiwa langka sekaligus penuh rahmat bagi Paroki Alam Sutera. Terlebih bagi Gereja Santa Parawan Maria Benteng Gading, gereja baru yang belum sepenuhnya selesai. Kursi-kursi di balkon masih kursi plastik.

Rupanya para Uskup sedang mendukung GOTAUS (Gerakan Orang Tua Asuh untuk Seminari). Mengutip penjelasan dari ketua panitia, Maya Widjaja selaku anggota DPH Paroki Alam Sutera, GOTAUS adalah gerakan awam yang peduli dalam mempersiapkan calon imam yang handal dan kontekstual, dibawah naungan Komisi Seminari KWI.

Ketua KWI, Mg. Antonius Subianto Bunjamin, OSC membubuhkan tanda tangan. (Foto: Mozart)

Maya menambahkan, bahwa pada akhir Juli lalu, GOTAUS meminta kesediaan Paroki Alam Sutera menjadi tuan rumah dan pusat kegiatan penggalangan dana. Namun karena kegiatan gereja yang padat di bulan Agustus, maka baru pada akhir Agustus dalam rapat DPH, dirinya ditunjuk sebagai ketua panitia. Setelah koordinasi intens dengan GOTAUS KWI, maka mulai 1 Oktober dimulai kegiatan penggalangan dana. Umat melalui lingkungan, diajak untuk berdonasi melalui gerakan Dana Murah Hati. Juga ajakan untuk ikut acara Makan Siang Bersama Para Uskup Se-Indonesia. Tanggapan umat sangat baik. Puncak acara adalah pada Minggu, 10 November dengan Misa Konselebrasi Para Uskup baik di Gereja Laurensius maupun di Gereja SPMBG. Setelah Misa, dilanjutkan dengan Acara Makan Siang Bersama di Aula Gereja SPMBG pada pukul 11.00. Acara Makan Siang ini dihadiri oleh 210 donatur dan 30 undangan, yang terbagi dalam 40 meja.

Baca Juga:  Percakapan Terakhir dengan Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM

Sungguh luar biasa mengharukan, menyaksikan kehadiran para Uskup, terutama yang sepuh, seperti Mgr Petrus Canisius Mandagi, MSC yang berjalan agak tertatih dan menggunakan tongkat. Juga Uskup Emeritus Mgr Petrus Boddeng Timang, yang sesungguhnya sudah tidak bertugas. Mereka semua  sangat peduli dengan masa depan Gereja Indonesia. Sadar bahwa masa depan harus dipersiapkan dari sekarang. Sebagaimana disampaikan oleh Mgr. Siprianus Hormat, Uskup Ruteng dalam homili di Gereja SPMBG, “Kita berkumpul hari ini di sini, untuk para gembala masa depan dari gereja kita melalui anak-anak seminari. Yang kelak akan menjadi imam. Yang kelak akan menjadi uskup.”

Misa di Gereja SPMBG dimulai tepat pukul 9.00 dengan prosesi para petugas liturgi dan 26 Uskup serta Administrator Diosesan Keuskupan Timika. Juga Romo Yohanes Hadi Suryono selaku Pastor Kepala Paroki Alam Sutera dan Romo Vinsensius Rosihan Arifin (Pastor Rekan) ikut mendampingi sebagai wakil tuan rumah. Ketua KWI, Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC menjadi konselebran utama pada Misa di Gereja SPMBG  ini.

Baca Juga:  Mengambil Makna di Balik Kemeriahan HUT Ke-75 RS Brayat Minulya Surakarta

Dalam kata pembuka, Mgr. Anton menyampaikan, “Di tengah situasi kehidupan yang masih banyak kesulitan dan orang cenderung memikirkan kepentingan sendiri, ternyata masih banyak orang yang mau berbagi hati, energi, waktu, materi untuk kepentungan orang lain. Untuk kepentingan Allah dalam Gereja-Nya. Kita bersyukur masih banyak orang mau berbagi, terlebih ketika ada bencana alam. Banjir, tanah longsor, dan ketika ada letusan Gunung Lewotobi di Larantuka, orang pun langsung menawarkan bantuan. Kita bersyukur atas kemurahan hati ada begitu banyak orang. Berbagi atau berdonasi, kiranya merupakan wujud syukur atas kebaikan Tuhan yang diberikan kepada kita, Juga sebagai bakti kita kepada Allah yang kita curahkan kepada sesama.” Mgr. Anton pun mengajak umat yang hadir dalam Misa ini untuk fokus berbagi untuk mendukung pendidikan para calon imam.

Umat yang hadir pada Misa ini, memenuhi seluruh kursi baik di gereja, balkon, bahkan area parkir di rubanah pun terisi penuh. Mereka sangat antusias menanggapi ajakan Mgr. Anton dan Mgr. Siprianus untuk berbagi dan mendukung GOTAUS. Menurut Maya, jumlah kolekte dan amplop donasi masih belum selesai dihitung, namun diperkirakan di atas satu milyar. Belum lagi banyak donatur yang bersedia menjadi orang tua asuh bagi anak-anak seminari. Antusias umat juga nampak dari ramainya booth suvenir GOTAUS, banyak yang membeli.

Baca Juga:  Rayakan 50 Tahun Imamat, Mgr. Petrus Turang: Selama Ada Kelekatan Diri Sendiri, Kita Akan Mengalami Kekecewaan
Uskup Agung Merauke, Mgr. P.C. Mandagi, MSC memberkati umat. (Foto: Mozart)

Setelah Misa selesai, di plaza gereja, banyak Uskup “tersandera” kerumunan umat yang meminta berkat dan mengajak berfoto. Namun semua Uskup nampak bahagia, tersenyum dan tertawa bersama umat. Sungguh hangat hubungan antara gembala dan umatnya. Suasana ramai dan juga meriah dengan tampilnya OMK dari komunitas Anthiokia yang bernyanyi dengan diiringi permainan beberapa alat musik. Tak lama kemudian Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus, minta ikut bernyanyi. Ia tak mau kalah dengan OMK, ikut menghibur dan meramaikan suasana.

Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus bernyanyi bersama OMK. (Foto: Mozart)

Acara penggalangan dana boleh selesai, namun biarlah makin banyak umat yang tergerak ikut ambil peran menjadi orang tua asuh bagi para seminaris. Cukup dengan seratus ribu setiap bulan, telah membantu satu anak seminari. Gunakan hati untuk menjamin tersedianya gembala masa depan.

Fidensius Gunawan (Kontributor, Tangsel)

2 KOMENTAR

  1. apakah Majalah Hidup tidak ada panggilan atau good will untuk mengangkat konflik pembukaan lahan PSN di Merauke yg membuat banyak OAP setempat menjadi korban & banyak unjuk rasa menentang Uskup Mandagi yg berat sebelah ke pemerintah & aparat? Mana peran jurnalistik Anda & semangat ASG? Apakah beragama cukup sampai terima hosti & berkat uskup saja?

  2. apakah Majalah Hidup tidak ada panggilan atau good will untuk mengangkat konflik pembukaan lahan PSN di Merauke yg membuat banyak OAP setempat menjadi korban & banyak unjuk rasa menentang Uskup Mandagi yg berat sebelah ke pemerintah & aparat? Mana peran jurnalistik Anda & semangat ASG? Apakah beragama cukup sampai terima hosti & berkat uskup saja?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles