HIDUPKATOLIK.COM – IKATAN Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) mendukung seruan perdamaian bagi dunia yang kerap digemakan Paus Fransiskus. Dukungan itu disampaikan dalam forum “Pax Romana” di rumah retret II Carmelo, Ciampino, Roma, Italia pada hari Kamis, 19/9/2024. Perwakilan ISKA, Prasetyo Nurhardjanto menyampaikan bahwa Gereja Katolik memiliki posisi strategis untuk mendorong terciptanya perdamaian. “Nilai-nilai yang dimiliki Gereja Katolik menjadi inspirasi dasar sebuah perdamaian di tingkat apapun, termasuk tingkat global,” ujar Prasetyo.
Sebagai Vice President ICMICA Pax Romana, Prasetyo Nurhardjanto bersama-sama dengan berbagai jaringan internasional seperti IMCS Pax Romana, Pax Christi Internasional, International Youth Training Center (IYTC) – Laudato Si Center (Chiangmai, Thailand) dan Dorothy Day Center of Manhattan College, New York, Amerika Serikat, mengatakan, dokumen yang dilahirkan merupakan respons terhadap ajakan Paus Fransiskus pada 22 Juli 2022 agar semua pihak terlibat dalam membangun dunia yang lebih inklusif, harmonis dan berkelanjutan. Seruan itu diserahkan kepada Paus dalam sebuah audiensi yang diadakan pada Jumat, 20/9/2024 di Vatikan
- Dokumen berisi tujuh komitmen kelompok intelektual dan kaum muda Katolik dunia untuk melakukan hal-hal berikut.
- Pertama, komitmen akan perdamaian yang akan dimulaidari kehidupan pribadi, komunitas hingga tingkat dunia termasuk dalam menentang aksi kekerasan dan konflik melalui dialog, rekonsiliasi dan pemahaman bersama.
- Kedua, keadilan sebagai dasar perdamaian, karena tanpa keadilan di bidang hak asasi manusia dan promosi-promosi bagi kebaikan bersama, perdamaian akan sulit diwujudkan, apalagi bagi kelompok terpinggirkan dan tersisihkan
- Ketiga, akan semakin memberikan dukunga solidaritas bagi kaum miskin dan kelompok tertindas termasuk mereka yang mengalami diskrimasi dan eksploitasi yang menghambat tercapaikan perdamaian itu sendiri.
- Keempat, kepedulianterhadap lingkungan sebagai karya ciptaan Tuhan dengan berkomitmen untuk mengelola alam, memberikan advokasi kebijakan yang melindungi bumi sebagai rumah bersama, dan untuk mempromosikan praktik berkelanjutan secara ekologis.
- Kelima, dukungan terhadap Gerakan Keadilan dan Perdamaian yang harus bersama-sama dilakukan dengan institusi Pendidikan dengan cara memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan dan menimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Keenam, aksi dan advokasi juga merupakan salah satu komitmen seruan ini, di mana sebagai agen perubahan transformative, semua komponen diajak untuk melawan ketidakadilan dan membangun keadilan dan perdamaian bagi semua.
- Ketujuh, komitmen terakhir adalah memperdalam hubungan kita dengan Tuhan melalui doa dan pembaruan spiritual sebagai bentuk pengakuan bahwa Tuhan akan menyertai semua niat baik yang dibangun komunitas-komunitas ini.
- Pertama, komitmen akan perdamaian yang akan dimulaidari kehidupan pribadi, komunitas hingga tingkat dunia termasuk dalam menentang aksi kekerasan dan konflik melalui dialog, rekonsiliasi dan pemahaman bersama.
Finalisasi seruan itu merupakan hasil dari Rome Catholic Peace Forum (CPF) yang menghadirkan pembicara Kevin Ahern, (mantan Presiden IMCS dan ICMICA Internasional) serta Martha Ines Romero (Pax Christi International) yang menyoroti tantangan gerakan perdamaian kamu muda serta berbagai peluangnya. Selain itu, isu tentang gerakan perdamaian dari sisi keadilan dan perdamaian dikupas Budi Tjahjono (mantan presiden IMCS International dan Fransiskan International) serta Marcel C. Akpovo, (mantan IMCS Africa Team)
- Sebelum itu, tepatnya 10 Agustus 2024 juga diadakan Nagasaki Catholic Peace Forum di Nagasaki Jepang, dalam rangka peringatan pengemboman Hirosima dan Nagasakitahun 1945 lalu. Prasetyo Nurhardjanto saat itu menjadi salah satu pembicarabersama-sama dengan sejumlan narasumber lainnya seperti Tadashi Inuzuka (Former Senator, Japan), Anselmo Lee (Korea), Corazon Fabros (International Peace Bureau), Uskup Agung Nagasaki, Peter Michiaki Nakamura o dan Bertha Samponu (Indonesia), Coordinator, International Youth Training Center (IYTC) / Laudato Si Center (Chiangmai, Thailand) (pre-recording)
Diterima Paus Fransiskus
Setelah pertemuan, Paus Fransiskus menerima delegasi Pax Romana yang terdiri dari International Movement Catholic Students (IMCS) dan International Catholic Movement for Intellectual and Cultural Affairs (ICMICA) padahari Jumat, 20 Setember 2024 di Vatikan. Dalam pesannya, Paus menekankan perlu mendorong kaum muda menjadi protagonis revolusi kasih dan pelayanan.
Pesan itu mengulang dokumen Christus Vivit yang dikeluarkan Paus pada 2019 butir 174 yang di antaranya berbunyi: “Orang-orang muda yang terkasih, janganlah menjadi orang-orang muda yang hanya melihat hidup “dari balkon”, biarkan dirimu terlibat! Yesus tidak hanya berada di balkon, tetapi Dia masuk ke dalam. Janganlah melihat hidup ini “dari balkon”, tetapi terlibatlah sama seperti Yesus.” Terutama, dengan satu atau lain cara, berjuanglah untuk kebaikan bersama. Jadilah pelayan orang miskin, jadilah pelaku utama revolusi amal kasih dan pelayanan yang mampu melawan penyakit konsumerisme dan individualisme dangkal.”
Kepada delegasi yang berasal dari 37 negara pada audiensi itu, Paus berpesan untuk mengembangkan kewarganegaraan global dengan aksi nyata di tingkat lokal. “Dengan mengembangkan rasa kewarganegaraan global dan mendorong tindakan di tingkat lokal. Gerakan Anda memungkinkan generasi muda tidak hanya memperdalam pemahaman mereka tentang isu-isu sosial yang mendesak saat ini, namun juga mendorong perubahan yang berarti dalam komunitas mereka, sehingga menjadi ragi bagi Injil,” pesan Paus
Paus juga tidak henti-hentinya berpesan agar Pax Romana terlibat nyata dalam peran Sinode untuk “berjalan bersama” dengan mendengarkan, berpartisipasi dan terlibat dalam dialog terbuka dan cerdas, untuk memperhatikan suara Roh Kudus yang bijaksana.
Ikut dalam audiesi ini Prasetyo Nurhardjanto, anggota Presidium Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) yang saat ini menjadi Vice President ICMICA Pax Romana yang berpusat di Geneva, Swiss.
Pax Romana adalah gerakan awam Katolik internasional. Ini menggabungkan representasi dua gerakan dengan kepentingan dan tujuan yang sama, yaitu Gerakan Katolik Internasional untuk Urusan Intelektual dan Kebudayaan (ICMICA atau ICMICA/MIIC) dan Gerakan Internasional Mahasiswa Katolik (IMCS atau IMCS/MIEC). Kedua kelompok ini beroperasi secara independen, namun memiliki nama yang sama yaitu Pax Romana dalam perwakilan di PBB dan UNESCO. (FHS)