HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa XXX; Ef 6:1-9; Mzm 145; Luk 13:22-30
RASUL Paulus mengajar bagaimana relasi antar manusia harus dibangun, khususnya antara suami dan istri, orang tua dan anak serta majikan dan hamba. Di balik relasi-relasi tersebut ada rahasia besar, yaitu relasi kasih antara Allah dan manusia yang menuntut kesetiaan. Allah jatuh cinta kepada manusia dan mengutus Yesus sebagai wujud kepenuhan kasih Nya. Namun, manusia lebih suka memilih jalannya sendiri daripada jalan keselamatan yang ditawarkan Allah.
Keselamatan memiliki pintu sebagai gambaran akan perlunya hubungan akrab antara manusia dan sang tuan rumah keselamatan. Pintu itu sesak, butuh perjuangan untuk memasukinya. Terlahir sebagai cucu Abraham atau merasa sudah sering melihat dan mendengarkan Yesus saja tidaklah cukup. Ia perlu sungguh dikenal, disambut, dan ditaati, sementara banyak orang termasuk bangsa-Nya sendiri menganggap remeh, abai terhadap tanda-tanda Kerajaan Allah di dalam diri-Nya.
Suatu ketika pintu keselamatan akan ditutup oleh tuan rumah dan tak satu pun dapat masuk kendati mereka berdalih sudah pernah makan minum bersama Yesus. Terlambat! Mereka tahu dan mengenal Yesus tetapi telah menolak bahkan menghakimi dan membunuh Nya. Tuan rumah pun berkata, “Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!” (13:27).
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta