HIDUPKATOLIK.COM – Pw. Santo Fransiskus Assisi; Ayb. 38:1.12-21; 39:36-38; Mzm. 139:1-3.7-8.9-10.13-14ab; Luk. 10:13-16
SELALU ada orang yang menerima dan menolak kebaikan. Yesus pun mengalami penolakan dari warga kotakota yang Ia kunjungi dalam pewartaanNya. Ada beberapa kota yang pernah mengalami mukjizat Yesus, namun sayangnya, warga kota-kota itu malah menolak Yesus. Umpama, Betsaida adalah lokasi Yesus memberi makan 5.000 orang (9:10-17). Kapernaum menjadi pusat pelayanan Yesus di Galilea. Banyak warganya menyaksikan mukjizat Yesus (4:23; 7:1-10).
Ironisnya, justru warga Tirus dan Sidon yang didominasi orang bukan Yahudi menerima Yesus dengan suka cita. Ini menunjukkan bahwa identitas kesukuan sebagai bangsa Israel saja tidak menjamin bahwa seseorang diselamatkan. Keselamatan akan Yesus diberikan kepada siapa saja yang rendah hati dan terbuka menyambutNya. Tambah lagi, tidak ada jaminan bahwa seseorang yang telah mengalami mukjizat sekalipun akan otomatis diselamatkan. Semua tergantung pada imannya setelah menerima kemurahan Tuhan itu.
Bagi Tuhan, bukan status atau pengalaman rohani ajaib saja yang penting. Yang terpenting justru adalah sikap menerima-Nya dengan hati murni melalui peristiwa sederhana. Santo Fansiskus dari Assisi menerapkan hal ini dengan memandang siapa pun sebagai saudara.
Pastor Bobby Steven Octavianus Timmerman, MSF Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kreator YouTube “Keluarga Katolik Rm. Bobby MSF”