HIDUPKATOLIK.COM – Gereja Katolik mengkhususkan bulan September sebagai Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Tujuannya adalah agar umat Katolik semakin mencintai Kitab Suci. Seminar Kitab Suci (23/9/2024) yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Agama Katolik (STAKat) Negeri Pontianak merupakan upaya mendukung agenda Gereja Katolik tersebut.
STAKat Negeri Pontianak mengundang ahli Kitab Suci lulusan Universitas Gregoriana, Roma, Pastor Paulus Toni Tantiono, OFM Cap sebagai pembicara. Seminar diadakan di Gedung Praktik Luturgi STAKat Negeri Pontianak.
Pastor Toni mengajak peserta untuk berani menafsirkan dan menghayati Kitab Suci secara Katolik. “Sekitar abad 20 Gereja mulai berani menafsirkan Kitab Suci. Teks Kitab Suci bukan sekadar teori belaka tetapi melalui dorongan Roh Kudus yang menggerakan manusia dalam menuliskannya. Gereja mencari, menyelidiki dan mempelajari maksud asli teks Kitab Suci. Dalam 2 Timotius 3: 15-17 Kitab suci bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran,” kata penulis Renungan Harian di Majalah HIDUP ini.
Terkait dengan tema BKSN 2024 yaitu “Allah Sumber Keadilan”, Pastor Toni mengatakan, Gereja mengajak agar umat peka terhadap dunia global yang tidak kondusif, seperti perang, kondisi ekonomi resesi, banyaknya PHK, lesunya investasi, manuver politik, bobolnya data masyarakat, korupsi, intoleransi, diskriminasi, dan sebagainya. “Suara nabi yang tidak abu-abu ini diharapkan menjadi panutan bagi kita semua, agar tetap semangat dan bertahan pada pengharapan dalam iman sama seperti tokoh BKSN 2024 yakni Nahum dan Habakuk,” katanya.
Pastor Toni mengatakan, Nahum dan Habakuk adalah kedua nabi yang mencoba menjawab permasalahan ketidakadilan melalui refleksi mereka atas situasi hidup bangsa Israel dan dunia sekitarnya. Nahum 1: 3-7 menerangkan siapa Allah dan dunia manusia serta kebaikan Tuhan yang membuat manusia berharap dan menjadikan Allah sebagai sumber keadilan.
Pastor Toni menyampaikan, Paus Fransiskus dalam kunjungan Apostoliknya ke Indonesia juga memberikan penguatan untuk tidak menyerah dalam menebar jala, jangan Lelah bermimpi untuk membangun perdamaian. “Maka dari itu, Kitab Nahum dan Habakuk sangatlah relevan untuk kehidupan dulu kini dan yang akan datang. Meski untuk mencapai mimpi tidak secara langsung (instan), tetapi Gereja tidak takut berada di jalan terang sebab Gereja punya pengharapan Allah yang Panjang sabar dan Ia adalah Allah yang tidak tertandingi,” tuturnya.
Pastor Toni mengajak seluruh umat untuk tetap setia membaca Kitab Suci sebagai pedoman hidup. “Tetaplah dan semakin mencintai kitab suci kita karena sebenarnya semua jawaban ada di sana walaupun tidak instan. Karena kitab suci kumpulan dari pengalaman iman sekian banyak orang, situasi, tempat dan tahun sampai sekarang. Kitab suci berbicara nyata tentang hidup dan menghidupi tradisi kita serta menyentuh hidup kita. Baca, renungkan dan laksanakan!” katanya.
Seminar Kitab Suci STAKat Negeri Pontianak ditutup dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin Pastor Dilan, CP. Dalam homilinya ia berpesan bahwa Kitab Suci harus menjadi pedoman hidup kita umat Kristiani.
Laporan Angel Melinda (Pontianak)