web page hit counter
Sabtu, 21 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Model Teologi Terlibat Uskup Budi Kleden

3/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Dalam buku “Teologi Terlibat”, Mgr. Dr. Paulus Budi Kleden SVD — akrab disapa Mgr. Budi —  mensinyalir bahwa Teologi Terlibat bukan satu jenis teologi baru. Pernyataan tersebut justru menunjukkan suatu pertimbangan tersendiri.

Dalam rangka menemukan dan membentuk model Teologi Terlibat, Mgr. Budi menunjukkan titik berangkat pemikiran dengan jelas dan mudah dipahami. Karena itu, marilah menyimak pemikirannya.

Teologi adalah refleksi atas iman. Iman merupakan tanggapan manusia atas tawaran diri Allah demi keselamatan manusia. Di sini Mgr. Budi menjelaskan dan meyakinkan tentang keterlibatan diri Allah. Ya, Allah yang menawarkan diri demi keselamatan manusia adalah Allah yang melibatkan diri dalam sejarah hidup manusia. Uraian berikut menguraikan lebih jauh tentang Teologi Terlibat Mgr. Budi.

Pertama dan yang utama dalam analisis ini adalah Hak Asasi Manusia (HAM). HAM dan Kebudayaan adalah salah satu chapter di antara sejumlah chapters dalam buku Teologi Terlibat. Augmentasi yang hendak ditunjukkan tentang HAM yaitu kekhasan nilai-nilai Asia yang mana sering disampaikan pemimpin-pemimpin Asia seperti mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Mohammad dan mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kwan Yu.

Di Asia, diharapkan setiap negara boleh mengatur pelaksanaan HAM berdasarkan konsep, dan kondisi dalam negeri. Kemudian, konteks pembangunan menjadi prioritas pelaksanaan HAM. Jika HAM dalam konteks Asia ditegakkan, maka intervensi asing lebih baik ditiadakan.

Baca Juga:  Rayakan 50 Tahun Imamat, Mgr. Petrus Turang: Selama Ada Kelekatan Diri Sendiri, Kita Akan Mengalami Kekecewaan

Selanjutnya, HAM kelompok-kelompok sosial lebih diperhatikan daripada HAM setiap individu. Terkait dengan Teologi Terlibat, penerapan pelaksanaan HAM bagi kelompok-kelompok sosial merupakan suatu conditio sine qua non. Secara general, model Teologi Terlibat memang berdampak positif dan efektif bagi kelompok-kelompok sosial.

Salah Satu Pendekatan

Model Teologi Terlibat di sini di Indonesia dikaitkan atau digunakan untuk memertanyakan penegakan HAM. Teologi Terlibat diangkat sebagai salah satu pendekatan dalam proses pelaksanaan HAM.  Harapan besar, Teologi Terlibat merupakan kontribusi bagi bangsa untuk refleksi perjalanan sejarahnya serta menyadarkan pemerintah untuk mengatasi praktik pelanggaran HAM berat kemudian menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia maju bersama masyarakat bermartabat. Teologi Terlibat bersama bangsa yang menjunjung tinggi HAM merupakan kombinasi pendekatan terhadap harkat manusia yang bernilai di hadapan Tuhan dan sesama.

Setelah 79 tahun Indonesia merdeka, perjalanan sejarah negara merdeka diliputi dengan 12 peristiwa pelanggaran HAM berat. Berdasarkan temuan dan penilaian Tim Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran HAM, sejak 1965-2003 keduabelas pelanggaran HAM diakui dan disesali negara dan bangsa Indonesia. Realitas sejarah kelabu Indonesia, kasus pelanggaran HAM antara lain; sejak peristiwa 1965, penembakan misterius 1982, peristiwa Talangsari Lampung 1989, Rumah Geudong dan Pos Sattis Aceh 1989, penghilangan orang secara paksa 1997, Kerusuhan Mei 1998, Trisakti dan Semanggi I-II 1998, pembunuhan dukun santet 1998, Simpang KKA Aceh 1999, Wasior Papua 2001, Wamena Papua, 2003, dan Jambo Keupok Aceh 2003 (Kompas 12-1-2023)

Baca Juga:  Mengambil Makna di Balik Kemeriahan HUT Ke-75 RS Brayat Minulya Surakarta

Teologi Terlibat Mgr. Budi menunjukkan dengan jelas ketika membangun suatu bangsa merdeka yang akan memasuki 80 tahun sepatutnya mengarahkan perhatian sepenuhnya kepada manusia dan kebahagiaannya.

Hal ini merupakan suatu pilihan mutlak pemerintah berdasarkan tujuan nasional Indonesia. Keempat tujuan bangsa yang terdapat pada Pembukaan UUD 1945 menjadi acuan bernilai untuk bergerak dan terlibat dalam pembangunan manusia yang bahagia dan sejahtera. Inilah yang sejalan dengan Teologi Terlibat dalam memerhatikan secara serius HAM periode sejarah bangsa Indonesia.

Mgr. Budi secara selektif menegaskan HAM sebagai suatu kondisi prinsip hukum yang meminta lembaga hukum untuk menjamin penghormatan HAM sebagai nilai tertinggi dalam sejarah hidup manusia.

Beberapa alternatif dalam model Teologi Terlibat Mgr. Budi. Antara lain adalah kebudayaan, etika politik, spritualitas pembangunan, dan seterusnya yang berdampak pada perwujudan nilai kemanusiaan dan keadilan.

Baca Juga:  Sinergi Gereja dan Negara: Menghidupkan Iman, Humanisme, dan Kepedulian Ekologis

Teologi Terlibat yang diutarakan pada tahun 2003 tetap menjadi model aktual dalam arus sejarah bangsa dunia, sejarah manusia dan bangsa Indonesia, serta sejarah sang penunjuk model baru Teologi Terlibat. Salah satu peristiwa yang ditorehkan dalam sejarah yaitu 25-5-2024 sang penunjuk model Teologi Terlibat memeroleh penunjukan menjadi Gembala Agung di Keuskupan Agung Ende (KAE). Peristiwa sejarah berikut dilihat dan disaksikan melalui pentahbisan Uskup Agung KAE pada 22-8-2024.

Mgr. Budi  dengan semboyan “Caritas Fraternitatis Maneat in Vobis” memiliki kedekatan dengan model “Teologi Terlibat”. Di satu sisi semboyan ini merupakan peluang dari Teologi Terlibat dalam relasi dengan sesama manusia dan semua makhluk hidup, sementara di lain sisi Mgr. Budi mempersembahkan karya-karya karitatif dalam konteks Teologi Terlibat.

Semoga misi Mgr. Budi bersama misi penyelenggara negara dan bangsa Indonesia saling terlibat secara serius demi penyelesaian masalah kemanusiaan karena pada dasarnya Gereja dan Bangsa terlibat untuk kebahagiaan dan keselamatan manusia.

Teologi Terlibat menjadi model transmisi Gereja dan Negara untuk memenuhi Tujuan Nasional Indonesia.

Silverius CJM Lake
Dosen Character Building Universitas Bina Nusantara

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles