HIDUPKATOLIK.COM – USKUP Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo mengajak umatnya di Paroki Lubang Buaya, Jakarta Timur bersyukur kepada Allah atas selesainya pembangunan gereja setelah melalui jalan panjang.
Kardinal, hari ini, Sabtu 14 September 2024 pada Pesta Salib Suci memberkati dan meresmikan gereja yang telah lama dirindukan umat paroki ini.
Jalan panjang yang Kardinal maksudkan tentu saja terkait dengan proses panjang — 30 tahun — yang harus ditempuh Paroki ini hingga kemudian memperoleh izin mendirikan bangunan.
Suara Kepala Paroki Lubang Buaya, Pastor Johan Ferdinand Wijshijer sampai bergetar, menahan haru mengenang kembali perjalanan panjang itu.
Ia mengatakan, ada banyak orang yang berjuang dengan begitu besar untuk berdirinya gereja baru ini.
Menurutnya, para tokoh yang berjuang untuk gereja ini, sebagian sudah meninggal dunia karena terpapar pandemi. “Gereja ini dibangun oleh banyak orang. Mereka bekerja keras. Semuanya ini jadi karena penyelenggaraan Allah. Semuanya indah pada waktunya,” ujar imam diosesan yang akrab disapa Romo Fe.
“Kami sangat berbahagia karena perjuangan selama 33 tahun. Pada akhirnya Tuhan memberikan jalan yang terbaik bagi umat Kalvari. Perjalanan yang tidak mudah. Namun, pada akhirnya, kebahagiaan untuk semua umat bisa kami nikmati hari ini. Ini sungguh suatu usaha yang luar biasa. Inilah kebanggaan kami,” ujar Sri Nirbito, salah satu tokoh yang ikut berjuang.
“Ini adalah awal kebangkitan bagi kami, bentul-betul adalah semangat baru. Dengan adanya gereja baru ini kami akan memulai pelayanan yang terbaik bagi umat yang terbelakang, yang tersingkir. Itulah salah satu tugas pastoral yang harus kami ungkapkan terus menerus agar umat semakin bisa hadir memuji dan memuliakan Tuhan di gereja baru ini dan di tengah masyarakat. Kebangkitan yang luar biasa bagi Gereja Kalvari,” tambah Sri Nirbito kepada hidupkatolik.com.
Pada kesempatan ini, tak lupa Romo Fe menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua orang yang telah terlibat dalam pembangunan gereja baru ini, termasuk para donatur.
Puncak tahbisan Gereja Kalvari ini adalah pada saat Kardinal memberkati altar dengan minyak suci dan mendupainya. Sebelum pemberkatan altar, dinyanyikan litani para kudus.
Tampak semua undangan terbatas mengikuti momen ini dengan hikmat dan tenang. Setelah lilin Paskah dan lilin yang lain dinyalakan, Kardinal menyatakan bahwa Gereja baru telah diresmikan. Umat menyambut dengan tepuk tangan.
Tahbisan Gereja Kalvari ini diawali dengan marching band dari Sekolah Dasar Katolik Pamardi Yuana Bhakti, Jatimakmur (Menurut Romo Fe, Pimpinan Pamardi Yuana Bhakti Stanislaus Widianto menyumbang lebih dari 600 juta untuk pembangunan gereja ini; sementara Sekolah Markus yang ada di kompleks ini yang justru dapat banyak manfaat dari Gereja Kalvari tampak minim). Sesudah marching band, perarakan diikuti prosesi pembawa bendera, vandel-vandel lingkungan dan kelompok-kelompok kategorial, ondel-ondel dan Palang Pintu.
Sebelum pintu utama Gereja dibuka Kardinal, diadakan serah terima kunci Gereja dan pemberkatan patung Ecce Homo. Sementara penandatanganan prasasti dilakukan di aula di ruang basement Gereja setelah Perayaan Ekaristi dan saat ramah tamah yang dihadiri Wali Kota Jakarta Timur.
Terkait dengan keberadaan patung Ecce Homo, Kardinal mengajak umat Kalvari agar setiap kali memandang patung ini, umat berusaha untuk semakin sempurna seperti Yesus.
Tampak sejumlah imam dari pelbagai paroki hadir dalam pentahbisan Gereja Kalvari ini, termasuk para imam yang pernah berkarya di Paroki Lubung Buaya.
Di salah satu sisi Gereja ini, dibangun Taman Doa yang asri. Di sini umat dapat melakukan devosi, termasuk Jalan Salib karena di dalam Gereja tidak terdapat gambar-gambar Jalan Salib sebagaimana Gereja pada umumnya.
Di belakang altar utama, terdapat juga ruang untuk perayaan Ekaristi dengan jumlah umat terbatas. Ini pun diberkati oleh Kardinal bersamaan dengan pemberkatan gedung Gereja baru ini hari ini.
(fhs)