HIDUPKATOLIK.COM – 1Kor.4:6b-15; Mzm.145:17-18, 19-20, 21; Luk.6:1-5
HUBUNGAN umat Korintus dengan Paulus tidak selalu mulus. Tampak ada beberapa sifat umat Korintus yang mengecewakan hati Paulus, sehingga Paulus membandingkan cara hidupnya dengan cara hidup orang Korintus. Ini bukan dimaksudkan Paulus untuk membanggakan diri, melainkan menyadarkan mereka akan kesombongan maupun sikap mau menang sendiri dari mereka. Ia sampai mempertaruhkan kewibawaannya di hadapan umat Korintus.
Hal serupa dilakukan Yesus terhadap orang Farisi yang selalu mencari-cari kesalahan Yesus dan para murid-Nya. Memang tindakan para murid memetik bulir gandum dan memakannya di hari Sabat tampak seperti bekerja dan bekerja memang dilarang pada hari Sabat. Namun, jika dipahami latar belakang tindakan para murid, soal kelaparan dan kehidupan, tindakan mereka dapat dianggap perkecualian dalam hukum Sabat. Hal ini (pura- pura) tidak dilihat kaum Farisi, supaya mereka punya alasan mengkritik Yesus sebagai guru yang tidak kompeten. Yesus pun menegur kaum Farisi dengan mengambil contoh tindakan Daud dan para tentaranya di kala kelaparan, suatu kasus perkecualian.
Jika kita sudah mempunyai kacamata tertentu dalam memandang seseorang, maka kita sering luput melihat sisi lain dari orang itu atau latar belakang tindakannya. Hal yang benar pun salah di mata kita. Kita juga akan ditegur keras oleh Yesus, supaya mempunyai cara pandang lebih terbuka dalam menilai orang lain dan tindakannya.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap
Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak