HIDUPKATOLIK.COM – Alumni, mahasiswa dan segenap unsur dalam Komunitas Atma Jaya meciptakan lautan oranye di depan Kampus 1 Semanggi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, mengiringi perjalanan Paus Fransiskus menuju misa akbar di Gelora Bung Karno (05 Sep 2024).
Jaket oranye yang dikenakan oleh alumni dan mahasiswa, menjadikan perguruan tinggi legendaris di segitiga emas itu tampak menyala penuh antusiasme dan sukacita, dari tengah hari bolong sampai lewatnya Pemimpin Gereja Katolik tertinggi.
Sebagian insan Atma Jaya Jakarta lain sudah berjalan kaki lebih dahulu dari kampus menuju Gelora Bung Karno (GBK) dipimpin oleh Rektor Unika Atma Jaya, Yuda Turana. Semua elemen Komunitas Atma Jaya terwakili di depan kampus maupun di GBK, mulai dari mahasiswa, alumni, karyawan, dosen, dan pimpinan.
“Unika Atma Jaya adalah Indonesia mini, karena mahasiswa, alumni, dosen, pimpinan fakultas dan universitas terdiri dari berbagai latar belakang Suku, Agama, Ras dan Golongan. Kami menyambut kunjungan apostolik Bapa Suci Paus Fransiskus ke Indonesia, dimana kehadiran Paus sebelumnya, Paus Yohanes Paulus II, pada tahun 1989 masuk ke kampus kami. Paus selalu datang membawa damai dan berkat atas keragaman, apalagi kepada Indonesia, kepada Unika Atma Jaya, yang kaya karena keragaman tetapi satu,” terang Michell Suharli, Ketua Umum Perluni-UAJ.
Kerukunan dan keberagaman adalah kekayaan terbesar yang dimiliki sebuah bangsa. Apalagi untuk sebuah organisasi, termasuk komunitas perguruan tinggi seperti Unika Atma Jaya.
Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara besar, mosaik budaya, suku bangsa, adat istiadat, keberagaman yang sangat kaya, yang tercermin pula dalam keanekaragaman ekosistem dan lingkungan sekitarnya. “Jika benar kalian (Indonesia) adalah tuan rumah tambang emas terbesar di dunia, ketahuilah bahwa harta yang paling berharga adalah kemauan agar perbedaan tidak menjadi alasan untuk bertikai, tetapi diselaraskan dalam kerukunan dan rasa saling menghormati. Jangan sia-siakan anugerah ini,” tutur Paus Fransiskus.
Lebih lanjut Paus Fransiskus berpesan kepada Bangsa Indonesia di hadapan para tokoh bangsa yang hadir di Mesjid Istiglal beberapa jam sebelum memimpin misa akbar GBK, agar jangan pernah memiskinkan diri dari kekayaan yang besar itu. Sebaliknya, bangsa besar ini perlu mengembangkan dan wariskannya terutama kepada kaum muda. Semoga tidak ada seorang pun yang terjerumus dalam pesona fundamentalisme dan kekerasan, semoga semua orang justru terpesona oleh impian sebuah masyarakat dan kemanusiaan yang bebas, bersaudara, dan damai. (H)