web page hit counter
Sabtu, 2 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Histeria Massa, Katedral Pecah, Menyala, dan Sukacita

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Histeria massa itu mulai terendus ketika mentari mulai bergulir ke ufuk barat. Tampak, sedari pagi hingga menjelang tengah hari, persiapan di pelataran Katedral Jakarta sudah semakin berdenyut. Pihak keamanan – Polri dan TNI – tengah berjaga-jaga di setiap sudut. Secara perlahan, trotoar di sepanjang Jalan Katedral pun mulai didatangi umat yang ingin melihat dari dekat Bapa Suci Fransiskus yang diagendakan akan hadir di Katedral.

Umat menunggu mobil yang membawa Paus ke Katedral.

Di sini Bapa Suci akan bertemu dengan para uskup, imam, biarawan/i, seminaris, katekis dari pelbagai tempat. Masih di kompleks Katedral, Bapa Suci juga bertemu dengan Scolas Occurrentes di Grha Pemuda. Hari ini adalah hari kedua kunjungan apostolik Bapa Suci di Jakarta, Indonesia, dari 3-6 September.

Diagendakan, Bapa Suci akan tiba di Katedral sekitar pukul 16.30. Namun, dua jam sebelum Bapa Suci tiba, umat dari pelbagai tempat telah memadi trotoar dan selesar luar Masjid Istiqlal. Katedral  dan Istiqlal memang berhadap-hadapan. Hanya dipisahkan oleh jalan. Jalan ini termasuk salah satu jalur padat di Jakarta. Maka, bisa dibayangkan kepadatan yang terjadi hingga menjelang kedantangan Bapa Suci.

Tampak umat menantikan Paus di Jalan Katedral.

Apalagi saat sekitar Katedral dan Istiqlal disterilkan oleh pihak keamanan. Umat yang hadir tak hanya dari Jabodetabek. Ada juga yang datang dari provinsi lain, termasuk yang datang dari negara tetangga, Malaysia. Hanya satu tujuan mereka. Ingin melihat Bapa Suci dari dekat. Bila beruntung, bisa meyalaminya atau sekadar memanggil namanya dari jarak dekat. Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin yang tak berjarak dengan umatnya.

Baca Juga:  Uskup Terpilih Mgr. Maksimus Regus Akan Menyatakan Kesetiaan kepada Takhta Suci dalam Vesper Agung

Sejak dari Bandara Soekarno Hatta saja, ia selalu membuka kaca mobil sederhana yang membawanya. Dia melambaikan tangan saat melihat ada umat yang berjejer dan berteriak dari pinggir jalan, “Viva il Papa”, atau “Papa Francesco”, senyumnya pun tak pernah lepas.

Maka, ketika momen di Katedral tiba, umat yang tidak memiliki akses untuk ikut Misa di GBK, berusaha menjangkau Bapa Suci di titik-titik yang dilewati Bapa Suci. Baik dari Kedubes Vatikan ke Istana, ke Katedral, ke Istiqlal, dan ke GBK.

Paus Fransiskus tiba di halaman Katedral.

Para imam, biarawan-biarawati, seminaris, katekis, animator telah memenuhi Katedral sejak siang hari. Ada yang bahkan sudah menunggu sebelum tengah hari. Sekitar satu jam sebelum Bapa Suci hadir, sekelompok anak dari sekolah-sekolah yayasan Katolik tengah membuat formasi di halaman katedral, juga sekitar 100 orang memaikan alat musik angklung. Sambil memegang bendera kecil Indonesia dan Vatikan, anak-anak ini meneriakkan yelyel Papa Francesco.

Saat para uskup dari KWI dan beberapa negara tentangga, suasana semakin riuh. Terasa, jantung Katedral kian berdenyut kencang. Terikanya mentari tak menghalangi sedikit pun animo umat yang hadir. Lalulintas memang cukup terganggu. Syukur umat mengikuti arahan pihak keamanan.

Baca Juga:  “Melody in Harmony”: Asah Bakat Seni, Tingkatkan Kolaborasi, Tumbuhkan Cinta Budaya Indonesia pada Gen Z
Paus Fransiskus menyapa umat di halaman.

Sekitar setu jam sebelum Bapa Suci tiba, peserta audiensi tengah malaksanakan ibadat sore yang diperdengarkan melalui pengeras suara sehingga terdengar ke luar. Ada umat dari tempat duduk/berdiri mengikutinya.

Tatkala iring-iringan kendaraan keamanan bergerak dari Kedubes yang hanya ‘sepelemparan’ batu dari Katedral, suasana riuh-penuh sukacita kian terasa. Ketika mobil putih sederhana yang membawa Paus terlihat dari ujung kanan, dari pojok kantor Kementerian Agama, histeria umat pecah pun pecah, menyala. Yelyel pun bertalu-talu, tepuk tangan membahana.

Barisan para uskup bersiap memasuki Katedral.

Sebelum memasuki pintu utama Katedral, setelah duduk di kursi roda, di luar agenda, Bapa Suci berkeliling menyapa anak-anak pemain angklung dan anak-anak lain yang membawa bendera-bendera kecil, serta umat ‘terpilih’ yang tengah berjejer. Saat Bapa suci mengarah ke barisan arah jalan utama, umat pun berteriak histeris lagi. Bapa Suci terus menebar senyum manisnya.

Di pintu utama katedral, Bapa Suci disambut oleh Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua KWI Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC, Kepala Paroki Katedral Pastor Albertus Hadi Rudi SJ dan dua remaja yang memberikan buket dan tanda mata khas Betawi.

 

Paus tiba di dalam gereja.

Di dalam katedral pun, para peserta audiensi pun tampak berebut untuk meraih tangan Bapa Suci, atau sekedara menyentuh jubahnya. Bapa Suci bergerak di tengah. Pihak Katedral sudah menata jalan di tengah dengan memberika ruang cukup luas dan selasar agak naik sedikit sehingga Bapa Suci lebih leluasa bergerak. Seperti umat ‘biasa’, para suster, pastor, bruder, seminaris pun tak kuasa menahan haru. Bahkan ada meneteskan air mata haru. Beruntung sekali bisa meraih tangan Bapa Suci dan mencium tangannya. Tampak juga beberapa uskup yang menciu tangan/cincin Nelayan Bapa Suci saat ada kesempatan.

Baca Juga:  GEREJA DI MUSIM DINGIN
Paus disambut di Graha Pemuda

Setelah mengadakan pertemuan dengan Scolas Occurrentes, pemandangan serupa terjadi. Umat yang berada di luar, yang sudah tak sabar menuggu kepulangan Bapa Suci, terus merangsek mendekat. Pihak keamanan tampak cukup sabar dan sigap menahan umat agar tak sempai mengganggu lajunya jalan Bapa Suci. “Aku sudah menyentuh jubahnya. Senangnya hatiku,” katanya sambil mencium tangannya berkali-kali. “Berkat Bapa Suci,” tutunya penuh sukacita.

Paus bersama para Scolas Occurentes di Graha Pemuda.

Kendati agak kesulitan dengan histeria massa yang terus mendekat, Bapa Suci akhirnya bisa duduk dengan tenang di mobil yang membawanya kembali ke Kedubes di Merdeka Timur. “Papa Francesco…” histeria umat saat Bapa Suci meninggalkan kompleks Katedral. Semua yang hadir pun beranjak pulang ke rumah masing-masing dengan sukacitanya masing-masing.

Saat minggalkan Katedral, umat masih berebut melihat Paus.

Bapa Suci Fransiskus memang bapa untuk kita semua. Kita selalu ada di lubuk hatinya. “Kita semua saudara,” ujarnya saat memberi sambutan di dalam Katedral. Ya, kita memang sama-saudara tanpa membeda-bedakan status, suku-ras-agama-antargolongan. Terima kasih, Bapa Suci, telah hadir di denyut Jakarta dan Indonesia.

Di akhir pertemuan di Katedral, Paus memberikat berkat bagi umat.

(fhs)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles