HIDUPKATOLIK.COM – 1Kor.3:18-23; Mzm.24:1-2,3-4ab,5-6; Luk.5:1-11
MANUSIA berhikmat bisa binasa dalam hikmatnya sendiri, jika ia membiarkan kesombongan menguasai hati dan pikirannya. Belajar dari pengalamannya sendiri, Paulus mengingatkan umat Korintus agar tidak memercayakan diri hanya kepada hikmat manusia yang terbatas. Hikmat yang benar hanyalah yang datang dari Allah, Sang Kebijaksanaan Tertinggi. Manusia berhikmat adalah milik Kristus, dan Kristus sendiri adalah milik Allah Bapa.
Simon – si nelayan kawakan – mungkin dalam hatinya sempat meragukan perintah Yesus – anak tukang kayu – supaya melabuhkan jala ke danau. “Mau mengajar ikan berenang?” Ia merasa lebih paham tentang dunia perikanan. Untunglah ia tetap mengikuti kehendak Yesus dan hasilnya…. jala perahunya hampir koyak karena banyaknya ikan yang tertangkap, sehingga harus dibantu perahu lainnya. Hikmat Allah jauh melampaui pengertian manusia. Simon Petrus dan anak-anak Zebedeus pun mengikuti Yesus, Sang Hikmat dari Allah.
Pengetahuan manusia selalu bertum- buh, namun hikmat sesungguhnya hanya milik Allah sendiri, Sang Maha Tahu. Di kala kita bekerja sama dengan Allah dan membiarkan Allah menuntun akal budi kita sesuai petunjuk-Nya, kita akan berkembang ke arah yang benar dan memancarkan cahaya kebenaran Allah.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap
Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak
