web page hit counter
Kamis, 19 September 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Euforia “Kunjungan Paus Fransiskus” di Balik Jeruji Besi

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Euforia umat Katolik Indonesia dalam menyambut kedatangan Paus Fransiskus begitu terasa. Tak hanya bagi mereka yang mendapat kesempatan untuk mengikuti Perayaan Ekaristi bersama Sang Gembala Utama di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Madya, tetapi juga bagi mereka yang berada di balik jeruji besi.

Pertengahan bulan lalu, misalnya, puluhan warga binaan beragama Katolik dan Protestan begitu antusias menyambut kedatangan Paus Fransiskus. Dengan mengenakan T-shirt berwarna biru gelap bergambar wajah Paus Fransiskus, mereka berkumpul bersama Komunitas Pria Katolik (KPK) St. Helena Paroki Curug dalam sebuah Perayaan Ekaristi di Kapel Maranatha Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Kelas IIA di Tangerang, Banten.

Seorang warga binaan berusia 64 tahun, Michael Sugiarto, bahkan sangat terharu melihat kehadiran Paus Fransiskus lewat sebuah gambar berlapis kertas tebal yang berdiri tegak di sisi kiri altar. “Senang sekali ada Paus Fransiskus di sini, meski hanya gambar. Saya seorang Katolik dari kecil, tapi belum pernah mencium tangannya,” ujarnya sambil menitikkan air mata.

Warga Binaan LP Pemuda Kelas IIA Tangerang, Banten (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Ia teringat akan satu peristiwa ketika seorang mahasiswi Muslim asal Indonesia bersalaman dengan Paus Fransiskus saat mengikuti audiensi di Lapangan St. Petrus, Vatikan, beberapa tahun lalu. Begitu pun seorang mahasiswa Muslim asal Indonesia yang juga bersalaman dengan pemimpin tertinggi Gereja Katolik di dunia tersebut. “Paus Fransiskus pantas menjadi teladan. Ia adalah sosok yang mempersatukan semua umat. Berbeda agama bukan berarti membentengi diri untuk berhubungan dengan umat beragama lain,” imbuhnya.

Raymundus Ramlan Sinaga, seorang warga binaan berusia 68 tahun, merasakan hal yang sama. “Saya merasa sangat terhormat, sangat senang sekali. Paus Fransiskus sangat rendah hati, sangat memperhatikan orang-orang kecil dan tertindas. Ini yang sangat melekat di hati saya. Saya yakin kedatangannya ke Tanah Air nanti sungguh sangat menjadi berkat khususnya bagi umat Katolik,” ungkapnya. Tak lupa ia turut mendoakan kesehatan Paus Fransiskus.

Pada April lalu, Kantor Pers Takhta Suci mengumumkan rencana kunjungan Paus Fransiskus ke tiga negara di Asia dan satu negara di Oseania pada awal September nanti. Pemerintah Indonesia dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) pun telah mempertegas hal ini.

Untuk Indonesia, Paus Fransiskus akan mengunjungi Jakarta pada tanggal 3-6 September 2024. Salah satu agendanya adalah merayakan Ekaristi bersama ratusan ribu umat Katolik dari seluruh keuskupan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).

Dasawarsa

Kunjungan ke Lapas Pemuda Kelas IIA merupakan agenda rutin KPK St. Helena Paroki Curug. Namun kunjungan kali ini spesial. Sekitar 150 orang, termasuk warga binaan, mengenakan kaos biru gelap bergambar Paus Fransiskus. Kehadiran Paus Fransiskus di sana merupakan ungkapan syukur atas hari jadi komunitas ke-10, yang jatuh pada tanggal 19 Agustus 2024.

Menurut Ketua KPK St. Helena Paroki Curug, Antonius Andi Janto Singgih, komunitas ingin mengajak warga binaan untuk turut menyambut kedatangan Paus Fransiskus. “Di luar sudah ramai, tapi di dalam penjara mungkin tidak ada sama sekali yang menyinggung soal kunjungan Paus Fransiskus. Maka kami membuat momen ini. Paus sendiri sering mengunjungi penjara. Jadi kami meneladaninya,” ujarnya.

Terlebih tema kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia, yakni Faith, Fraternity, Compassion, tak beda jauh dari tema komunitas. “Kami punya tema ‘Man of Faith, Man of Compassion.’ Saya sebenarnya mau menambah satu lagi, ‘Man of Fraternity,’ karena sejak tahun 2021 kami menghidupkan persaudaraan melalui Sekolah dari Nazareth (SEDAN),” imbuhnya.

Vikaris Episkopal Kategorial Keuskupan Agung Jakarta, Pastor Yusuf Edi Mulyono, SJ (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Ia sepakat dengan pernyataan Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, yang menekankan pentingnya memahami dan meneladani ajaran Paus Fransiskus. Maka KPK St. Helena Paroki Curug ingin meneruskannya kepada warga binaan dengan menayangkan sebuah video pendek tentang sosok Paus Fransiskus. Harapannya, mereka juga memiliki kerendahan hati seperti Paus Fransiskus dan mampu berubah menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik di masa depan.

Selain itu, sosok Paus Fransiskus sebagai devosan St. Yoseph juga seirama dengan nafas komunitas. “Perjalanan sepuluh tahun ini merupakan berkat luar biasa bagi kami. Kami tidak pernah menyangka, awalnya hanya empat orang yang berkumpul lalu berbuah seperti sekarang ini. Akhirnya Devosi St. Yoseph benar-benar hadir. Berkat Tuhan melalui St. Yoseph,” ungkapnya.

Untuk menandai dasawarsa komunitas, sebuah buku berjudul “Melangkah Bersama Yusuf – Edisi 2” pun diluncurkan seusai Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Vikaris Episkopal Kategorial Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Pastor Yusuf Edi Mulyono, SJ dan Moderator KPK St. Helena Paroki Curug, Pastor Fredericus Freday Badianto Sihombing, OSC. Ada pula seremoni pemotongan tumpeng secara sederhana dan sharing alumni SEDAN.  

Cinta Luar Biasa     

Pastor Edi mengawali homili dengan sebuah cerita ketika ia hendak melakukan pelayanan di Paroki Kampung Sawah, Bekasi. Ia mengendarai sebuah mobil tanpa mengetahui dengan pasti jalan mana yang harus ditempuh untuk sampai tujuan. Maka ia menghidupkan sebuah aplikasi peta daring. “Tapi saya tidak pencet start. Jadi ketika saya harus belok kiri, saya malah bablas. Untung saya menyadarinya. Lalua saya berhenti sebentar dan menghidupkan start. Sehingga saya sampai tujuan, tidak telat,” kenangnya.

Pesan moral yang ia ingin sampaikan kepada warga binaan adalah bahwa setiap insan harus mengandalkan seorang penuntun dalam menjalani kehidupannya sehari-hari agar ia tidak tersesat. Bagi umat beriman, Tuhan telah menyediakan panduan hidup. Ia kemudian menyinggung bacaan hari itu yang menyebut Nabi Elia sebagai penuntun Bangsa Israel.

Ia juga menyebut Paus Fransiskus sebagai pribadi yang sangat memperhatikan warga binaan. “Itulah mengapa gambarnya ada di sini. Ia akan datang ke Indonesia tanggal 3-6 September untuk menghormati umat Allah. Ia ingin menunjukkan kasihya dengan mengunjungi kita. Mungkin ia tidak sampai di penjara, maklum usianya sudah lanjut, paru-parunya hanya satu. Bahkan dengan berjalan pelan-pelan, ia masih mau datang untuk menunjukkan cinta luar biasa Tuhan kepada umat-Nya. Maka kita sambut dia dengan penuh syukur,” ujarnya.

Paus Fransiskus adalah pribadi yang mengasihi orang lemah, kecil, miskin, dan tersingkir, baik di dalam penjara maupun di luar penjara. Untuk itu, ia mengajak warga binaan untuk meneladaninya.   

Iman yang Berbuah

Sementara itu, Pastor Freday, sapaan akrabnya, menyebut kunjungan ke Lapas Pemuda Kelas IIA sebagai iman yang berbuah di kalangan anggota KPK St. Helena Paroki Curug. “Kunjungan ini adalah kegiatan utama kami yang bertujuan untuk mengajak mereka memahami belas kasih di penjara. Kami bertemu mereka yang membutuhkan doa, bimbingan, dan pendampingan. Saya yakin, ketika kami hadir di sana, ada spirit yang mendorong warga binaan untuk saling menguatkan satu sama lain,” ujarnya.

Dengan mengenakan kaos bergambar Paus Fransiskus, ungkapnya, komunitas ingin mengajak warga binaan memahami makna kunjungan apostolik tersebut. “Ketika kami hadir dan memakai kaos ini, kami memperlihatkan sosok paus Fransiskus yang berusaha mengungkapkan iman yang berbuah. Kami ingin menumbuhkan persaudaraan dan memperlihatkan belas kasih kami secara nyata di Lapas ini. Ini makna kunjungan kami terkait dengan kunjungan apostolik Paus Fransiskus mendatang,” imbuhnya. Ada makna yang senantiasa dihidupi, yakni menumbuhkan faith, fraternity, dan compassion. 

Katharina Reny Lestari

Sumber: Majalah HIDUP Edisi 33 Tahun ke-70, 18 Agustus 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles