HIDUPKATOLIK.COM – 1Kor.2:1-5;Mzm.119:97,98,99, 100,101,102;Luk.4:16-30
RASUL Paulus menampilkan sesuatu yang berbeda saat ia hadir di antara orang Korintus. Ia belajar dari kesalahannya di masa lalu saat bersikap sombong dan merasa lebih benar/pintar, sehingga mengejar dan memenjarakan orang Kristen. Pertemuannya dengan Tuhan Yesus dan refleksinya selama 3 tahun setelah pertobatannya menyadarkannya bahwa ia hanya manusia lemah. Allahlah sumber pengetahuan dan kekuatan. Kini ia datang sebagai pelayan yang rendah hati, bukan tuan.
Yesus pun menghadirkan diri-Nya dengan cara unik di depan penduduk Kota Nazaret. Ia memang mengutip teks Yesaya yang mengisyarakan kehadiran Mesias harapan orang Israel, namun sosok dan latar belakang-Nya jauh berbeda dari pengharapan orang sekampung-Nya akan sosok Mesias. Ia hadir sebagai Mesias yang rendah hati dan melayani, bukan sebagai penguasa kuat. Dia ditolak.
Pengharapan yang salah sering mendatangkan kekecewaan, menutup mata batin akan kebenaran sejati yang ditunjukkan Tuhan. Kita sering menolaknya, karena tidak sesuai keinginan kita. Padahal kebenaran sejati berbicara secara lugas tanpa harus berkompromi dengan manusia yang terbatas.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap
Dosen Pendidikan Agama Katolik/Etika Sosial Universitas Widya Dharma Pontianak