web page hit counter
Jumat, 22 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Benvenuto Padre Francesco (1): Paus Fransiskus: Berdoalah untuk Saya

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – UNGKAPAN bahasa Italia ini selengkapnya Benvenuto Sancto Padre Francesco. Selamat Datang, Paus yang Kudus Bapa Fransiskus. Selamat Datang, Bapa Fransiskus. Sebagai Kepala Negara Vatikan, pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia dan Uskup Roma, Paus Fransiskus (87) akan mengunjungi Indonesia, 3-6 September 2024.

Kesempatan langka, penting, dan bagi sebagian orang mungkin hanya sekali dialami selama hidup. Sudah lama diharapkan. Seperti biasa dalam kunjungan para paus, kunjungan Paus Fransiskus kali ini merupakan visitasi apostolik penggembalaan (pastoral) sekaligus tamu kenegaraan Republik Indonesia. Empat hari pertama kunjungannya ke negara-negara Asia Pasifik selama 12 hari, dilanjutkan ke Papua Niugini, Timor Leste, dan Singapura.

Kunjungan ke Indonesia seorang Paus kali ini merupakan yang ketiga setelah Paus Paulus VI pada 3-4  Desember 1970 dan Paus Yohanes Paulus II tanggal 11-13 Oktober 1989. Kunjungan kepausan Paus Fransiskus merupakan tanggapan undangan para pemimpin negara dan para pemimpin Gereja Lokal. Kunjungan 12 hari menjadi kunjungan ke-44 dalam masa kepemimpinan dan kegembalaannya sebagai paus.

Pemerintah Indonesia menyambut baik rencana Paus Fransiskus ke Indonesia. Undangan Pemerintah RI disampaikan melalui Dubes Takhta Suci Vatikan di Jakarta, 25 Maret 2024. Kunjungan yang penting ini diharapkan dapat memperkuat pesan toleransi, persatuan, dan perdamaian dunia. Tidak hanya penting bagi umat Katolik — sekitar 8,5 juta setara 3,06% total penduduk Indonesia 277,75 juta (data 2022)– tetapi juga seluruh umat beragama di Indonesia. Sebenarnya Paus Fransiskus sudah merencanakan kunjungan ke Indonesia sejak tahun 2020, tetapi terkendala pandemi Covid-19.

Pada awal April yang lalu terbentuk kepanitiaan nasional dengan Ignasius Jonan sebagai Ketua Panitia Pelaksana; Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo; Dubes Vatikan untuk Indonesia, Mgr. Piero Pioppo, dan Ketua KWI, Mgr. Antonius Bunyamin Subianto, OSC sebagai Pengarah.

Undangan resmi mengunjungi Indonesia disampaikan Presiden Joko Widodo pada April 2024 melalui Dubes Vatikan di Jakarta. Pada 1 April 2024, disampaikana oleh Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, Paus Fransiskus akan datang ke Indonesia tanggal 3 September, sebuah negara dengan populasi pemeluk Islam terbesar di dunia, sehingga menjadi bagian dari promosi toleransi beragama. Indonesia adalah negara pertama yang dikunjungi dalam kunjungan Paus Fransiskus ke kawasan Asia Pasifik.

Baca Juga:  Renungan Harian 20 November 2024 “Waspadai Iri Hati”

Sebelumnya dalam acara resepsi perayaan 10 tahun pengukuhan Paus Fransiskus, 15 November 2023, Menteri Komunikasi dan Informasi, Budi Arie Sumadi hadir di Kedubes Vatikan Jakarta, mewakili pemerintah.

Dalam sambutannya, Menteri Budi menyampaikan undangan Indonesia kepada Paus berkunjung ke Indonesia. Indonesia merupakan negara kedua yang menyatakan pengakuan dan dukungan Kemerdekaan Indonesia. Waktu itu Paus Pius XII memberikan dukungan dan doa untuk perjuangan Indonesia mempertahankan kemerdekaan. Indonesia dan Vatikan memiliki hubungan bilateral yang sama dalam mengusahakan perdamaian, kemanusiaan, inklusifitas, dan kebebasan. Indonesia bangga menjadi mitra perdamaian Takhta Suci.

Pertama dari Amerika Latin   

Direncanakan dalam kunjungan empat hari itu, seperti penjelasan Juru Bicara Panitia Nasional, Pastor Thomas Ulun Ismoyo, akan diisi dengan jadwal yang masih terus dimatangkan bersama Gereja Katolik, Pemerintah RI dan Vatikan. Mempertimbangkan faktor kesehatan Paus, Misa bersama Paus Fransiskus dan umat hanya satu kali, di Jakarta. Wakil-wakil dari seluruh keuskupan dengan  sekaligus mempertimbangkan faktor kendala transportasi disertakan, sebab kunjungan apostolik itu bukan hanya untuk umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta tetapi seluruh umat Katolik Indonesia. Setelahnya, Paus bertemu empat mata dengan Presiden Joko Widodo mungkin juga dengan anggota kabinet, perwakilan tarekat-tarekat religius dan para rohaniwan, dan wakil-wakil lembaga lintas agama, untuk kemudian pada 6 September menuju PNG.

Paus Fransiskus saat pertama kali tampil di podium utama Basilika Santo Petrus tahun 2013.

Mengenai kunjungan ini, ada analisis yang mengkhawatirkan kesehatan Paus Fransiskus. Sebab pada menit-menit terakhir sebelum ibadat Jumat Agung yang lalu, Paus membatalkan memimpin prosesi jalan salib dari tempat tinggalnya di Wisma Santa Martha ke Koloseum. Semoga berkat kecintaan, kepedulian, semangat dan permohonannya agar didoakan (pergate per me – berdoalah untuk saya) cermin kerendahan hati sejak muda Kardinal Jorge Mario Bergoglio – Uskup Agung Buenos Aires, Paus Fransiskus senantiasa terberkati dan sehat.

Baca Juga:  Keuskupan Sibolga dari Sinode ke Sinode, Terus Bertumbuh dan Berakar

Pergate per me (berdoalah untuk saya) yang disampaikan Paus Fransiskus, sekaligus menjadi permohonan umat kepada paus agar dilimpahi kesehatan dalam memimpin, menggembalakan dan menjalankan tugas pelayanan. Pergate per me disampaikan sebelum memberikan berkat perdana kepada jutaan umat yang memadati Lapangan Basilika St. Petrus, beberapa saat setelah dikukuhkan sebagai paus ke-266 tanggal 19 Maret 2013.

Permohonan doa untuk kelancaran kunjungan pertama kali ke Asia Pasisik, bersyukur atas kunjungan ke berbagai benua dan negara yang ke-44,  sehat dengan satu paru sejak remaja karena infeksi. Banyak orang hidup dengan satu paru, yang secara medis tidak mengurangi energi dan menghalangi kegiatan. Sebelum kunjungan ke Asia Pasifik, Paus Fransiskus pernah mengunjungi Irak dalam lawatan perdamaian, 6-8 Maret 2021 dan Iran pada 31 Mei 2022.   

Secara kebetulan bagi manusia atau sesuai rencana Tuhan, terpilihnya seorang Paus Fransiskus dari Argentina merupakan yang pertama sejak takhta kepausan 20 abad silam, berasal dari Amerika Latin. Paus Fransiskus adalah paus yang pertama berasal dari religius/tarekat, Serikat Jesus (SJ).

Sejak Paus Gregorius III dari Suriah yang wafat tahun 741, Paus selalu berasal dari Eropa sampai Benediktus XVI yang meninggal 31 Desember 2022 dengan proses pemakaman yang dipimpin oleh Paus Fransiskus, 5 Januari 2023 — pertama kali proses pemakaman seorang Paus dipimpin oleh Paus penggantinya.

Ketika terpilih pada hari kedua konklaf, 13 Maret 2019 dalam usia 76 tahun, dia tidak termasuk yang dinominasikan walaupun pada konklaf tahun 2005 dia urutan kedua dalam perolehan jumlah pemilih setelah setelah Kardinal Joseph Ratzinger yang kemudian Paus Benediktus XVI.

Baca Juga:  Renungan Harian 19 November 2024 “Sukacita Pertobatan”

Mengejutkan

Mengejutkan. Luar biasa. Mencengangkan. Demikian antara lain suasana hati ratusan ribu umat yang selalu memadati Lapangan Santo Petrus sejak Paus Benediktus XVI mundur, 28 Februari 2013. Umat merindukan segera terisinya takhta kepausan yang kosong (sedes vacente). Kerinduan serupa dirasakan mereka yang berada di belahan dunia lain. Seakan-akan pengumuman Kardinal-diakon tertua, Jean Louis Kardinal Tauran saat itu (dalam bahasa Latin), hoax. Mereka tidak mereka percaya. “Saya umumkan kepada Anda suka cita besar; Kita memiliki Paus; Tuan yang Utama dan Terhormat, Tuan Georgius Mario Kardinal Gereja yang Kudus Bergoglio, yang telah mengambil nama Fransiskus”. Rencana manusia tidak selalu sesuai rencana Tuhan. Demikian Tuhan memilih Jorge Mario Kardinal Bergoglio, Uskup Agung Buenos Aires, Argentina sebagai Paus, di luar analisis umum waktu itu.

Paus Benediktus XVI bersalaman dengan Kardinial Jorge Mario Bergoglio, Uskup Agung Buenos Aires

Sudah banyak disampaikan media cetak, medsos maupun media elektronik tentang dua keutamaan Paus Fransiskus yang paling menonjol. Sederhana dan rendah hati. Di antaranya, bahkan ketika sebagai Uskup Agung tahun 1998 dan kardinal tahun 2001, dia tidak mau tinggal di wisma keuskupan tetapi dalam sebuah rumah komunitas, tidak mau memakai mobil uskup, dan biasa memasak sendiri makanannya. Kesederhanaan ini berlanjut ketika terpilih dan dikukuhkan sebagai Paus memimpin sekitar 1,3 miliar umat Katolik di dunia. Dia tidak mau tinggal di apartemen  kepausan tetapi di komunitas Wisma Santa Martha, tidak juga memakai mobil kepausan.

Sebagai Jesuit, di samping menghidupi spiritualitas Ignasian — jalan kerohanian berdasarkan pengalaman pribadi Santo Ignatius Loyola — Paus Fransiskus juga menghayati kemiskinan sebagai anugerah dan keteladanan yang diwariskan Santo Fransiskus Asisi. Berbagai kejadian yang spontan dilakukan menyatu dalam keseharian, sejak muda ketika sebagai biarawan muda hingga sebagai paus. Karena itu dia dikenal rendah hati, mencintai orang miskin, kaum terpinggirkan, dan dialog antaragama.

St. Sularto
Wartawan Senior

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles