HIDUPKATOLIK.COM – Peringatan hari lingkungan hidup Regio Gerejawi Sumatera yang ditetapkan pada sabtu terakhir bulan Agustus dilaksanakan oleh Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Palembang (KAPAL) bertempat di kebun PSE KAPAL Talang Betutu Sukarame Palembang pada Sabtu (31/8/2024).
Acara dihadiri oleh Pastor Yohanes Kristianto (Vikjen KAPAL), Pastor Laurentius Rakidi (Ketua Komisi PSE KAPAL), Pastor Simon Margono (Ketua Dekanat I Palembang), para pegiat lingkungan hidup, seksi sosial Paroki, umat lingkungan dan warga RT sekitar.
Pastor Rakidi mengatakan bahwa pada kegiatan sangat sederhana. Tapi di balik kegiatan yang sederhana ini diharapkan tampak dan ditangkap makna dan harapan. Yaitu, kesepakatan Provinsi Gerejawi Regio Sumatera. Hari Sabtu terakhir Bulan Agustus ditetapkan sebagai Hari Lingkungan Hidup untuk Provinsi Gerejawi Regio Sumatera dan Rekomendasi hasil pertemuan regio tahun 2024 terkait dengan adaptasi perubahan iklim. Hal mana adaptasi perubahan iklim adalah isu krusial yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia. Adanya dampak perubahan iklim tampak jelas pada frekuensi dan intensitas bencana alam.
Pastor Rakidi lebih lanjut mengungkapkan bahwa Caritas Indonesia, melalui jaringan nasionalnya, salah satunya melalui PSE keuskupan-keuskupan di Indonesia berkomitmen untuk mengatasi tantangan ini.
Pertemuan regiol ini bertujuan untuk menyalakan api pertobatan ekologis yang konkret dan berkesinambungan.
Pastor Yohanes Kristianto dalam sambutannya menyampaikan bahwa upaya transformasi dari kesadaran menuju tindakan. “Memang belum ada apa-apanya kegiatan hari ini,yakni penamaman pohon dan pembuatan pupuk organik, bila dibandingkan dengan persoalan yang dihadapi terkait dengan lingkungan hidup.Tapi setidaknya, melalui kegiatan hari ini mulai ada tindakan konkret untuk ikut ambil bagian dalam mengatasi persoalan lingkungan hidup dengan berbagai dampak yang terjadi. Karena soal “kesadaran” sebenarnya sudah kita bangun sejak sekian tahun yang lalu melalui pertemuan lingkungan gerejani, komunitas religius, komunitas kategorial tapi tindakan konketnya belum begitu menggema di kalangan umat dan masyarakat,” katanya.
Andreas Daris (Palembang)