HIDUPKATOLIK.COM – 2 Tes 1:1-5.11b-12; Mzm.96:1-2a.2b-3.4-5; Mat 23:13-22
RASUL Paulus dalam bacaan pertama hari ini, memuji kebaikan yang dilakukan oleh jemaat Tesalonika dalam konteks pewartan Injil. Mereka melaksanakan apa yang menjadi tugasnya dengan tulus sehingga rasul Paulus mendoakan dan memohon berkat Allah untuk mereka.
Sementara, bacaan Injil mengisahkan kecaman yang sangat keras dari Tuhan Yesus kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Yesus mengecam dengan keras bukan karena tidak menyukai mereka tetapi justru karena belas kasihan terhadap mereka. Sebab, mereka hanya tahu mengajarkan tetapi tidak melaksanakan. Jika dilaksanakan pun hanya dengan maksud demi pujian dan kemuliaan bagi diri sendiri.
Yesus tentu mengharapkan semua pengikut-Nya menjadi pribadi yang otentik. Apa yang dikatakan selaras dengan yang dihayati. Kecaman Yesus hari ini merupakan teguran untuk kita juga. Sebagai pengikut-Nya, apakah penghayatan kita lahir dari hati yang tulus atau hanya dengan maksud agar dilihat dan dipuji? Siapa saja pasti tidak ingin dikatakan munafik. Mari kita fokuskan relasi yang tulus dengan Tuhan dan sesama bukan demi pujian atau sanjungan.
Sr. Grasiana, PRR
Doktor Teologi Biblis dari Pontificio Univeritas St. Thomas Aquinas Angelicum, Roma