HIDUPKATOLIK.COM – PARA pimpinan organisasi pemuda lintas agama berkunjung ke Vatikan. Kunjungan ini sebagai penanda dimulainya kampanye Dokumen Abu Dhabi. Dokumen tentang persaudaraan manusia yang ditanda tangani dua tokoh besar dunia Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed At-Tayyeb pada Februari 2019 lalu dinilai bertujuan menghidupkan dialog tentang keharmonisan dan menguatkan persaudaraan sekemanusiaan.
Para pimpinan organisasi lintas agama ini terdiri dari Ketum PP Pemuda Katolik, Stefanus Gusma, Ketum PP Ansor, Addin Jauharudin; Ketum Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla; Ketum GAMKI, Sahat MP Sinurat; dan Ketum Pemuda Hindu (Paradah) I Gede Ariawan. Hadir juga beberapa Sekjen, termasuk Sekjen PP Pemuda Katolik, Joe Sitohang.
Stefanus Gusma mengatakan rombongan ini berkunjung ke Vatikan dan berkesempatan audiensi dengan Paus Fransiskus sebagai tokoh utama yang mempromosikan Dokumen Abu Dhabi.
“Perjalanan ke Vatikan saya anggap sebagai perjalanan persaudaraan sejati. Organisasi pemuda lintas iman, mempertegas dan memperkuat nilai nilai perdamaian dan toleransi yang diajarkan dan dicontohkan oleh Bapa Suci Paus dan Imam Al Azhar. Ini simbol yang harus terus dirawat dan ditumbuhkembangkan di setiap nafas kehidupan oleh setiap insan,” ujar Gusma.
Di hari pertama rombongan diterima oleh Duta Besar RI untuk Takhta Suci Vatikan, Michael Trias Kuncahyono yang mengapresiasi kunjungan ini. Menurut Trias, kiprah pemuda lintas iman berperan strategis dalam rangka terus menjaga kesinambungan, merawat toleransi dan kerukunan antar agama di Indonesia. “Saya menyambut baik dan mengapresiasi kunjungan ini dan berharap seruan perdamaian tidak berhenti sampai di sini tetapi terus disuarakan ke seluruh dunia,” harapnya.
Selain itu, para pimpinan organisasi lintas agama ini berkesempatan berdialog dengan Romo Markus Solo, SVD selaku Wakil Ketua Yayasan Nostra Aetate, Dikasteri Dialog Antar Umat Beragama Vatikan, Desk Wilayah Asia-Pasifik. Menurut Romo Markus, kunjungan pemuda lintas iman ini adalah sejarah baru untuk menggerakan kemanusiaan dan menyebarluaskan dialog-dialog kasih. Ia berpesan kepada para pimpinan organisasi yang hadir agar menguatkan dialog kehidupan, dialog kolaborasi, dan dialog kerja sama, serta dialog refleksi.
Sementara itu, Ketum GP Ansor, Addin Jauharuddin mengatakan, kunjungan ini merupakan langkah awal yang bersejarah yang dilandasi kesadaran bahwa pemuda Indonesia bergandengan tangan untuk mewujudkan perdamaian yang pertama di Indonesia dan kemudian ditindaklanjuti ke dunia.
“Isi dokumen ini sangat sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Selain itu, dokumen ini tidak hanya sesuai untuk Indonesia tetapi seluruh dunia. Dan dokumen itu, sangat dibutuhkan untuk dunia yang sekarang terancam berbagai konflik antar negara, yang sebagian juga bersumber dari perbedaan agama,” sebut Addin.
Kunjungan ini bagi para pimpinan Organisasi Kepemudaan lintas agama ini menjadi momen istimewa menjelang kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September mendatang. Sebab kedatangan Paus ke Indonesia bukan saja untuk Gereja, tetapi untuk bangsa. Misi yang dibawah Paus Fransiskus adalah dialog sebagai sentral misi Gereja.
Dalam kunjungan ini, Gusma dikalungi Rosario langsung oleh Paus Fransiskus dan Paus membubuhi tandan tangan pada bendera pataka PP Pemuda Katolik. “Ini kesempatan istimewa bagi Pemuda Katolik karena bisa terlibat ambil bagian menyebarkan pandangan-pandangan Paus tentang perdamaian dan kemanusiaan,” sebut Gusma.
Gusma berharap kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia menginspirasi rekan-rekan organisasi lintas iman termasuk kader-kader Pemuda Katolik untuk terus berkampanye terkait isi dokumen Abu Dhabi, Ensiklik Paus Fransiskus yaitu Lumen Fide (Cahaya Iman) Laudato si’ dan Fratelli Tutti (persaudaraan universal).
Pada kunjungan ini juga diadakan tandan tangan Deklarasi Jakarta-Vatikan untuk Keadilan dan Perdamaian Dunia oleh para pimpinan organisasi. Deklarasi ini berisi tiga poin komitmen tentang keterlibatan generasi muda untuk mengamalkan Pancasila, membangun masyarakat yang berpegang pada prinsip toleransi, solidaritas, gotong royong, serta berkomitmen menyebarluaskan nilai-nilai yang tertuang dalam Dokumen Abu Dhabi.