HIDUPKATOLIK.COM – Yeh.37:1-14; Mzm. 107:2-3,4-5,6-7,8-9; Mat. 22:34-40
SEORANG Ahli Taurat bertanya kepada Yesus tentang hukum mana yang terbesar, “Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” (Mat. 22:36). Yesus menjawab dengan tegas dan lantang: “Kasihilah Tuhan, Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu… yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan Kitab para nabi” (Mat. 22:37-40).
Mencintai Tuhan dan sesama tidak boleh dipisahkan karena merupakan satu kesatuan seperti dua sisi mata uang. Yesus meminta setiap orang mengasihi Allah dan sesama karena kasih itu membahagiakan orang yang melakukannya, demikian juga yang menerimanya. Allah menginginkan ciptaanNya bahagia, maka Dia menegaskan hukum utama yaitu mencintai Tuhan dan mencintai sesama.
Adalah benar bahwa mencintai Allah yang tidak kelihatan dapat dibuktikan ketika orang beriman itu mencintai sesama. Untuk semakin membatinkan hukum kasih itu kita boleh merenungkan makna ‘Tanda Salib’: Tegak ke atas dan lurus ke samping kiri dan kanan. Suatu simbol yang mengandung makna yang dalam. Menghayati Tanda Salib yang kita kenakan pada diri kita. Itu hendak memesankan agar kita semakin cinta kepada Tuhan dan juga kepada sesama dalam hidup keseharian kita.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)
