HIDUPKATOLIK.COM – Pw. SP. Maria, Ratu. Yeh.36:23-28; Mzm.51:12-13, 14-15, 18-19; Mat.22:1-14
YESUS menggambarkan Kerajaan Allah seperti suatu pesta, perjamuan nikah. Undangan disebarkan agar banyak ikut bergembira, namun tidak semua menanggapinya, mereka sibuk dengan macam urusannya yakni pergi ke ladangnya, mengurus usahanya, dsb (bdk. Mt 22:2-6). Karena undangan yang diharapkan tidak sudi hadir, maka alamat undangan diarahkan pada orang lain. “Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin ini” (Mat. 22:8-9).
Rencana keselamatan Allah ialah manusia mengalami hidup penuh sukacita dan bahagia. Semua orang diharapkan menanggapi tawaran Allah. Tetapi tidak semuanya antusias menanggapi. Namun, Allah tetap mau membahagiakan manusia. Kata dari ‘segala persimpangan jalan, semua orang dijumpai’ adalah gambaran inisiatif Allah yang selalu mau menyelamatkan manusia dari segala macam suku, tempat, dan bahasa tanpa memandang muka.
Terhadap undangan Tuhan itu, bolehlah bercermin kepada St. Perawan Maria-Ratu yang diperingati hari ini. Bunda Maria merupakan teladan orang beriman, karena keterbukaan hatinya menanggapi undangan Tuhan menjadi Bunda Gereja. Bunda Maria memang
pribadi yang istimewa dan mengenakan dandanan yang selalu sesuai dengan kehendak Allah. Ungkapan imannya “Aku ini hamba Tuhan” merupakan tanda kerendahan hati untuk menanggapi rencana Tuhan lewat dirinya. Sebagai orang beriman Katolik, pantaslah bercermin kepada Bunda Maria dan bangga disebut sebagai putra-putri Maria.
Pastor Octavianus Situngkir, OFMCap Komisi Kateketik Keuskupan Agung Medan (KAM)