web page hit counter
Kamis, 19 September 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Apryanti Madah Munthe: Melebihi Ekspektasi

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – SEORANG perempuan bertubuh langsing dan berambut ikal panjang tiba-tiba masuk ke Kantor Redaksi Majalah HIDUP yang terletak di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Perlahan namun pasti, ia menapaki sebuah lorong dengan sejumlah kubikel di sisi kanan dan kiri. Beberapa pasang mata memperhatikan geraknya, sebuah tatapan penuh rasa penasaran. Wajar, tak satu pun mengenalnya.

Setelah beberapa langkah, ia sampai di Ruang Arsip, tempat berbagai dokumen, termasuk koleksi Majalah HIDUP, tersimpan rapi. Ia duduk manis di salah satu kursi tak lama kemudian. Beberapa bendel Majalah HIDUP ada di atas meja, tepat di depannya. Ia tampak serius membuka halaman per halaman, lalu membacanya.

“Sebenarnya aku sudah tahu Majalah HIDUP sejak lama. Aku sempat tanya beberapa kali melalui pesan WhatsApp, apakah bisa mengakses secara online. Sebenarnya bisa, cuma aku cari materi mulai tahun 2013 saat Paus Fransiskus diangkat. Belum tersedia data digital, jadi mau enggak mau aku ke sini,” ujar Apryanti Madah Munthe.

Saat ini Madah, sapaan akrabnya, tengah menulis tesis dengan satu tema yang berkaitan dengan sikap Gereja Katolik, khususnya Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Sejak tahun 2022, ia menempuh studi pascasarjana dengan program studi Bahasa dan Budaya di University of Hamburg (Universität Hamburg), Jerman. Sebelumnya ia menempuh studi Sastra Inggris di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan sempat bekerja di beberapa perusahaan di Samarinda, Kalimantan Timur, dan Jakarta setelah lulus tahun 2016.

“Ketika aku jadi translator, aku mau enggak mau belajar EYD dan lainnya. Ternyata menarik. Kemudian aku ikut satu seminar atau kelas dari seorang profesor. Dari situ aku kenal beliau, yang memberi referensi. Kemudian aku apply dan diterima di University of Hamburg,” kenangnya. Ia sempat satu kali menerima semacam beasiswa jangka pendek dari sebuah yayasan di Jerman.   

Menurut perempuan keturunan Batak kelahiran 30 April 1994 ini, Majalah HIDUP merupakan sumber terpercaya, sebuah perpanjangan tangan dari KAJ. Artinya, apa yang disajikan Majalah HIDUP sudah tentu lulus sensor dari KAJ. Hal ini menjadi pertimbangan utama dalam upayanya untuk menggali materi tesis.

“Aku agak surprise sebenarnya, karena aku dapat lumayan banyak. Maksudnya melebihi ekspektasi aku. Sebelumnya aku berpikir cuma beberapa saja. Ternyata melebihi ekspektasi aku. Setidaknya kalau melebihi ekspektasi aku, profesor aku akan merasa cukup puas,” ungkapnya.

Ia memilih tema tersebut berdasarkan arahan sang profesor, yang tertarik dengan filologi. Namun sebenarnya ia lebih menyukai sesuatu yang bersifat modern. Maka ia memutuskan untuk fokus pada pernyataan, tulisan, dan ensiklik Paus Fransiskus. Ia sangat terkesan dengan salah satu pernyataan Paus Fransiskus tentang LGBTQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, and Queer): “Who am I to judge?”

Pernyataan Paus Fransiskus tersebut tertuang dalam bukunya berjudul “The Name of God is Mercy” yang dirilis pada awal tahun 2016. Buku ini berisi kutipan wawancara mendalam seorang wartawan asal Italia bernama Andrea Tornielli dengan Paus Fransiskus saat dalam perjalanan udara dari Brazil menuju Italia pada Juli 2013.    

Madah menyambangi Kantor Redaksi Majalah HIDUP selama dua hari, 25-26 Juli 2024. Ia terbang kembali ke Jerman empat hari kemudian setelah meluangkan waktu selama 13 hari di Jakarta bersama orang tua.

Katharina Reny Lestari

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 31, Tahun Ke-78, Minggu, 4 Agustus 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles