HIDUPKATOLIK.COM – Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-35 Seminari Menengah St. Laurensius di Ketapang, sebuah karya seni yang penuh makna telah diciptakan untuk menghiasi kapel seminari tersebut.
Atas inisiatif staf seminari, terutama Pastor Frans sebagai rektor, sebuah mimbar baru dirancang oleh seorang seniman berbakat bernama Jindran, yang terkenal dengan keahlian seni ukir khas Kalimantan.
Mimbar ini dibuat dengan menggunakan kayu Belian, yang dikenal sebagai kayu keras dan tahan lama, serta menjadi salah satu kebanggaan alam Kalimantan. Kayu Belian tidak hanya dipilih karena kekuatannya, tetapi juga karena simbolisme kuat yang terkandung di dalamnya—keteguhan, keabadian, dan keanggunan, yang sangat sesuai dengan fungsi sakral mimbar sebagai tempat pewartaan Sabda Tuhan.
Jindran menerapkan sentuhan seni khas Kalimantan pada mimbar ini, menciptakan nuansa etnik yang kaya dan mendalam. Kayu belian mencerminkan kekayaan budaya lokal, seolah menghubungkan warisan leluhur dengan kesucian tugas yang diemban oleh mimbar dalam konteks liturgi.
Desain mimbar ini tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga penuh filosofi, mengaitkannya dengan altar sebagai pusat segala kegiatan liturgi. Penempatannya yang dekat dengan umat dirancang agar para lektor dan pemimpin upacara dapat menyampaikan Sabda Tuhan dengan kewibawaan penuh, memungkinkan pesan keselamatan diterima dengan khidmat oleh seluruh jemaat.
Mimbar adalah tempat khusus untuk pewartaan Sabda Tuhan. Dalam banyak tradisi, mimbar dianggap sebagai tempat di mana kebenaran diungkapkan dan disebarluaskan. Ini mencerminkan tanggung jawab moral dari pembicara untuk memberikan pesan yang jujur dan membimbing. Mimbar bukan hanya sekadar perabot atau tempat berdiri, tetapi juga sebuah simbol penting dalam konteks keagamaan dan sosial, yang mengandung makna mendalam terkait otoritas, komunikasi, dan tanggung jawab.
Mimbar ini tidak hanya dibuat untuk memenuhi fungsi dasar sebagai tempat pembacaan Injil, tetapi juga dirancang dengan keanggunan tertentu yang mampu menciptakan suasana khusyuk, bahkan ketika tidak digunakan. Bang Jindran memastikan bahwa mimbar ini berada pada ketinggian yang ideal untuk menggaungkan Sabda Tuhan, menciptakan kehadiran yang otoritatif dan memperkuat suasana ibadah.
Pada tanggal 10 Agustus 2024, mimbar yang anggun ini akan diberkati oleh Uskup Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi dalam perayaan ulang tahun seminari yang ke-35.
Dengan mimbar ini, Pastor Frans dan seluruh staf seminari berharap bahwa setiap pewartaan Sabda Tuhan akan semakin menyentuh hati para seminaris dan umat, membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan dalam setiap doa dan perenungan.
Mimbar ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol kekuatan dan keabadian kayu Belian, tetapi juga menjadi saksi bisu yang menginspirasi dalam setiap momen liturgi di Kapel Seminari Menengah St. Laurensius.
Laporan Fr. Fransiskus Tomi Mapa
Frater TOP di Seminari Menengah St. Laurensius, Ketapang