HIDUPKATOLIK.COM – “Dengan segala hormat dan rasa terima kasih, kami tidak memanfaatkan tawaran pengelolaan tambang.” Demikian disampaikan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) kepada HIDUP di Bandung, Jawa Barat, pada hari Sabtu, 29/6/2024 ketika diminta pendapatnya tentang alasan mengapa KWI menolak tawaran pemerintah dalam pengelolaan tambang. Berikut ini pernyataan lengkap Mgr. Antonius:
“Beberapa kali ada pertanyaan mengapa KWI menolak tawaran pengelolaan tambang. Sesungguhnya KWI berada pada wilayah rohani, bidang pewartaan, pengajaran, sosial. Kami menganjurkan bahwa tambang dikelola secara profesional. Kami juga mengajak secara terus menerus — dalam soal lingkungan — kita memelihara dan memperbarui lingkungan.
Salah satu masalah yang bisa mengakibatkan turunnya kualitas lingkungan adalah pengelolaan tambang yang tidak bertanggung jawab; pengelolaan yang tidak diikuti dengan pelestarian lingkungan. Bahwa kita perlu memanfaatkan tambang itu demi kesejahteraan manusia dan kemudahan hidup kita tapi bagaimana kita — setelah menggali tambang itu — melestarikan alam untuk generasi anak-cucu kita.
Maka, kami menyerahkan persoalan tambang ini kepada para profesional yang bertanggung jawab. Wilayah KWI itu adalah hidup rohani. Kami ini tidak bisa disamakan dengan ormas biasa. Kami ini lembaga keagamaan. Kami adalah forum, bukan suatu komunitas, yang tidak didirikan oleh manusia. Menurut iman kami, komunitas ini didirikan oleh Yesus sendiri, oleh Tuhan sendiri yang menghendaki komunitas ini.
Maka, sekali lagi, dengan segala hormat dan rasa terima kasih, kami tidak memanfaatkan tawaran ini. Silahkan pemerintah menawarkan tawaran ini kepada yang lebih profesional. Kami justru berharap, pemerintah menjalankan amanat rakyat ini sesuai dengan UUD dan nilai Pancasila. KWI sangat berharap, kalau pemerintah sungguh-sungguh menjalankan amanat rakyat, tanggung jawab kenegaraan ini, saya kira negara kita akan makin baik. Itulah yang saya kira juga diharapkan oleh kelompok-kelompok yang tidak menerima tawaran tawaran dari pemerintah.
Visi dan Misi
Kepada ormas-ormas keagamaan Katolik, KWI juga memberikan panduan berupa surat yang ditandatangani oleh Sekretaris Eksekutif KWI, Romo P. C. Siswantoko. Surat itu ditujukan kepada para Bapa Uskup, Rohaniwan, Biarawan-biarawati. Kiranya ini juga bisa menjadi acuan dan paduan ormas Katolik. Karena saya kawatir bahwa di daerah-daerah juga ada godaan-godaan seperti ini. Godaan ke paroki, godaan ke komunitas-komunitas, bisa saja godaan kepada ormas-ormas Katolik. Saya tentu mempersilahkan keputusan ini kepada ormas-ormas Katolik sesuai dengan hati nurani dan pikiran yang cerdas demi kemaslahatan atau kebaikan masyarakat kita bersama dan demi negara kita. Mari kita jaga dengan baik.
Kita perjuangkanlah justru sebetulnya bagaimana sila-sila Pancasila, oleh ormas-ormas Katolik itu dapat diwujudkan. Ini bisa menjadi suatu kesempatan, ini juga bisa menjadi suatu godaan yang sangat besar. Bagaimana kita menjaga visi dan misi kita. Lihatlah kembali visi dan misi mengapa ormas didirikan. Setialah pada visi dan misi itu. Ada banyak godaan yang mungkin datang atau pun telah dilewati. Ini justru suatu godaan yang justru menguji dan memperkuat bagaimana visi dan misi ormas Katolik didirikan.”
Hasiholan Siagian dari Bandung, Jawa Barat
Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No.29, Tahun Ke-78, Mingggu 21 Juli 2024