HIDUPKATOLIK.COM – Pada 21-29 2024 lima pelajar terpilih asal Indonesia berkesempatan mengikuti International Physics Olympiad (IPhO) ke 54. Dua diantaranya adalah Kaitlyn Iliana Toniman, siswa SMAK PENABUR Gading Serpong dan Daniel Mark, siswa SMAK 1 PENABUR.
Ajang tahunan yang mempertemukan ratusan pelajar SMA dari berbagai negara untuk bersaing di bidang Fisika tersebut sudah diadakan sejak 1967. Kini kembali digelar di Isfahan, Iran.
Bersaing dengan 193 pelajar dari 43 negara, Kaitlyn dan Daniel berhasil membawa pulang kemenangan. Kaitlyn meraih medali perunggu dan Daniel mendapatkan Honorable Mention.
Perjuangan untuk dapat berlaga di ajang olimpiade Fisika bergengsi tersebut bukanlah perkara mudah, Kaitlyn maupun Daniel harus berjuang selama dua tahun lamanya.
“Aku mulai intens belajar terkhususnya Fisika sejak kelas 10 dan mengikuti olimpiade dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga Olimpiade Sains Nasional (OSN). Dari situ, lanjut mengikuti seleksi pelatnas satu sampai tiga yang diadakan Puspresnas (Pusat Prestasi Nasional).” jelas Kaitlyn.
Daniel merasa senang berada di komunitas yang mendukungnya untuk meraih prestasi, mulai dari guru dan teman di sekolah, serta orang tua di rumah.
“Aku mengikuti science club jenjang yang diadakan PENABUR dengan pembimbing yang mahir di bidangnya selama 3-4 bulan jelang IPhO. Dari situ, aku semakin termotivasi untuk berjuang mengikuti kompetisi.” tutur Daniel.
Kaitlyn dan Daniel kemudian lanjut berlatih dalam pelatnas yang terbagi ke dalam tiga tahap dengan sepuluh hari persiapan di setiap tahapannya, “Kami berkumpul di sebuah hotel selama mengikuti pelatnas dan berlatih soal serta belajar sepanjang hari mulai dari jam tujuh pagi hingga sepuluh malam untuk mengasah kemampuan.” ungkap Daniel.
Pengalaman berkompetisi
Saat berada di Iran untuk bertanding mewakili Indonesia di ajang IPho juga banyak suka dan duka yang dialami Kaitlyn maupun Daniel.
“Aku menemukan soal-soal yang sulit, cara aku mengatasinya aku mengerjakan soal yang mudah terlebih dahulu lalu kembali ke soal yang sulit tadi. Jika dengan cara yang aku pikirkan tidak menemukan solusinya, maka aku harus mengubah pola pikir dengan cepat agar menemukan jawaban dari soal tersebut.” cerita Kaitlyn membagikan pengalamannya saat berada di ruang kompetisi.
Tekanan yang dihadapi Kaitlyn terbayarkan karena setelah itu Ia bisa jalan-jalan menikmati pemandangan kota Iran yang indah bersama dengan pelajar dari berbagai negara.
“Awalnya agak takut saat mau ikut lomba ke Iran karena berbagai pemberitaan yang aku dengar sebelumnya. Namun, ketika berjalan-jalan di sana kotanya begitu indah meskipun sedikit panas.” tutur Kaitlyn memberikan kesan tentang perjalanannya ke Iran.
Kaitlyn dan Daniel merasa senang dan bangga bisa membawa nama harum Indonesia di kancah internasional dengan meraih prestasi di ajang IPhO.
“Sebenarnya ketika tes aku merasa khawatir dengan hasilnya, tapi puji Tuhan aku berhasil membawa pulang medali perunggu. Ini semua berkat Tuhan dan dukungan dari orang-orang disekitarku.” ungkap Kaitlyn.
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Daniel, “Aku merasa bangga sudah bisa mewakili Indonesia di ajang ini dan akan terus berjuang untuk meraih penghargaan yang lebih tinggi lagi.”
Memiliki jadwal belajar dan ikut ekstrakurikuler sama seperti siswa lainnya
Meskipun Kaitlyn dan Daniel memiliki waktu yang begitu padat untuk belajar mempersiapkan diri mengikuti kompetisi, mereka tetap dapat membagi waktu dengan baik dalam mempelajari pelajaran di sekolah maupun mengikuti ekstrakurikuler.
“Aku memiliki dua sesi belajar, satu untuk mempersiapkan kompetisi, satu lagi untuk pelajaran di sekolah. Aku juga aktif mengikuti ekstrakurikuler kolintang dan membatik di sekolah sebagai langkah mengenal budaya Indonesia.” ujar Kaitlyn.
Sama seperti Kaitlyn, selain gemar belajar Daniel juga aktif mengikuti ekstrakurikuler bulu tangkis di sekolah. Ia bahkan menjadi tim inti dan bertanding di SMAK One Cup (SOC), ajang kompetisi akademik maupun non akademik yang diselenggarakan setiap tahun oleh SMAK 1 PENABUR.
“Mengikuti ekstrakurikuler dapat menjadi sarana bagiku dalam menenangkan diri selama masa persiapan mengikuti kompetisi. Selain bulu tangkis, aku ikut ekstrakurikuler korea dan aktif di organisasi MPK.” ungkap Daniel, yang juga punya hobi main gitar, pingpong, serta tenis.
Ke depan Kaitlyn bercita-cita melanjutkan pendidikan di universitas ternama luar negeri, “Aku berencana mendaftar kuliah antara di Singapura dan Inggris, untuk jurusannya mau ambil engineer.” ungkap Kaitlyn.
Daniel berpesan kepada peserta didik BPK PENABUR Jakarta untuk terus giat belajar, jangan takut berkompetisi, dan andalkan Tuhan dalam segala hal.
“Memiliki motivasi yang baik untuk diri sendiri maupun orang-orang yang kita kasihi menjadi kunci utama dalam menggapai apa yang kita impikan.” ucap Kaitlyn.
Kaitlyn dan Daniel merupakan contoh siswa yang memiliki profil BEST dalam diri, tangguh dalam berkompetisi, memiliki pengetahuan yang mumpuni dan dapat bersaing dengan pelajar dari berbagai negara, serta selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal.
***
Informasi selengkapnya tentang SMAK PENABUR Gading Serpong maupun SMAK 1 PENABUR dapat klik tautan berikut ini https://psbjakarta.bpkpenabur.or.id/