web page hit counter
Sabtu, 2 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Setelah Seabad Wanita Katolik RI, Ke Mana Akan Melangkah

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – SERATUS tahun lalu, R. AY. Maria Soelastri Soejadi Darmasepoetra Sasraningrat mendirikan organisasi perempuan Katolik yang kita kenal sekarang dengan nama Wanika Katolik Republik Indonesia (WKRI, tapi lebih kerap disingkat, Wanita Katolik RI).

Perayaan seabad ini akan diselenggarkan di gedung Marsudirini, Yoyakarta, pada hari Rabu, 26 Juni 2024. Diinformasikan, perwakilan dari 36 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan 777 Cabang akan hadir. Rangkaian peringatan seabad ini juga dilaksanakan di DPD-DPD sepanjang tahun ini.

R. A,. Y. Maria Soelastri Soedjadi Darmoseputro

Namun, pemusatan perayaan di Yogyakarta ini tentu mengandung makna dan tujuan mendalam. Setidaknya, para pengurus dan anggota akan diajak untuk merenungkan kembali semangat awal pendiri organisasi tertua dibawah naungan Gereja Katolik Indonesia ini.

Apa semangat awal itu? Memberdayakan kaum perempuan dalam pelbagai aspek kehidupan seperti bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan bidang ekonomi, dan lain-lain. Soelastri tidak persis memformulasikannya seperti itu. Ia berjuang konkret untuk kaum buruh perempuan di pabrik zaman kolonial Belanda.

Baca Juga:  Renungan Harian 2 November 2024 “ Kebangkitan Badan"

Semangat yang sama pula yang diusung oleh tokoh perempuan nasional R. A. Kartini: Kesetaraan atau keseimbangan gender. Kaum perempuan tidak hanya mengurusi kamar, dapur, dan sumur. Kaum perempuan harus setara dengan kaum laki-laki. Kaum perempuan harus dibebaskan dari kungkungan politik paternalistik, sosial budaya yang menempatkan kaum perempuan tersubordiasi oleh (politik) kaum laki-laki.

Kini tantangan itu bertambah. Perkembangan pesat teknologi komunikasi dan informasi juga tak bisa dihindari oleh kaum perempuan. Dikuatirkan banyak perempuan yang kurang/tidak melek teknologi terkini sehingga berpotensi menjadi korban atau bila salah menggunakan terperangkap dalam budaya hedonistik-materialistik.

Maka, sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas), harapannya Wanita Katolik RI menjadi garga terdepan dalam upaya pemberdayaan kaum perempuan dalam segal lini kehidupan itu. Tentu belakangan ini, ada banyak kelompok-kelompok kategorial (perempuan) yang makin peduli pada pemberdayaan kaum perempuan seperti organisasi nonpemerintah (ornop)/lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Baca Juga:  Renungan Harian 1 November 2024 “Bersukacita dan Bergembiralah"

Namun, Wanita Katolik RI memiliki prasyarat yang mumpuni untuk melakukan gerakan perubahan tersebut. Wanita Katolik RI mempunyai ‘infrastruktur’ dari pimpinan pusat (DPP) hingga ke ranting di tingkat lingkungan di seluruh Indonesia.

Data terkini menunjukkan, jumlah anggota Wanita Katolik RI di usia ke-100 ini hampir mencapai seratus ribu orang. Mereka tersebar di seluruh Nusantara di mana Gereja hadir. Jumlah ini memang tak sebanding dengan anggota ormas perempuan lain semisal Fatayat Nahdlatul Ulama, Aisyah (perempuan Muhammadiyah), dan lain-lain.

Perarakan Bendera Merah Putih dan vandel WKRI menuju altar dalam Perayaan Syukur 100 tahun WKRI yang digelar WKRI DPD Lampung. (Foto: HIDUP/Fransiska, FSGM)

Sebagai ormas yang dibawah anungan Gereja, Wanita Katolik RI memiliki panggilan atau perutusan “tambahan”. Bagaimana mengadirkan wajah Gereja di tengah masyarakat yang plural ini. Gereja yang peduli pada harkat dan martabat manusia, tentu di dalamnya harkat dan martabat kaum perempuan. Perundungan terhadap kaum perempuan, kekerasan dalam rumah tangga adalah contoh yang terus mendera kaum perempuan hingga detik ini. Belum lagi soal ketidakkeadilan dalam politik dan ekonomi (kerja).

Baca Juga:  GEREJA DI MUSIM DINGIN
Penampilan Tari Selendang Biru oleh 1.000-an anggota WKRI DPD Sulut pada perayaan 100 tahun WKRI. (HIDUP/Lexie Kalesaran)

Perayaan seabad ini merupakan momentum terbaik bagi Wanita Katolik RI untuk memformulasikan agenda-agenda utama untuk pembemberdayaan kaum perempuan di lingkungan Gereja Katolik ke depan. Mau apa dan bagaimana?

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No.26, Tahun Ke-78, Minggu, 30 Juni 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles