Goresan Tinta Jokowi

48
Bob Novandi memperlihatkan lampion hasil karyanya (HIDUP/Katharina Reny Lestari)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – HATINYA gundah ketika banjir melanda sebagian besar wilayah Ibu Kota pada tanggal 2 Februari 2002 lalu. Curah hujan yang terjadi beberapa hari sebelumnya menyebabkan sungai dan saluran drainase meluap. Akibatnya, air menggenangi puluhan kecamatan dan ratusan kelurahan. “Waktu itu saya lihat botol-botol plastik ikut mengalir. Hal ini membuat saya berpikir. Andai suatu saat Tuhan kasih ilmu kepada saya, saya ingin (mengolah) botol-botol plastik agar tidak terbuang percuma,” kenang Bob “Lampions” Novandi.

Keinginannya pun terkabul. Suatu hari, ketika mengunjungi sekolah anaknya, ia melihat seseorang membuang sebuah botol minuman kemasan yang terbuat dari plastik. Ia segera mengambilnya, lalu memotongnya dengan cutter, atau pemotong. “Ternyata jadi sesuatu yang unik berbentuk lampion,” ujar alumnus Sekolah Tinggi Publisistik ini. 

Selanjutnya ia mengisi hari-harinya dengan membuat beberapa lampion lagi dari botol plastik yang sama. Sesudah itu ia mengikat lampion-lampion ini di sebatang bambu. Setiap ujung lampion tergantung sebuah pesawat Sukhoi yang terbuat dari styrofoam. Kemudian ia menaikkannya tepat pada tanggal 17 Agustus 2003. “Saya menghormati karya saya, mudah-mudahan bermanfaat buat negara,” imbuhnya.

Ia juga pernah menghadiahi sebuah hasil karyanya berbentuk mobil sport dua pintu kepada Joko “Jokowi” Widodo saat ia mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 lalu. Jokowi pun membalas kebaikannya dengan menggoreskan tinta di sebuah bukunya. “Tiga kalimat pendek: Bersihkan sampah plastik, buatkan industri kreatif, masyarakat kerja. Amanat beliau inilah yang mendorong saya untuk berkarya hingga kini,” ungkapnya.

Selain itu, pada beberapa kesempatan berbeda, ia memberi hasil karyanya yang lain berbentuk lampion dan tempat permen kepada Jokowi, yang kemudian menjabat sebagai presiden sejak Oktober 2014.

Sejak awal tahun 2024, ia bekerja sama dengan Megantara Edupark, sebuah destinasi wisata edukasi yang dikelola oleh Paroki Pamulang di Kota Tangerang Selatan, Banten. “Waktu itu sebelum puasa. Saya bertemu Pastor Petrus Cipto Nugroho, SCJ di sini. Beliau minta saya untuk membantu beliau mengajar daur ulang plastik di sini,” ujarnya. 

Lebih dari 267 bentuk, sebagian besar lampion, telah ia buat selama hampir 21 tahun. Ia membeli botol-botol plastik dari pemulung, sekitar 7.000 rupiah per kilogram.

Dalam waktu dekat, ia berencana memasang hasil karyanya berbentuk Candi Prambanan, yang terbuat dari 6.666 botol plastik yang dirangkai tanpa menggunakan lem, di kompleks Megantara Edupark. “Semoga sebelum September nanti sudah jadi. Sekitar 4.000-an botol plastik sudah saya kupas. Setiap botol dibuat enam sisi, dan setiap sisi dibagi tiga. Jadi saling kait mengait,” imbuhnya, seraya menambahkan bahwa proses pembuatannya mulai sejak tahun 2022.

Populer dengan nama BOB LAMPIONS, kependekan dari Bantu Orang Banyak Langkah Alternatif Mengatasi Pengangguran Ikhlas Optimis Niat Sejahtera, ia menggarisbawahi bahaya sampah plastik. “Botol plastik dapat terurai di tanah ratusan tahun. Berapa generasi itu?” tanya laki-laki berusia 68 tahun ini.

Katharina Reny Lestari

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 20, Tahun Ke-78, Minggu, 19 Mei 2024

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here