HIDUPKATOLIK.COM – PW, St. Antonius dari Padua.1 Raj.18:41-46; Mzm.65:10abcd. 10e-11.12-13; Mat.5:20-26
KEMARAHAN adalah emosi yang normal. Siapa pun tidak dapat menghindarinya. Jika hukum Yahudi melarang pembunuhan, Yesus justru melarang kemarahan. Karena emosi kemarahan dapat mengarah pada tindakan destruktif seperti membunuh. Tindakan membunuh berakar dari hati yang penuh amarah.
Menurut Yesus, marah, mengatakan kafir dan jahil tergolong tindakan membunuh. Meski ketiga tindakan ini tidak menghilangkan nyawa seseorang tetapi berpotensi merusak orang lain. Sebab kemarahan yang tidak tepat, dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Oleh karenanya, Yesus menawarkan solusi ampuh untuk semua tindakan ini yakni perdamaian.
Hati yang damai memampukan tiap orang segera menyelesaikan kemarahan dan kebencian dengan cara damai pula. Relasi damai dengan sesama sangat penting sebab menjadi prasyarat relasi dengan Tuhan dalam ibadat. Relasi yang mendalam dengan Tuhan diekspresikan dalam kasih kepada sesama. Sebab jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah dan ia membenci saudaranya maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya” (1 Yoh. 4:20). Semoga semangat cinta damai yang dihayati santo Antonius Padua yang kita peringati hari ini menginspirasi kita untuk tidak membiarkan damai pergi dari hati dan hidup kita.
Sr. Grasiana, PRR Doktor Teologi Biblis dari Pontifi cio Universitas St. Tomas Aquinas Angelicum Roma