web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Sosok Pater Paulus Budi Kleden, Catatan Ringan Seorang Sahabat; Ketika Pater Ozias ‘ Kasih Nilai Suka-suka’

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Saya beruntung gabung bersama dalam satu angkatan dengan Pater Paulus Budi Kleden. Angkatan 87. Kami akrab memanggilnya “No Budi”. Ada juga yang bilang, “ No Poce”.

Tiga Paulus

Ada tiga orang frater dengan nama sama. Mereka: Paulus Budi Kleden, Paulus Tolo Djogo dan Paulus Rahmat. Yang pertama dari Waibalun Flores Timur. Yang kedua, dari Nagekeo Flores Tengah, dan yang terakhir dari Manggarai Flores Barat. Ketiganya, produk tiga seminari ternama di Flores. Ada St. Dominggo Hokeng, Seminari Toda Belu Mataloko dan Seminari Pius XII Kisol. Ketiga seminari ini dari dulu menjadi icon Pendidikan konteks Flores. Ketiga Paulus  juga dapat menjadi representasi aroma kualitas lembaga pendidikan calon imam.

Tidak sampai di sini. Ketika menjadi imam ketiganya juga berkibar: Pater Paulus Budi Kleden, Superior General SVD sedunia;  Pater Paulus Tolo Djogo SVD, sebagai Provinsial SVD Ruteng dan Pater Paulus Rahmat, orang penting di Vivat Internasional Amerika Serikat. Hari- hari ini, trio Paulus , lagi di Roma untuk mengikuti Kapitel General SVD sejagat.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Biar tahu saja. Trio Paul ini, sudah sejak di Novisiat SVD Ledalero, aroma kepemimpinan mereka sudah nampak bersinar. Biar tahu juga. Tipikal ketiganya beda-beda tipis.  Sebagai teman angkatan saya boleh sebut beberapanya saja: rendah hati, bijaksana, suka mendengarkan. Kalau Paulus Budi Kleden menjadi General SVD, itu sungguh pantas dan layak. Beliau luar biasa. Bagi saya, beliau sangat komplit. Begitu juga Paulus T. Djogo dan Paul Rahmat. Nampaknya angkatan 87, mendapat Rahmat Tuhan. Pater Paulus Budi menjadi Uskup Metropolitan Ende. Siapa tahu, ada lagi yang menyusul.  Ada  “Budi’s Effect” mengutip tutur Robert Bala dalam Opini Pos Kupang (Selasa,28/5/2024)

Dua Kisah

Ada satu kebiasan waktu di Novisiat kala itu. Kami harus membuat terjemahan. Setiap orang atau kelompok mempresentasikan. Saya ingat terjemahan kami  ini: “Our chapter”.  Dengan sangat gertak Frater Paulus Rahmat (harap saya tidak keliru) berdiri di depan kelas dan baca: “ Bab Kita”.

Baca Juga:  Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM: Membawa Salam Damai

Apa yang terjadi? Pembimbing kami tertawa luar biasa. Baru kali itu, kami satu kelas menyaksikan sendiri bagaimana alm. Pater Ande Muda SVD, meledak tertawa. Hampir saja kacamatanya yang hitam dan tebal terlempar dari hidung. Kami semua yang  ikut les, malah heran-heran. Mengapa?

Kami punya argumentasi. Kenapa  “Our Chapter” diterjemahkan menjadi “Bab Kita”. Kamus Bahasa Inggris John Echols mencatat jelas. Chapter itu Bab dan Our itu Kita. Ternyata kami semua salah. Termasuk frater novis Budi. Yang benar ialah “ Kapitel Kita”. Bukan, “Bab Kita”

Yang kedua. Kalau sudah ujian, selalu saja ada yang her. Uji ulang. Setiap mahasiswa yang kandas, namanya diumumkan di papan publikanda STFK Ledalero. Dulu, biasanya dipajang dekat Kapela Agung Ledalero. Lokasinya sangat tampan. Hampir pasti para mahasiswa padat di situ. Lihat, apakah ada namanya atau tidak.

Ada satu mata kuliah yang cukup ditakuti . Mata kuliah Filsafat Timur Barat diberikan oleh Alm.Pater Dr. Osiaz Fernandez. Bukunya tebal. Agak mirip Kitab Suci Perjanjian Baru. Banyak mahasiswa yang  tidak luncas dengan mata kuliah ini. Termasuk ada nama dari Paulus Budi Kleden. Bukan saja angkatan 87 yang tertawa, tetapi hampir semua angkatan.  Siapa yang tidak tau, Budi Kleden. Namanya menyelinap di tiap tingkat.  Nilainya semua A. Kecerdasannya minta ampun. Luar biasa. Bagaimana mungkin dia bisa her? Sempat ada gosip berkembang di antara para mahasiswa. Yakni, Pater Dr. Ozias  tidak  biasa periksa ujian! Dia kasih nilai suka-suka saja (Harap alm Pater Ozias tidak membaca kisah kecil ini)

Ketika ada ujian ulangan, Budi masuk. Kami semua seakan sepakat meledak ketawa untuk kesekian kali. Malah hampir kami semua yang ikut uji ulang serempak berdiri. Tepuk tangan.

Baca Juga:  Ketua Yayasan Brayat Minulya Sr. M. Carola Sugiyanti, OSF: 75 Tahun RS Brayat Minulya Surakarta: Dalam Pelukan Keluarga Kudus

Budi punya respons, apa? Beliau duduk tenang saja dan sambil tersenyum.

 

Pastor Wilfrid Babun, SVD

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles