web page hit counter
Jumat, 18 Oktober 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat: Makna Sakral Tubuh dan Darah Kristus

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM– Renungan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, 02 Juni 2024, Kel.24:3-8; Mzm.116:12-13, 15, 16bc, 17-18; Ibr.9:11-15; Mrk.14:12-16, 22-26

HARI Raya Tubuh dan Darah Kristus ini, kita dipanggil untuk merenungkan kedalaman misteri Ekaristi yang merupakan inti dari iman Katolik. Bacaan-bacaan hari ini membawa kita pada tiga poin penting yang semuanya berhubungan dengan pemaknaan sakral Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus.

Perarakan Saramen Mahakudus (Foto: Schönlaub/Erzdiözese Wien

Pertama, Penyelamatan. Bacaan pertama (Kel. 24:3-8) mengingatkan kita akan peristiwa penting di Gunung Sinai, di mana Musa mengadakan upacara penyucian dengan menyiramkan darah korban pada umat Israel dan altar sebagai tanda perjanjian antara Allah dan umat-Nya. Tindakan ini melambangkan penyelamatan Allah yang membebaskan Israel dari perbudakan Mesir dan membawa mereka menuju tanah yang dijanjikan.

Dalam konteks ini, darah menjadi simbol kehidupan dan penyucian. Allah menyelamatkan umat-Nya melalui tindakan kasih yang konkret dan mengikat mereka dalam perjanjian yang baru. Penyelamatan ini bukan hanya peristiwa sejarah, tetapi juga gambaran dari penyelamatan yang akan datang melalui Yesus Kristus, yang darahnya akan menebus umat manusia dari dosa dan memberikan hidup yang kekal.

Baca Juga Artikel:  Manyambut Hari Pangan Sedunia, Kardinal Suharyo: Menghargai Pangan Lokal, Memartabatkan Petani dan Nelayan

Kedua, Perjanjian. Bacaan kedua (Ibr. 9:11-15) mengembangkan konsep penyelamatan ini dengan menunjukkan Yesus sebagai Imam Besar yang membawa perjanjian baru. Perjanjian baru ini lebih sempurna dan abadi dibandingkan dengan perjanjian yang lama. Yesus memasuki tempat kudus yang sejati, bukan dengan darah hewan, tetapi dengan darah-Nya sendiri, untuk sekali dan selamanya menebus dosa manusia.

Yesus adalah mediator dari perjanjian baru, yang memberikan kita warisan kekal yang dijanjikan Allah. Perjanjian baru ini tidak hanya membersihkan kita secara ritus tetapi juga menyucikan hati dan jiwa kita, memungkinkan kita untuk melayani Allah dengan nurani yang bersih. Dalam setiap perayaan Ekaristi, kita mengingat dan memperbaharui perjanjian ini, yang ditandai oleh pengorbanan Yesus di kayu salib.

Ketiga, Perjamuan. Bacaan Injil (Mrk. 14:12-16, 22-26) membawa kita pada perjamuan terakhir, di mana Yesus menetapkan Ekaristi. Saat Yesus mengambil roti, memberkatinya, memecahkannya, dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, Dia berkata, “Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Kemudian, Dia mengambil cawan, mengucap syukur, dan memberikannya kepada mereka sambil berkata, “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.”

Baca Juga Artikel:  Sinode Keuskupan Sibolga: Fokus pada Lima Pilar Gereja

Perjamuan ini tidak hanya memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir, tetapi juga mengantisipasi penebusan kita melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Dalam setiap Ekaristi, kita ikut serta dalam perjamuan ini, di mana kita menerima tubuh dan darah Kristus sebagai makanan rohani yang menguatkan iman kita dan menyatukan kita dengan-Nya dan sesama umat beriman.

Perjamuan ini adalah simbol persatuan kita sebagai Gereja, tubuh mistik Kristus. Setiap kali kita mengambil bagian dalam Ekaristi, kita dipanggil untuk menjadi satu tubuh, satu roh dalam Kristus, yang membawa kasih dan keadilan-Nya ke dalam dunia. Perjamuan ini memperbaharui dan menguatkan kita untuk hidup sesuai dengan panggilan kita sebagai murid-murid Kristus.

Pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, kita diundang untuk merenungkan tiga poin penting: Penyelamatan, Perjanjian, dan Perjamuan. Melalui penyelamatan yang diberikan oleh Allah, perjanjian baru yang dimediasi oleh Yesus, dan perjamuan kudus yang kita rayakan dalam Ekaristi, kita disatukan dalam misteri kasih Allah yang mendalam dan kekal.

Baca Juga Artikel:  Renungan Harian 16 Oktober 2024 “Keadilan dan Kasih Allah"

Marilah kita mengambil momen ini untuk memperdalam iman kita, memperbaharui komitmen kita dalam perjanjian baru, dan memperkuat persatuan kita dalam tubuh Kristus. Dengan demikian, kita dapat hidup sebagai saksi-saksi yang setia dari kasih dan rahmat Allah yang berlimpah dalam dunia yang penuh tantangan ini.

Semoga Sakramen Ekaristi yang kita rayakan hari ini menginspirasi dan menguatkan kita untuk hidup sesuai dengan panggilan kita, menjadi terang dan garam bagi dunia, membawa harapan dan kasih Kristus kepada semua orang yang kita temui. AMIN.

 Perjamuan ini adalah simbol persatuan kita sebagai Gereja, tubuh mistik Kristus.

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 22, Tahun Ke-78, Mingggu, 2 Juni 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles