HIDUPKATOLIK.COM – ECCLESIA semper reformanda est. (Gereja senantiasa harus diperbarui). Adagium klasik ini berlaku untuk seluruh Gereja di dunia, termasuk Keuskupan Agung Kupang (KAK). Setelah 27 tahun, KAK digembalakan oleh Mgr. Petrus Turang, beberapa waktu lalu Paus Fransiskus telah memastikan Pastor Hironimus Pakaenoni sebagai penerus tongkat estafet penggembalaan Mgr. Turang. Mgr. Turang memang sudah mengajukan pengunduran diri dua tahun lalu tatkala ia memasuki usia ke-75 sesuai ketentuan Kitab Hukum Kanonik.
Uskup Agung Terpilih, Mgr. Hironimus Pakaenoni adalah buah sulung dari imam diosesan yang ditahbiskan sendiri oleh Turang. Kita bisa “menyimpulkan”, Mgr. Turang sangat kenal dengan penerusnya dan penerus pun mengenal medan pastoral keuskupan yang akan digembalakannya. Gembala baru tampaknya tak perlu menunggu waktu aklimasi dengan perutusannya yang baru. Dalam wawancara khusus dengan majalah ini, ia telah mengambil ancang-ancang untuk memulai langkah-langkah baru dalam menggembalakan umat KAK.
Kendati berada di padang rumput Kekristenan (Protestan dan Katolik), umat Kupang juga tergolong pluralis. Terdapat juga umat beragama lain, Muslim, Hindu dan Buddha dalam kuantitas yang berbeda-beda. Hubungan antara Protestan dan Katolik konon ditengarai terkadang sarat dengan dinamika. Ada kompetisi positif di antara sesama dari kedua Gereja. Sesuatu yang wajar tentunya.
Kehadiran Hironimus diharapkan akan kian mengorkestrasi relasi dan komunikasi yang semakin erat antara semua pihak di Provinsi NTT, khususnya di wilayah penggembalaannya (kabupaten/kota). Sebagai pemimpin rohani, yang berbeda denga pemimpin yang lain – pemerintahaan –, Uskup Terpilih tentu saja akan menghadapi tantangan penggembalaan yang tidak ringan. Kendati dua pendahulunya, Mgr. Turang (1997-2024) dan Mgr. Gregorius Monteiro, SVD (1967-1997), telah meletakkan pondasi yang kokoh, Mgr. Hironimus akan menghadapi medan pastoral dengan dinamikanya sendiri.
Sekali lagi, Mgr. Hironimus memang pemimpin rohani, tapi melihat tantangan kehidupan umat, khususnya di pedesaan yang masih jauh dari sejahtera, sisi kehidupan ekonomi sosial umat pun akan mewarnai pastoralnya. Kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga-lembaga nonpemerintah tak bisa dihindari atau bahkan perlu kian diperkuat agar kebutuhan umat Katolik bersama dengan umat lain mendapat perhatian dari semua pihak.
Tidak bisa dipungkiri, Regio Nusa Tenggara, di dalamnya ada KAK, adalah lumbung panggilan khusus bagi Gereja Indonesia. Dalam masa penggembalaannya, Mgr. Turung telah mendeliveri sejumlah imamnya untuk bekerja di sejumalh keuskupan di Indonesia. Artinya, jumlah imam diosesannya telah memenuhi kebutuhan internal. Kita berharap, dibawah penggembalaan Mgr. Hironimus, hal ini jmenjadi perhatiannya karena sejumlah keuskupan juga masih membutuhkan tenaga-tenaga pastoral yang handal.
Seraya kita menyambut dengan gembira kehadiran Mgr. Hironimus, marilah kita juga mengucapkan terima kasih untuk penggembalaan Mgr. Turang selama 27 tahun terakhir ini. Semoga dengan Gembala Baru, KAK akan mengalami suatu transformasi rohani, pembaharuan dan dinamika yang mewarnai kehadirannya di tengah masyarakat dan bangsa.
Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 17, Tahun Ke-78, Minggu, 28 April 2024