HIDUPKATOLIK.COM – Pekan II Prapaskah. Kej. 37:3-4, 12-13a,17b-28; Mzm. 105:16 17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46.
PERUMPAMAAN tentang kebun anggur ini memberikan gambaran simbolis tentang pribadi Allah, dan sikap manusia.
Pertama, Allah. Tokoh Allah dilukiskan sebagai pribadi penuh kasih. Allah menyiapkan segala sesuatu bagi manusia. Ibarat pemilik kebun anggur yang baik, Allah melakukan pelbagai hal yang penting sehingga semua orang mendapatkan jaminan hidup. Kasih Allah itu nampak ketika manusia menolak kehadiran-Nya tetapi Ia masih memberikan kesempatan kepada manusia untuk bertobat dan membaharui relasi dengan diri-Nya.
Kedua, sikap manusia. Manusia bukanlah pemilik tetapi penyewa. Sikap ego yang begitu kuatlah yang membuat manusia lupa akan identitasnya sebagai penyewa. Manusia menolak wewenang Allah sebagai pemilik dan bekerja menurut kepentingan diri.
Ketiga, pola relasi. Relasi antara Allah dan manusia di dalam perikop ini menunjukkan pola relasi kasih di satu pihak dan pengkhianatan pada pihak lain. Puncak dari kasih Allah itu terjadi ketika Ia mengutus Putera-Nya agar relasi itu dapat diperbaiki. Dalam hal ini, Allah menjadi pihak yang memulai inisiatif perdamaian sehingga peluang keselamatan itu tetap terbuka.
Romo Marianus Oktavianus Wega Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana, Roma