HIDUPKATOLIK.COM – Pekan II Prapaskah. Yer. 17:5-10; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 16:19-31.
KISAH tentang orang kaya dan Lazarus mengajarkan beberapa hal penting berikut ini.
Pertama, pengadilan Allah. Kisah ini mengajarkan bahwa setiap perbuatan manusia akan mendapatkan penilaian. Kebahagiaan kekal bagi orang benar dan siksaan abadi bagi pendosa yang tidak bertobat adalah cara Allah untuk menunjukkan sisi keadilan-Nya bagi manusia.
Kedua, sikap mengandalkan Tuhan. Lazarus adalah orang miskin yang menderita dan menjadi simbol pribadi yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Sementara itu orang kaya menjadikan kekayaan sebagai jaminan hidupnya. Dalam hal ini sikap mengandalkan Tuhan adalah pilihan yang bijaksana karena Allah adalah jaminan kehidupan yang bersifat kekal.
Ketiga, nilai solidaritas. Lazarus dalam kisah ini tidak dapat membantu orang kaya yang tengah menderita karena setting kisah ini adalah pengadilan akhir. Itu berarti bahwa sikap solider hanya bisa dilakukan ketika seseorang itu hidup. Solidaritas tidak dapat dilakukan ketika kematian tiba sebab periode tersebut adalah periode pertanggungjawaban atas hidup manusia di dunia.
Romo Marianus Oktavianus Wega Licenciat Teologi Kitab Suci Universitas Urbaniana, Roma