HIDUPKATOLIK.COM – Lebih dari seribu imam dari lebih dari enam puluh negara menghadiri konferensi mengenai pembinaan imam yang sedang berlangsung, menekankan meningkatnya tuntutan pelayanan imam di dunia saat ini dan pentingnya dukungan dan pembelajaran yang berkelanjutan.
Sekitar seribu imam, mewakili lebih dari enam puluh negara berkumpul untuk menghadiri konferensi mengenai pembinaan imam yang sedang berlangsung. Berbicara kepada Vatican News di akhir konferensi, Regina Lynch, Presiden Eksekutif Yayasan Kepausan untuk Bantuan kepada Gereja yang Membutuhkan (ACN), yang mensponsori acara tersebut menyatakan bahwa “saat ini pelayanan imam kepada umat beriman bahkan lebih menuntut.”
Konferensi mengenai pembinaan imam yang sedang berlangsung diadakan pada tanggal 6-10 Februari dengan tema “Kobarkanlah karunia Allah yang kamu miliki (2 Tim 1:6). Indahnya menjadi murid masa kini: formasi tunggal, integral, komunitarian, dan misioner”. Konferensi ini diselenggarakan oleh Dikasteri Vatikan untuk Klerus, Evangelisasi, dan Gereja-gereja Timur.
“Pelayanan kepada umat beriman selalu menjadi tantangan bagi para imam. Di dunia Barat yang sekuler saat ini, tuntutan terhadap hal ini menjadi semakin besar. Mereka harus menghadapi kondisi ekstrim, jarak yang sangat jauh, terkadang hidup dalam situasi perang, tinggal di pusat kota yang sangat menuntut waktu. Saya pikir mudah bagi para imam untuk mengalami kelelahan jika mereka tidak mendapatkan dukungan yang tepat,” kata Presiden Lynch.
“Kita membutuhkan para imam, dan mereka harus berada dalam kondisi yang baik, tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Dan di sinilah pembinaan berkelanjutan terhadap para imam sangatlah penting,” tambahnya.
Presiden Aid to the Church in Need menyampaikan pendapatnya bahwa konferensi lima hari ini memberikan kesempatan kepada para imam untuk berbicara dengan para imam lain dari seluruh dunia tentang praktik terbaik. “Aspek positif dari hal ini adalah mereka dapat belajar dari satu sama lain, namun juga berbagi tantangan menjadi seorang imam saat ini,” katanya.
Lynch menggarisbawahi bahwa ada “suasana yang luar biasa” dan menambahkan, “Sekarang para imam akan kembali ke negara mereka untuk menjadi formator pembinaan berkelanjutan bagi rekan-rekan imam mereka.”
Pawel Rytel-Andrianik (Vatican News)/Frans de Sales